seperti penangkapan, dan penyusunan usaha sederhana. 5 melakukan pendampingan dan pembinaan realisasi kegiatan usaha KMP, mulai dari
pengadaan bahan, rancang bangun, pelaksanaan usaha dan pemasaran hasil usaha serta pemupukan modal. 6 melakukan monitoring dan evaluasi. 7
menyusun laporan bulanan mengenai perkembangan pelaksanaan program PEMP dan laporan insidental apabila ada sesuai dengan keperluankebutuhan
kepada penanggungjawab operasional PEMP.
5.3.3 Kegiatan Pembinaan
Pembinaan untuk kelompok masyarakat pemanfaat KMP dalam hal ini kelompok nelayan, pada awalnya oleh konsultan manajemen kota KMK, yakni
yayasan Hualopu telah dilakukan, tetapi belum dilaksanakan secara konsisten, sementara pembinaan yang dilakukan oleh pihak LEPP-M3 yang sudah
terbentuk sangat kurang bahkan pihak LEPP-M3 belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan dalam kontrak perjanjian. Pada awal pembentukan kelompok
LEPP-M3 berjanji untuk selalu mendampingi kelompok, tetapi realisasinya hanya tiga kali mengadakan pertemuan dengan kelompok, sedangkan pertemuan-
pertemuan lainnya yang dilakukan LEPP-M3 dengan ketua kelompok KMP cenderung tidak diketahui oleh anggota kelompok. Sejak bulan pertama dan
kedua pelaksanaan kemitraan, kondisi kelompok masih berjalan sesuai yang diharapkan. Tetapi kemudian kondisi kelompok menjadi tidak berfungsi
sebagaimana layaknya kelompok. Di sisi lain kita ketahui bahwa perubahan perilaku nelayan akan membutuhkan waktu yang lama.
Proses perubahan sumberdaya manusia kelompok nelayan peserta kemitraan melibatkan banyak usaha dan tenaga. Usaha-usaha pendidikan yang
lazim dikenal dengan nama pembinaan, yang di dalamnya tidak lain adalah kegiatan proses komunikasi persuasif, merupakan salah satu faktor yang dapat
memainkan peranan penting dalam menimbulkan perubahan sumberdaya manusia.
Keterlibatan nelayan sebagai pengelola sumberdaya perikanan laut tidak dapat dilepaskan dari tujuan utama pemilihan lapangan pekerjaan yaitu
memperoleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Nelayan merupakan human investment yang jika dimanfaatkan dengan maksimal
dan disertai dengan pengalokasian yang serasi akan memberikan pengaruh terhadap perbaikan hidup dan peningkatan hasil usaha.
Pembinaan adalah suatu sistem pendidikan non formal untuk mengubah perilaku pengetahuan, sikap dan ketrampilan, agar mampu berperan sesuai
dengan kedudukannya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Pembinaan terhadap kelompok nelayan dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil
tangkapan baik kuantitatif maupun kualitatif dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan. Selain itu pembinaan kelompok nelayan
juga adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan nelayan dalam pengetahuan teori dan ketrampilan usaha.
Berdasarkan kenyataan, hasil penelitian tentang kurangnya pembinaan yang terjadi terhadap kelompok masyarakat pemanfaat KMP, menyebabkan
saling tidak percaya antara anggota kelompok nelayan dan ketua kelompok, bahkan terhadap mitra LEPP-M3. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu
dibuat rencana kerja kelompok dengan jelas, pertemuan-pertemuan kelompok dan hak serta kewajiban setiap anggota kelompok. Sesuai pendapat Anwar
1997 mengatakan untuk mengatasi sifat pembonceng free rider baik dalam sumberdaya alam maupun kelompok, maka harus dibuat pembagian hak dan
kewajiban yang jelas antara setiap anggota kelompok. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh untuk membenahi kelompok antara lain merealisiasi dan
mengembangkan tugas dan peran kelompok sekaligus memperkuat posisi tawar bargaining position kelembagaan kelompok tersebut untuk masa yang akan
datang, diantaranya : 1. Pemilihan ketua kelompok dilakukan oleh semua anggota kelompok dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh mitra. 2.
Memberikan kewajibantanggungjawab yang jelas kepada ketua kelompok agar dapat dilakukan evaluasi. 3. Menggali potensi sosial yang berkembang pada
masing-masing peserta dan mengembangkannya di dalam kelompok.
5.3.4 Monitoring dan Evaluasi