35 tingkat pekerjaan medium diasumsikan 2.1 m
3
jam
-1
USEPA 1989. Pada analisis ini diasumsikan juga berat badan orang dewasa di Indonesia rata-rata 60 kg, berdasar data
dari Syaifudin et al. 1996. Waktu pajanan 6 jam per hari, dengan pertimbangan jenis pekerjaannya dalam ruangan. Waktu pajan ini akan sangat spesifik bergantung aktivitas
masyarakat. Hasil dan pembahasan analisis risiko kesehatan disampaikan pada Bab VI. Secara keseluruhan tahapan penelitian ditunjukkan pada diagram alir tahapan penelitian
Gambar 12.
Gambar 12 Bagan alir tahapan penelitian
36
IV POLA DISPERSI SPASIAL DAN TEMPORAL PM
10
DAN SO
2
4.1 Pendahuluan
Partikulat dan sulfurdioksida SO
2
adalah pencemar utama dari aktivitas yang berbahan bakar fossil, seperti industri dan transportasi. Kedua pencemar ini memiliki
dampak langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan. Sulfurdioksida bersifat mengiritasi saluran hidung dan tenggorokan, meningkatkan gejala asthma, menurunkan
volume paru-paru, serta dapat merusak jaringan epitel pada saluran udara, memicu penyakit kanker, mendorong peningkatan mortalitas akibat penyakit jantung dan
pernafasan serta meningkatnya pasien gangguan pernapasan dan paru-paru di rumahsakit US Department of Health and Human Services 1998; WHO 2001, Lippmann dan Ito
2006, Tseng et al. 2012. Partikulat memiliki dampak seperti: mengakibatkan radang saluran pernafasan, radang sistemik, penurunan fungsi paru, serta dengan kandungan
kimia di dalamnya dapat memicu penyakit kanker saluran pernafasan Arifin dan Sutomo 2003, WHO 2006, Orru et al. 2009.
Wilayah industri dan perkotaan merupakan wilayah yang berpotensi mengalami pencemaran udara oleh partikulat dan SO
2
, yang berasal dari cerobong industri serta kepadatan lalulintas yang tinggi. Pengelolaan serta pengendalian pencemaran udara
sangat diperlukan agar dampak pencemaran udara tidak terlalu parah. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengenali daerah-daerah yang rawan terhadap pajanan
konsentrasi pencemar yang maksimum. Walaupun konsentrasi tersebut berfluktuasi, tetapi potensi akumulasi pencemar akan terjadi jika faktor meteorologi seperti arah angin
dominan serta kecepatan angin dan stabilitas atmosfer mendukung. Jika terjadi akumulasi pencemar, maka konsentrasi pencemar akan berpotensi melampaui baku mutu udara
ambien, dan risiko pajanan pencemar dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama akan
mengancam kesehatan masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Waktu dan lokasi pemantauan kualitas udara yang representatif merupakan hal penting dalam pengelolaan
kualitas udara. Pemodelan dispersi atau sebaran pencemar menjadi salah satu pilihan untuk
mempelajari pola sebaran pencemar. Pemodelan juga dapat membantu memahami karakteristik kualitas udara setempat serta karakteristik meteorologi yang mendorong
pola dispersi pencemar menjadi khas. Weather Research Forecasting Chemistry WRFChem merupakan integrasi antara model meteorologi dan model kualitas udara