Pengaruh Faktor Meteorologi terhadap Dispersi Pencemar Udara
18 b.
ungrib mengekstrak data meteorologi dari file format GRIB; menuliskan data dalam format yang sederhana yang disebut intermediate format. File GRIB mengandung
data meteorologi variasi waktu dari model regional atau global lain seperti model NCEP’s dan GFS.
c. metgrid secara horizontal menginterpolasi data meteorologi yang telah diekstrak oleh
ungrib ke dalam domain simulasi yang telah didefinisikan oleh geogrid. Interpolasi
secara vertikal data meteorologi ke WRF eta levels dilakukan dalam program real. Setiap program WPS membaca parameter dari file namelist. Selain itu ada tabel
tambahan yang digunakan untuk program secara individu tetapi tidak perlu diubah oleh pengguna, yaitu file GEOGRID.TBL, METGRID.TBL dan Vtable.
Weather Research Forecasting WRF
Model WRF adalah model meteorologi skala meso yang memberi keleluasaan dalam parameterisasi fisik Planetary Boundary Layer PBL, permukaan lahan dan
proses pembentukan awan cloud processes sesuai kondisi lokal di permukaan. Model ini memiliki program inisialisasi real.exe, program integrasi numerik wrf.exe,
program untuk nesting ndown.exe dan program untuk mengerjakan badai tropis tiruan tc.exe. Perbedaan WRFChem dengan WRF biasa adalah pada WRFChem ada bagian
model kimia yang memerlukan data grid tambahan terkait emisi. Tambahan data ini disediakan oleh WPS dust emission fields atau dibaca selama inisialisasi misal biomass
burning, biogenic emission dan sebagainya, atau selama eksekusi WRF antropogenic emission
, boundary condition, volcanic emission, dan seterusnya. Kesulitan biasanya muncul pada modifikasi kode, konfigurasi model, untuk mendapat bentuk yang tepat
sesuai project. Konfigurasi parameter yang digunakan pada WRFChem adalah seperti pada Tabel 1 Grell et al. 2005, tetapi pilihan parameter harus dipelajari sesuai kondisi
lokasi penelitian. Proses mikrofisik meliputi perhitungan proses presipitasi, awan dan uap air.
Skema radiasi terdiri dari gelombang panjang dan pendek mengakomodasi proses pemanasan atmosfer dan permukaan. Skema surface layer menghitung kecepatan
gesekan dan koefisien pertukaran panas dan kelembaban oleh model land-surface, serta tegangan permukaan di lapisan perbatas. Skema boundary layer bertanggungjawab
terhadap perhitungan fluks vertikal yang disebabkan oleh eddy transport dalam seluruh kolom atmosfer, bukan hanya di lapisan perbatas. Parameter cumulus bertanggungjawab
terhadap perhitungan efek awan konvektif atau awan rendah. Secara teoritis valid untuk
19 ukuran grid 10 km, tetapi kadang-kadang digunakan untuk grid yang lebih kecil dengan
asumsi untuk mendorong atau triggering konveksi.
Tabel 1 Contoh konfigurasi parameterisasi
Proses Pilihan Parameter
Microphysics NCEP 3-class simple ice
Long wave radiation RRTM
Short wave radiation Dudhia
surface layer Monin Obukhov Length
land-surface model OSU
Boundary layer scheme Melor Yamada Janjic TKE
Cumulus Parameterization Bets Miller Janjic
Photolysis scheme Madronich 1987
Gas phase mechanism RADM2 303
Aerosol mode MADE SORGAM
Proses Analisis pada WRFChem
Proses yang dianalisis dalam WRFChem adalah: Proses transport, mekanisme kimia, deposisi kering, Gas-phase Chemistry, perhitungan emisi, parameterisasi aerosol.
Parameterisasi aerosol terdiri dari distribusi ukuran, nucleation, condensation and coagulation
, kimia aerosol dan frekuensi fotolisis. Mekanisme kimia fase gas termasuk di dalamnya proses deposisi asam, contohnya Regional Acid Deposition Model RADM
yang meliputi 57 jenis zat kimia, dan 158 reaksi fase gas, 21 diantaranya reaksi fotolitik Tucella et al. 2012. Proses kimia aerosol salah satunya menggunakan skema MADE
Modal Aerosol Dynamic Model for Europe untuk fraksi inorganik, dan skema SORGAM Secondary Organic Aerosol Model untuk fraksi karbon sekunder.
Visualisasi Hasil Keluaran WRFChem
Bentuk luaran WRFChem adalah dalam bentuk format netCDF, maka NCAR mengeluarkan 4 paket alat visualisasi grafis yaitu : NCL, RIP4, WRF-to-GrADS, and
WRF-to-vis5d. Struktur model dalam WRFChem ditunjukkan oleh Gambar 5.