Seorang vegetarian tidak hanya dilatar belakangi oleh alasan kesehatan serta spiritual dalam perilaku keseharian. Mereka menambahakan alasan
lingkungan, ekonomi dan moral sebagai faktor yang mempengaruhi pola konsumsinya. Pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.
Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan
perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya. Hal ini tentunya berkaitan dengan konsep diri mereka sebagai seorang vegetarian.
2.4 Gambaran Konsep Diri Vegetarian
Mead Burns, 1993 : 19 berpendapat bahwa konsep diri sebagai obyek timbul didalam interaksi sosial sebagai suatu hasil perkembangan dari perhatian
individu tersebut mengenai bagaimana orang lain berinteraksi kepadanya. Sehingga individu tersebut dapat mengantisipasi reaksi orang lain agar bertingkah
laku dengan pantas dan individu mampu belajar untuk menginterpretasikan lingkungannya sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang lain.
Seorang vegetarian terlahir dalam sebuah keluarga, dimana keluarga tersebut merupakan lingkungan awal individu belajar berinteraksi dan
membentuk konsep dirinya. Individu akan mempelajari perilaku serta membentuk karakternya yang dibangun berdasarkan proses interaksinya dengan keluarga.
Disamping itu lingkungan sosial di sekitar tempat tinggal individu juga akan ikut membantu pembentukan awal konsep diri individu tersebut.
Menurut Pudjiyogyanti dalam Muthi
masyarakat
Keluarga
individu
terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Dalam berinteraksi ini, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan
yang diberikan tersebut, akan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri.
Gambar 2.1. Terbentuknya Konsep Diri Vegetarian
Terdapat tiga aspek yang mendasari dalam pembentukan konsep diri, antara lain : faktor pengetahuan, dimana individu mengetahui secara penuh
tentang dirinya baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pengetahuan tentang diri individu tersebut dapat diperoleh dari keluarga, teman, maupun lingkungan
sekitarnya dimana individu mendapatkan informasi tentang gambaran dirinya. Konsep diri seorang vegetarian merupakan produk sosial yang dibentuk
melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan hasil dari eksplorasi individu
terhadap lingkungan serta refleksi dari dirinya dan yang diterima dari orang lain. Individu belajar dan mendapatkan pengetahuan mengenai gaya hidup vegetarian
dari proses pencarian informasi yang dilakukannya, yang kemudian akan memunculkan pencitraan dalam diri individu itu sendiri mengenai dirinya
Menjadi vegetarian merupakan pilihan hidup bagi individu yang menjalaninya. Pilihan terhadap gaya hidup vegetarian tersebut tentunya tidak
sedikit memunculkan permasalahan dalam interaksi sosial individu tersebut. Individu akan memperjuangkan keyakinan dan prinsip yang dimilikinya agar
tetap bertahan menjadi seorang vegetarian atau agar individu tersebut berhasil mencapai tujuannya dalam menjalankan gaya hidup vegetarian. Hal ini tentunya
juga berkaitan dengan faktor harapan, individu memiliki harapan tentang dirinya di masa depan terhadap gaya hidupnya saat ini.
Faktor penilaian merupakan komponen pembentukan konsep diri yang cukup signifikan. Terkadang antara harapan dan kenyataan tidak seiring berjalan,
sehingga terjadi penilaian dalam diri individu seberapa besar individu tersebut menghargai keadaannya sekarang. Hal ini menyangkut evaluasi diri individu
tersebut, seberapa besar ketidak-sesuaian antara gambaran diri ideal yang dimiliki individu dengan keadaan diri individu sekarang atau diri aktual. Gaya hidup
merupakan suatu bentuk perlawanan simbolik atau kompensasi dari inferioritas atau kekurangsempurnaan tertentu.
Konsep diri seorang vegetarian kemungkinan dapt berkembang menjadi konsep diri positif maupun negatif. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua
mampu menciptakan konsep diri yang baik. Penerimaan lingkungan teman sebaya menjadi langkah awal dalam mempersiapkan seseorang menuju
kedewasaan dan mempengaruhi konsep diri selanjutnya. Penilaian masyarakat tentang keadaan seseorang berpengaruh pada diri individu dalam melakukan
interaksi sosial di lingkungannya. Segala sanjungan, pujian, dukungan, dan
penghargaan akan menyebabkan penilaian postif terhadap diri vege. Seorang individu yang memiliki penilaian diri positif, ia akan mampu menerima segala
sesuatu yang ada pada diri sendiri dan dapat menerima orang lain secara apa adanya. Individu dapat tampil ke depan dengan bebas dan dapat membuat
kehidupan menjadi lebih menarik, sehingga individu tersebut dapat bertindak dengan berani dan spontan serta mampu memperlakukan orang lain dengan baik,
hangat dan hormat. Sedangkan ejekan, cemoohan, dan sindiran oleh orang lain terhadap gaya hidup vegetarian yang dijalani individu akan menyebabkan
penilaian negatif terhadap diri vege itu sendiri. individu cenderung merasa tidak percaya diri, ia akan mudah mengeluh serta tidak puas terhadap kenyataan yang
dihadapinya dan tidak jarang juga cenderung melakukan konfrontasi dengan orang lain. Individu akan sangat peka terhadap kritik mengenai gaya hidup yang
dijalaninya, karena penerimaan yang kurang baik pada individu itu sendiri. Hal ini tentunya akan mempengaruhi perkembangan konsep diri pada diri individu,
individu dapat memiliki konsep diri positif atau negatif, tergantung bagaimana individu tersebut memperjuangkan keyakinan dan prinsip yang dimilikinya
mengenai gaya hidup yang sudah dipilihnya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dinamika terbntuknya konsep diri
pada pelaku gaya hidup vegetarian dapat digambarkan melalui gambar dinamika psikoligi berikut ini.
2.5 Dinamika Psikologi