sehingga pada gilirannya berdampak terhadap hasil tangkapan yang diperoleh. 7 status nelayan yang terlibat akan berimplikasi terhadap perbedaan proporsi
yang diperoleh dalam sistem bagi hasil, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap tingkat perolehan pendapatan nelayan.
Seluruh komponen untuk meningkatkan kinerja kemitraan, mesti ditunjang dengan kondisi kelembagaan kemitraan yang mampu memberikan suasana yang
saling menguntungkan. Dengan demikian pengembangan kapasitas kelembagaan kemitraan harus diarahkan untuk merancang program
pengembangan kelembagaan kemitraan yang mampu memberikan manfaat bagi peningkatan produktivitas kelembagaan, kualitas dampak positif kelembagaan
terhadapa lingkungan semakin baik, kenyamanan tempat bekerja meningkat dan keberlangsungan kelembagaan lebih terjamin.
Dengan adanya kemitraan tersebut sangat diharapkan secara ekonomi akan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan sehingga pada
gilirannya kehidupan ekonomi dan kesejahteraan nelayan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu tentunya program kemitraan akan mempunyai
dampak sosial terhadap masyarakat sekitarnya terutama terhadap perubahan pola penangkapan. Kerangka pemikiran penelitian ini
disajikan pada Gambar 4.
3.2 Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, permasalahan dan kerangka pemikiran yang dikemukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “semakin
baik struktur organisasi, pola koordinasi kelembagaan dan dibarengi oleh pembagian tugas yang jelas dalam kemitraan akan semakin baik kinerja
kemitraan”. Secara spesifik hipotesis yang diajukan adalah : i kemitraan melalui program PEMP akan berdampak pada peningkatan pendapatan
kelompok masyarakat pemanfaat KMP. ii diduga tingginya biaya transaksi yang dikeluarkan dalam kemitraan melalui program PEMP akan memperburuk
kinerja kemitraan. iii realisasi indikator keberhasilan kemitraan melalui program PEMP akan semakin baik. iv respon KMP terhadap kemitraan program PEMP
adalah positif. v faktor-faktor kemitraan usaha yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan kelompok masyarakat pemanfaat KMP peserta
kemitraan adalah biaya operasional, jumlah produksi, harga jual, pengalaman menjadi nelayan dan status nelayan dalam kegiatan penangkapan.
Aturan Main Organisasi
Pelaksana
Operasional kegiatan
Sosialisasi program
Monitoring dan evaluasi
Karakteristik kemitraan
Rumusan kerangka alternatif kelembagaan
kemitraan Masalah-
masalah dalam kemitraan
Pendapatan nelayan
Partisipasi dan persepsi peserta terhadap
kemitraan Biaya-biaya
transaksi
PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN KEMITRAAN
Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian
Bentuk dan strategi
Kegiatan pembinaan
Indikator keberhasilan
kemitraan
Nelayan di Kota Ambon
Pemerintah DKP
KINERJA KELEMBAGAAN
KONSEP KEMITRAAN
PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI KEMITRAAN
USAHA
4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 8 bulan mulai bulan Juni 2008 sampai Januari 2009. Lokasi penelitian bertempat di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan IPB dan di wilayah Kota Ambon. Peta Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Peta lokasi penelitian
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diambil di lapangan berdasarkan wawancara atau observasi bagi peserta kemitraan serta
stakeholders lainnya yang sesuai dengan sasaran penelitian ini. Data primer yang dikumpulkan meliputi informasi yang
berkaitan dengan latar belakang penyelengaraan kemitraan, mekanisme pelaksanaan kemitraan, respon pihak-pihak terkait terhadap kemitraan dan
dampak kemitraan terhadap pendapatan nelayan peserta kemitraan. Sumber
data primer tersebut adalah kelompok masyarakat pemanfaat KMP peserta kemitraan, lembaga ekonomi pengembangan pesisir – mikro mitra mina LEPP-
M3, lembaga yang terkait dengan kemitraan, dinas kelautan dan perikanan, lembaga keuangan, LSM, Perguruan Tinggi, Perusahaan Terbatas , konsultan
manajemen kota KMK, tenaga pendamping desa TPD, tokoh masyarakat kepada desa, tokoh agama. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi hasil-
hasil studi dari pihak lain, laporan tahunan dinas kelautan dan perikanan kota Ambon, laporan evaluasi program PEMP Kota Ambon, pedoman umum PEMP,
statistik perikanan dan sosial ekonomi mengenai informasi wilayah dan karakteristik yang berkaitan dengan sektor perikanan. Sumber data sekunder
tersebut dari berbagai instansi yaitu, dinas kelautan dan perikanan Kota Ambon, BPS Kota Ambon, kantor kecamatan, kantor kepala desa dan lembagainstansi
terkait dengan penelitian.
4.3 Metode Pengumpulan Data