Isu-Isu Spesifik Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

7.1.6 Isu-Isu Spesifik Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Satu-satunya karakteristik sumberdaya dalam kelompok isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan ialah isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan. Dalam kerangka kerja pengembangan kelembagaan dapat digambarkan dalam empat komponen kunci : 1 pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, 2 praktek-praktek dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, 3 resolusi konflik atas sumberdaya perikanan dan 4 pelaksanaan peraturan pengelolaan sumberdaya perikanan. Gambaran tentang kelompok isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan diuraikan berdasarkan kondisi eksisting yang teridentifikasi menurut setiap komponen kuncinya. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan masih terpusat pada organisasi LEPP-M3 bersama dinas kelautan dan perikanan Kota Ambon, sementara KMP hanya sebagai media untuk sosialisasi, sedangkan pengelolaannya di bawah kendali organisasi LEPP-M3 dan dinas kelautan dan perikanan sebagai dewan pembina. Dalam prakteknya, pengelolaan sumberdaya perikanan dilakukan konsensus secara menyeluruh di tingkat KMP, namun demikian konsensus ini sama sekali tidak tertuang secara tertulis. Bila dalam praktek pengelolaan terjadi konflik atas sumberdaya perikanan, maka mekanisme penyelesaiannya di tingkat pengurus KMP dan proses penyelesaian konflik juga diketahui oleh pengurus LEPP-M3. Walaupun mekanisme penyelesaian konflik belum tertulis, namun penyelesaian konflik masih memperhatikan aspek-aspek keseimbangan atau pemerataan tanpa ada pemihakan terhadap pihak-pihak yang berkonflik. Untuk kepentingan penyelesaian konflik dan pemberlakuan aturan dan norma di KMP, pengurus LEPP-M3 dan dinas kelautan dan perikanan cenderung memegang kuat aturan yang berlaku. Namun masih banyak kendala yang ditemukan dalam mengontrol pemberlakuan aturan-aturan dimaksud mengingat cakupan wilayah yang sangat luas dan akses yang tidak sama untuk semua wilayah. Hal ini mendorong terjadi inkonsistensi penegakan aturan yang ditetapkan LEPP-M3. Kusnadi 2002 mengatakan bahwa persepsi dominan terhadap eksistensi sumberdaya perikanan sebagai sumberdaya milik umum telah mendorong kebebasan yang penuh untuk memanfaatkannya. Demikian pula masih kuatnya pandangan sebagian masyarakat kita bahwa sumberdaya perikanan tidak akan pernah habis, telah menderaskan arus eksploitasi. Atas dasar persepsi-persepsi tersebut, setiap individu atau kelompok masyarakat akan berupaya keras merealisasikan kepentingan-kepentingan mereka melalui eksploitasi sumberdaya perikanan secara optimal. Jika keadaan demikian terus berlangsung tanpa kontrol sosial yang intensif, kelangkaan dan kerusakan sumberdaya perikanan serta akibat-akibat serius yang akan ditimbulkan menjadi sulit dihindari. Dengan skala yang beragam, konflik sosial, baik terbuka maupun laten antar kelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumberdaya perikanan akan terjadi. Berasarkan hasil penelitian terhadap komponen kunci yang termasuk dalam sumberdaya isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan, dijumpai tiga kompoen kunci berada pada tahap perkembangan sedangkan satu komponan kuncinya berada pada tahap permulaan. Ketiga kompoenen kunci tersebut masing masing adalah komponen kunci praktek-praktek pengelolaan sumberdaya perikanan berada pada tahapan perkembangan, yakni terdapat konsensus umum tentang praktek-praktek pengelolaan dan hak pemakaian sumberdaya perikanan, namun peraturan ini belum tertulis secara sistematik. Komponen kunci resolusi konflik atas sumberdaya perikanan berada pada tahapan perkembangan, yakni di tingkat masyarakat tersedia mekanisme untuk menyelesaikan konflik atas sumberdaya perikanan, tetapi akses tidak merata bagi semua warga dan pelaksanaannya sering tidak neltral. Komponen kunci pelaksanaan peraturan pengelolaan sumberdaya perikanan berada pada tahap perkembangan, yakni penegakan norma, peraturan dan regulasi tidak konsisten ditegakan. Sedangkan komponen kunci pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan masih berada pad tahapan permulaan, yakni tidak ada pendekatan yang sistemik untuk melibatkan seluruh masyarakat dalam pengambilan keputusan menyangkut pengelolaan sumberdaya perikanan.

7.2 Tingkat Perkembangan LEPP- M3