Sumberdaya Eksternal LEPP-M3 4 Sumberdaya Keuangan LEPP- M3

lengkap dan sulit dipahami, komponen kunci transparansi keuangan berada pada tahapan permulaan, yakni dari segi transparansi manajemen masyarakat pengguna sumberdaya perikanan tidak mengetahui penghasilan organisasi, meraca keuangan, operasi dan badan pengelola, dan komponen kunci pengendalian kas juga masih berada pada tahapan permulaan, yakni tidak ada prosedur yang jelas untuk pembayaran dan penerima uang serta komponen kunci audit juga masih berada pada tahapan permulaan, yakni audit tidak dilaksanakan.

7.1.5 Sumberdaya Eksternal LEPP-M3

Kemitraanhubungan dengan instansi terkait seperti bank dan masyarakat merupakan karakteristik sumberdaya dari sumberdaya eksternal dalam analisis ini. Dalam kerangka kerja pengembangan kelembagaan dapat digambarkan dalam tujuh komponen kuncinya yaitu : 1 publik mengenali organisasi, 2 kemampuan bekerjasama dengan masyarakat lokal, 3 advokasi masyarakat lokal, 4 komunikasi badan pengelola, 5 kemampuan bekerja dengan pemerintah, 6 kemampuan untuk mengakses sumberdaya lokal dan 7 kemampuan kerjasama dengan NGO. Gambaran tentang kemitraanhubungan dengan masyarakat diuraikan berdasarkan kondisi eksisting yang teridentifikasi menurut setiap komponen kuncinya. Hasil penelusuran yang dilakukan atas kerjasama yang terbangun antara LEPP-M3 dengan bank, ternyata belum didasarkan pada kemampuan kerjasama organisasi LEPP-M3 dalam rangka pengembangan usahanya, tapi semata-mata hanya karena bank merupakan lembaga yang ditunjuk oleh departemen kelautan dan perikanan dalam menyalurkan dana DEP bagi kelompok masyarakat pemanfaat. Dalam operasionalisasinya, anggota pengurus LEPP-M3 dapat mengembangkan kegiatan yang memihak masyarakat, namun usaha untuk promosi kepentingan masyarakat masih sangat lemah, bahkan tindakan promotif sama sekali tidak pernah dilakukan oleh pengurus LEPP-M3. Di sisi lain, pengurus LEPP-M3 telah berusaha mengkomunikasikan kegiatan dengan pihak lain, namun komunikasi ini tidak dapat berlanjut dengan baik, karena kapasitas pengurus LEPP-M3 yang masih lemah dalam mengembangkan komunikasi terutama tentang pengembangan kelompok masyarakat pemanfaat. Secara kelembagaan, organisasi LEPP-M3 pernah melakukan kerjasama dengan pemerintah, baik pemerintah kabupaten, maupun pemerintah propinsi. Walaupun kerjasama ini hanya bersifat insidentil dan umumnya berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaran organsiasi LEPP-M3. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan organisasi, sumberdaya lokal seperti sumberdaya manusia masih dapat diakses dengan baik oleh LEPP-M3, namun menyangkut dukungan finansial dan sumber-sumber kredit lokal masih sulit dijangkau. Hal ini lebih disebabkan karena ketidaktahuan cara untuk mengakses sumber-sumber kredit dan dukungan finansial, disamping adanya keengganan untuk mengaksesnya. Sedangkan hubungannya dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat NGO sudah pernah dilakukan, misalnya dengan LSM Hualopu dan Camar, yang dalam hal ini bertindak sebagai konsultan manajemen kota KMK. Berdasarkan uraian di atas, maka penilaian terhadap komponen kunci yang termasuk dalam sumberdaya eksternal, dari hasil penelitian berdasarkan kriteria untuk setiap tahapan progresif ternyata dua komponen kuncinya, yaitu publik mengenali organisasi berada pada tahapan perkembangan, yakni organisasi dikenal di lingkungan masyarakat lokal, tetapi tidak melakukan upaya untuk mempromosikan kegiatan organisasi maupun pembangunan yang berkelanjutan kepada masyarakat umum dan para penentu kebijakan kunci, dan kemampuan bekerja dengan pemerintah, telah berada pada tahapan perkembangan, yakni hubungan cukup ramah, kadang-kadang terjadi kerjasama untuk pekerjaan dan kegiatan spesifik. Sementara komponen kunci lainnya yaitu kemampuan bekerjasama dengan masyarakat lokal masih berada pada tahapan permulaan, yakni organisasi berkedudukan dan dikendalikan dari desa induk yang jauh dari lapangan, atau bertumpu pada struktur yang top down. Komponen kunci advokasi masyarakat lokal juga masih berada pada tahapan permulaan, yakni badan pengelola tidak melakukan apapun untuk mewakili kepentingan masyarakat lokal. Komponen kunci komunikasi badan pengelola masih berada pada tahapan permulaan, yakni komunikasi antar badan pengelola dengan komunitas lain mengenai isu pengelolaan sumberdaya perikanan hampir tidak ada. Selanjutnya komponen kunci kemampuan untuk mengakses sumberdaya lokal juga masih berada pada tahapan permulaan, yakni kegiatan kegiatan organisasi tidak memiliki hubungan dengan sumber- sumber kredit lokal, sumberdaya lain, dukungan finansial ataupun sumberdaya manusia, dan komponen kunci kemampuan kerjasama dengan NGO jauga masih berada pada tahapan permulaan, yakni organisai belum memiliki pengelaman kerjasama dengan NGO. Tidak dikenal atau dipercaya oleh NGO.

7.1.6 Isu-Isu Spesifik Pengelolaan Sumberdaya Perikanan