Analisis Risiko Kesehatan Pemodelan Dispersi Pencemar Udara

30 III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Wilayah penelitian ini meliputi Tangerang dan sekitarnya Gambar 10, dengan pusat domain penelitian Kabupaten Tangerang. Namun demikian batas domain penelitian dibuat lebih luas mencakup wilayah Banten dan DKI Jakarta, dengan posisi geografis 7.56º - 5.43º LS dan 105.196º – 107.804º BT, agar dapat mengakomodasi kondisi topografi sekitarnya yang akan mempengaruhi pola angin. Pertimbangan pengambilan wilayah Tangerang dan sekitarnya sebagai lokasi penelitian adalah Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki jumlah industri cukup padat, serta perkembangan kepadatan transportasi yang pesat. Data dari BPS 2014 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 695 buah industri di Kabupaten Tangerang, dan akan ditambah luasnya sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah Tahun 2013-2030. Berdasar data Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD Kabupaten Tangerang, belum ada pengukuran khusus kualitas udara ambien di sekitar wilayah Kabupaten Tangerang. Data yang dimiliki adalah data pengukuran kualitas udara ambien pada masing-masing industri yang tercantum dalam dokumen lingkungan hidup masing- masing industri tersebut. Oleh karena itu menjadi penting untuk dapat memanfaatkan pemodelan sebagai langkah awal mempelajari kualitas udara ambien di wilayah ini. Gambar 10 Peta administratif wilayah kajian 31 Lokasi Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan Kotamadaya Tangerang dan Kota Tangerang Selatan serta DKI Jakarta menyebabkan analisis dispersi spasial pencemar tidak dapat dibatasi hanya Kabupaten Tangerang saja. Wilayah DKI dimasukkan ke dalam wilayah kajian. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi validasi model, wilayah Tangerang belum memiliki data observasi time series untuk validasi model, sehingga validasi dilakukan di wilayah DKI Jakarta menggunakan data observasi time series di DKI Jakarta. Sebaran industri di Kabupaten Tangerang dan lokasi stasiun pengamatan kualitas udara ambien di DKI Jakarta ditampilkan pada Gambar 11. Gambar 11 Sebaran industri di Kabupaten Tangerang dan lokasi stasiun pengamatan kualitas udara ambien DKI Jakarta Periode pemodelan dilakukan pada 2 musim yaitu musim kemarau diwakili oleh bulan Agustus 2014 dan musim hujan diwakili bulan Desember 2014. Pada bulan Agustus diambil 5 hari yaitu tanggal 12 – 17 Agustus, sedangkan untuk Desember diambil 5 hari yaitu tanggal 24 – 29 Desember.

3.2 Data dan Alat

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data emisi antropogenik dan data meteorologi global. Data meteorologi global didapatkan dari National Oceanic Atmospheric Administration NOAA berupa data Global Forecasting Systems GFS periode 12-17 Agustus 2014 dan 24-29 Desember 2014 NOAA 2014. Data ini diakses dari https:www.ncdc.noaa.govdata-accessmodel-datamodel-datasetsglobal-forcast- system-gfs ; atau langsung unduh di ftp:nomads.ncdc.noaa.govGFSGrid4 , dengan skala 0.5 º . 32 Data emisi antropogenik global didapat dari Emission Database for Global Atmospheric Research EDGAR, dengan asumsi laju emisi antropogenik di wilayah kajian minimal setara dengan data tersebut. Ukuran grid yang digunakan adalah 4 km x 4 km, dengan pusat domain di Kabupaten Tangerang. Data lain yang digunakan adalah data hasil observasi kualitas udara ambien dari Stasiun Pengamatan Kualitas Udara SPKU milik Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah BPLHD DKI Jakarta sebanyak 5 stasiun, dan data dokumen lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD Kabupaten Tangerang sebagai data pendukung. Alat analisis dalam penelitian ini berupa perangkat lunak pemodelan WRFChem berbasis Linux dan perangkat lunak untuk visualisasi luaran model menggunakan Grads. Perangkat lain yang membantu adalah seperangkat pengolah data dan pengolah kata. Secara keseluruhan tahapan penelitian ditunjukkan pada diagram alir tahapan penelitian Gambar 12. 3.3 Tahapan Analisis Data

3.3.1 Analisis Dispersi Pencemar menggunakan WRFChem

Model WRFChem terdiri dari 3 tahap utama, yaitu tahap pre-processing menggunakan program WRF Pre-processing System WPS, kemudian tahap analisis meteorologi dan kimia atmosfer menggunakan Weather Research Forecasting WRFV3. Terakhir tahap post-processing menggunakan program ARWpost. Parameter-parameter fisik dan kimia lapisan perbatas, yang berperan dalam proses- proses di atmosfer dilibatkan dalam pemodelan, meliputi proses mikrofisik, proses radiasi, skema fotolisis, mekanisme fase gas dan sebagainya Grell et al. 2005; NCAR 2014. Pilihan ini sangat spesifik, sesuai dengan lokasi penelitian, selengkapnya dapat dilihat pada dokumen panduan untuk pengguna NCAR 2014. Pada penelitian ini pemilihan parameter tercantum pada Tabel 2. Pada tahap akhir dilakukan analisis luaran dengan ARWpost menghasilkan satu file luaran yang dianalisis secara visual maupun angka melalui program Grads. Pada penelitian ini tahapan analisis dibagi menjadi 3 tahap utama : 1 Analisis sebaran spasial dan temporal pencemar PM 10 dan SO 2 secara visual, untuk melihat lokasi-lokasi yang rawan terhadap paparan pencemar dengan konsentrasi maksimum di wilayah kajian dari waktu ke waktu selama periode penelitian. 2 Validasi data luaran model dengan data observasi, meliputi a. Analisis korelasi faktor meteorologi suhu udara dan kecepatan angin permukaan luaran model dan observasi