Kondisi Iklim Tinjauan Umum Lokasi Kajian
33 b.
Analisis korelasi konsentrasi pencemar per jam selama periode pemodelan c.
Analisis korelasi konsentrasi pencemar rata-rata diurnal 5 hari pemodelan d.
Analisis korelasi konsentrasi pencemar luaran model rata-rata diurnal 5 hari dengan rata-rata diurnal observasi bulan berjalan dan tahun berjalan
3 Analisis pengaruh faktor meteorologi terhadap konsentrasi pencemar, meliputi faktor
suhu udara, kecepatan angin dan ketebalan lapisan pencampuran Hasil dan pembahasan tahap ini disampaikan pada Bab IV.
Tabel 2 Pilihan skema parameter pada tahap WRF
Proses Skema Parameter nomor pilihan
Microphysics Lin scheme 2
Long wave radiation Skema Rapid radiative Transfer Model RRTMG-4
Short wave radiation RRTMG 4
surface layer Revised MM5 1
land-surface model 5 layer thermal diffusion
1 Boundary layer scheme
YU scheme 1 Cumulus Parameterization
Grell 3D 5 Photolysis scheme
Madronich photolysis-TUV 1 Gas phase mechanism
RADM2 303 Aerosol mode
GOCART simple emission 6 Alasan pemilihan parameter-parameter tersebut antara lain : Lin et al. 1983
merupakan skema mikrofisik yang cukup rumit sophisticated dan yang paling sesuai untuk penelitian, karena meliputi 6 kelompok hydrometeor yaitu uap air, awan cair, hujan,
awan es, salju dan batu es graupel, serta sesuai untuk resolusi yang tinggi. Skema radiasi menggunakan RRTMG, yaitu Rapid radiative Transfer Model terbaru yang
memperhitungkan awan yang bertumpuk. Skema surface-layer menggunakan revised MM5
, menggunakan fungsi stabilitas yang sudah diperbaharui Jimenez et al.2012. Cumulus
parameterization secara teori tidak digunakan untuk pemodelan dengan ukuran grid 10 km, tetapi pada penelitian digunakan, dengan memilih parameter Grell 3D yang
merupakan skema yang memungkinkan digunakan untuk ukuran grid 10 km. 3.3.2 Analisis stabilitas atmosfer berdasar stabilitas statis dTdz dan Richardson
Number Ri
Pada tahap ini stabilitas atmosfer dianalisis menggunakan 2 tipe stabilitas : 1.
Stabilitas statis stabilitas thermal thermal stability
=
−
−
−
−
………………………………………………7
T
n
= suhu udara pada lapisan ke-n K ; z
n
= ketingggian pada lapisan ke-n m
34 Kondisi atmosfer dianalisis hanya dengan melihat peluang bergerak vertikal
berdasar perbedaan suhu udara vertikal. Stabilitas dibagi ke dalam 3 kelas yaitu : a Stabil : dTdz 0; b Netral : dTdz = 0; c Tidak stabil : dTdz 0
2. Stabilitas dinamis
Pada tipe ini kondisi stabilitas tidak hanya ditentukan oleh profil suhu vertikal, tetapi juga oleh profil kecepatan angin. Pendugaan stabilitas atmosfer diwakili
oleh persamaan 1 yang disebut sebagai gradient Richardson number Arya 1999, Wallace Hobbs 2006, Stull 2000 :
� = �
�̅ ��
̅̅̅̅̅ �ȥ
� ̅̅̅̅
�ȥ + �̅̅̅̅
�ȥ
Untuk memudahkan perhitungan,
�… ̅̅̅̅
�ȥ
didekati oleh
∆ … ̅̅̅̅̅
∆ȥ
maka persamaannya menjadi Bulk Richardson Number Stull 1999:
� =
� �
̅̅̅̅
∆� .∆ ∆
+ ∆
…………………………………………………………….. 8
Keterangan : g = konstanta percepatan gravitasi 9.8 m det
-2
; T
v
̅̅̅ = suhu virtual rata-rata K θ
v
= suhu potensial virtual K; ∆ȥ = ketebalan lapisan m
∆U = perbedaan kecepatan angin vektor u antar lapisan mdet
-1
∆V= perbedaan kecepatan angin vektor v antar lapisan mdet
-1
Ri 0 lapisan atmosfer tidak stabil; Ri Rc laminar lemah menjadi turbulen Ri R
f
turbulen menjadi laminar; Rc = 0.21 – 0.25; R
f
= 1.0
Hasil dan pembahasan analisis stabilitas atmosfer ini disampaikan pada Bab V.