Ciri-Ciri Kreativitas Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Kreativitas

15 Kreativitas merupakan sesuatu yang tidak dapat dipaksakan, namun dapat dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit yang unggul pun memerlukan kondisi yang memungkinkan untuk bibit itu mengembangkan sendiri potensinya. Dengan kata lain kreativitas konstruktif dapat tumbuh dengan adanya dorongan dari kondisi eksternal dari lingkungan. Menurut pengalaman Rogers dalam Utami Munandar 2112: 38 dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. 1 Keamanan Psikologis a Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya b Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam c Memberikan pengertian secara empatis dapat ikut menghayati. 2 Kebebasan Psikologis Jika orang tua atau guru mengizinkan atau memberi kesempatan pada anak untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pemikiran- pemikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan- perasaanya misalnya memukul tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan mengembangkan kreativitas siswa meliputi faktor internal yaitu dorongan dalam diri motivasi diri dan faktor eksternal seperti: lingkungan keluarga, teman sebaya, tempat tinggal, dan lain-lain; suasana pembelajaran; serta metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

d. Identifikasi dan Pengukuran Kreativitas

Basemer dan Treffinger menyatakan bahwa tidak perlu produk itu menonjol dalam semua kriteria. Misalnya nilai cukup tinggi pada semua kriteria sebanding dengan nilai sangat tinggi pada beberapa kriteria dan rendah pada beberapa 16 lainnya. Meskipun demikian ada kecenderungan yang sama yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan ciri-ciri umum dari kreativitas. “Kegiatan evaluasi suatu hasil belajar memerlukan data yang diperoleh melalui kegiatan pengukuran. Kegiatan pengukuran memerlukan alat ukur atau instrument yang diharapkan menghasilkan data yang sahih dan andal.”Djemari Marpadi, 2012:9. Kegiatan pengukuran dapat dilakukan dalam bentuk tugas-tugas rumah, kuis, ulangan tengah semester, dan akhir semester. Kegiatan pengukuran untuk mengukur kreativitas seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara. “Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang press, atau lingkungan yang memberi kesempatan peluang untuk bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitas akan muncul” Utami Munandar, 2012:40. Menurut Dedi Supriyadi 1994:23, ada lima pendekatan yang digunakan untuk menilai kreativitas seseorang. Kelima pendekatan ini adalah: 1 Analisis Obyektif terhadap produk kreatif Pendekatan ini dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya. Kelebihan analisis obyektif adalah metode ini secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu karya kreatif, sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya dapat digunakan terbatas pada produk-produk yang dapat diukur kualitas intrinsiknya secara statistic dan tidak mudah melukiskan kreativitas suatu produk berdasarkan rincian yang benar-benar bebas dari subyektifitas. 2 Pertimbangan Subyektif Pertimbangan subyektif lebih diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Pertimbangan subyektif ini digunakan dengan cara meminta sekelompok pakar untuk menilai kreativitas orang-orang tertentu sesuai dengan bidangnya. Kelebihan pertimbangan subjektif ialah, metode ini praktis penggunaannya, dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, dapat menjaring orang-orang atau produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas yang ditentukan oleh pengukur, dan sesuai dengan prinsip bahwa pada akhirnya kreativitas sesuatu atau seseorang ditentukan oleh apersepsi pengamat yang ahli. Kelemahannya adalah 17 setiap penimbang mungkin mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang disebut “kreatif” itu, dan pertimbangan yang diberikan dapat dipengaruhi oleh factor-faktor lain diluar konteks kreativitas yang dinilai. 3 Inventori Kepribadian Pendekatan ini ditujukan untuk mengetahui kecenderungan- kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau keterkaitan kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas. 4 Inventori Biografi Inventori biografis digunakan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadi, lingkungan, dan pengalaman-pengalaman hidupnya. 5 Tes Kreativitas Tes kreativitas digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuan dalam berpikir kreatif. Beberapa bentuk tes kreativitas antara lain: Test of divergent thinking, creativity test for children, Torrance Test of creative assessment package, tes kreativitas verbal dari Munandar. Tes kreativitas berbeda dengan tes intelegensi, tes intelegensi menguji kemampuan berpikir konvergen, karena itu jawaban yang disediakan benar dan salah. Sedangkan tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir divergen, tidak ada jawaban benar atau salah. Kualitas respon seseorang diukur dari sejauh manakah memiliki keunikan dan berbeda dari kebanyakan orang. Makin unik dan orisinal, makin tinggi skornya. Selain itu yang menjadi kriteria penskoran adalah keluwesan, kelancaran dan kerincian jawaban. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kelima pendekatan tersebut masing-masing dapat dilakukan untuk mengukur kreativitas. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat diterapkan sesuai dengan apa yang seharusnya diukur, baik pribadi, proses, maupun produk kreatifnya. Definisi mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Basemer dan Treffinger dalam Utami Munandar 2012:41-42 menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu 1 kebaruan novelty, 2 pemecahan resolution, serta 3 kerincian elaboration dan sintesis. Masing-