Analisis paparan pajanan Pemodelan Dispersi Pencemar Udara

28 Gambar 6 Curah hujan rata-rata bulanan periode 2009-2013 a b Gambar 7 Arah angin a bulan November, b bulan April a b Gambar 8 Arah angin a bulan Mei, b Juli 29

2.7.3 Kondisi Kualitas Udara dan Kesehatan Masyarakat

Menurut BPS 2014, jumlah industri kecil dan besar di Kabupaten Tangerang adalah 695 buah. Kecamatan Balaraja, Cikupa dan Pasar Kemis merupakan bagian dari zona industri dan perdagangan, sekaligus merupakan daerah yang cukup padat penduduknya, dan Pasar Kemis merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi Lampiran 2. Namun demikian, Kabupaten Tangerang tidak memiliki data kualitas udara ambien secara kontinu. Data kualitas udara ambien yang ada berupa data yang diukur oleh masing-masing industri dalam rangka pelaporan dokumen lingkungan hidup seperti dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan UKL-UPL. Berdasar data pada tahun 2012-2013, kualitas udara ambien di sekitar industri masih di bawah nilai Baku Mutu Udara Ambien Nasional untuk 24 jam, baik untuk SO 2 365 µg m -3 maupun debu 230 µg m -3 . Namun demikian sebagian besar melampaui nilai Baku Mutu Udara Ambien Nasional 1 tahun, terutama untuk parameter debu 90 µg m -3 . Hal tersebut berarti jika masyarakat tinggal selama 1 tahun dengan konsentrasi pencemar di atas nilai tersebut, kesehatannya akan terpengaruh. Namun demikian data tersebut masih belum cukup valid karena pengukuran dilakukan hanya sesaat, sehingga tidak mewakili kondisi selama 24 jam. Kondisi kesehatan masyarakat berdasar data BPS 2014, Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA masuk kepada 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Tangerang. Sementara di Kecamatan Balaraja penyakit pernapasan cukup tinggi yaitu 13 000 penderita yang tercatat berobat di Puskesmas Balaraja pada tahun 2013, dan ISPA merupakan jenis penyakit pernapasan dengan jumlah tertinggi Gambar 9. Penyakit saluran pernapasan yang jumlahnya di bawah ISPA adalah batuk. Penderita penyakit hipertensi primer juga cukup tinggi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang kerap dikaitkan dengan kondisi lingkungan termasuk pencemaran udara akibat partikulat, SOx maupun NO 2 dan O 3 Choi et al. 2007, Araujo Nel 2009, Sughis et al. 2012. Gambar 9 Jumlah penderita penyakit terkait pernapasan 8945 2130 763 610 272 267 246 211 202 196 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Ju m lah Pe n d e ri ta Jenis Penyakit 30 III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Wilayah penelitian ini meliputi Tangerang dan sekitarnya Gambar 10, dengan pusat domain penelitian Kabupaten Tangerang. Namun demikian batas domain penelitian dibuat lebih luas mencakup wilayah Banten dan DKI Jakarta, dengan posisi geografis 7.56º - 5.43º LS dan 105.196º – 107.804º BT, agar dapat mengakomodasi kondisi topografi sekitarnya yang akan mempengaruhi pola angin. Pertimbangan pengambilan wilayah Tangerang dan sekitarnya sebagai lokasi penelitian adalah Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki jumlah industri cukup padat, serta perkembangan kepadatan transportasi yang pesat. Data dari BPS 2014 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 695 buah industri di Kabupaten Tangerang, dan akan ditambah luasnya sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah Tahun 2013-2030. Berdasar data Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD Kabupaten Tangerang, belum ada pengukuran khusus kualitas udara ambien di sekitar wilayah Kabupaten Tangerang. Data yang dimiliki adalah data pengukuran kualitas udara ambien pada masing-masing industri yang tercantum dalam dokumen lingkungan hidup masing- masing industri tersebut. Oleh karena itu menjadi penting untuk dapat memanfaatkan pemodelan sebagai langkah awal mempelajari kualitas udara ambien di wilayah ini. Gambar 10 Peta administratif wilayah kajian