Analisis peta sebaran pencemar luaran model WRFChem Validasi model

44 a b Gambar 19 Sebaran SO 2 Desember 2014 a pk.11 WIB b pk 05.00 WIB Potensi akumulasi pencemar di wilayah Jakarta pada malam hari terutama di bulan Agustus, juga didukung oleh kecepatan angin yang rendah. Menurut Yerramilli et al. 2011 pada skala sinoptik, sistem pusat tekanan rendah, dengan kecepatan angin 5 m det -1 , berkaitan dengan konvergensi massa udara dan potensi pengangkatan udara secara vertikal, akan mendorong sebaran pencemar sehingga konsentrasi pencemar menurun. Sementara itu, sistem pusat tekanan tinggi bersamaan dengan angin calm, dan atmosfer menjadi stabil, akan mendorong terjadinya subsidensi, dispersi pencemar turut melemah, sehingga berpotensi terjadi peningkatan konsentrasi pencemar. Jika tidak ada pendorong sinoptik, maka sirkulasi lokal akibat topografi dan variasi tutupan lahan yang akan mengendalikan. Karakteristik permukaan yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pemanasan permukaan, sehingga mengakibatkan perbedaan pola tekanan, dan mempengaruhi gerak udara horizontal maupun vertikal. Pola angin harian Pola angin di lokasi kajian pada bulan Agustus, siang hari angin bertiup dari laut ke arah darat, sebagaimana mekanisme angin darat-laut Gambar 20. Malam hari angin dari arah Selatan mulai bertiup lebih kuat, yang merupakan angin gunung dan menuju ke pusat Kota Jakarta. Di bagian Selatan terdapat Gunung Gede Pangrango dan juga dataran yang lebih tinggi di wilayah Tangerang, sehingga malam hari angin lereng mulai bergerak ke Utara, dan ada kecenderungan menuju ke arah pusat kota, bahkan yang berasal dari Tangerang pun angin bergerak cenderung ke arah Timur Laut. Arah angin tidak langsung menuju laut, pada umumnya pola angin di lepas pantai dominan ke Barat, sehingga seolah terjadi pembelokan, dan pencemar yang terbawa turut berputar. Pada bulan Agustus matahari berada di Utara ekuator, angin dominan adalah angin dari Timur dan Tenggara. 45 Angin dari Timur yang kuat di lepas pantai membuat pencemar terutama PM 10 tidak terbawa ke lautan, sehingga berpotensi terakumulasi di Jakarta. Kota Jakarta dengan karakteristik urban, suhu udara permukaannya pada malam hari cenderung lebih mudah turun, sehingga lebih stabil, dan mengakibatkan pencemar mengendap di perrmukaan. Hasil analisis model menunjukkan bahwa di wilayah daratan Jakarta pada malam hari kecepatan angin cenderung lemah, sehingga hal tersebut menambah potensi terakumulasinya pencemar di permukaan. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 19b. Pada bulan Desember pola angin siang hari hampir sama, tetapi pada malam hari angin darat lebih jelas dan langsung ke laut, lalu mengarah ke Timur Gambar 20. Pada bulan Desember matahari berada di Selatan, sehingga pemanasan permukaan wilayah kajian lebih kuat dibanding bulan Agustus, pola angin darat – angin laut lebih jelas. Pada bulan ini angin Baratan mulai menguat. Siang hari tampak angin dari Utara dan Timur laut, kuat menuju Selatan. Gambar 20 Pola angin harian bulan Agustus a siang hari b malam hari Gambar 21 Pola angin harian bulan Desember a siang hari b malam hari