Sumber-Sumber Konsep Diri Konsep diri

menginginkan dirinya sendiri menjadi individu yang ideal dan bagaimana gambaran serta pandangan orang lain tentang diri individu itu sendiri.

2.1.2 Sumber-Sumber Konsep Diri

Burns 1993 : 189-209 menyebutkan beberapa faktor yang menjadi sumber pembentukan konsep diri seseorang, antara lain : 1. Diri Fisik dan Citra Tubuh Citra tubuh merupakan gambaran yang dievaluasikan mengenai diri fisik. Perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan tubuh dan citra tubuh menjadi inti dari konsep diri. Di dalam tahun pertama dari kehidupan, tubuh dan penampilan merupakan hal yang penting dalam mengembangkan pemahaman tentang konsep diri seseorang. Setiap individu tidak dapat melihat tubuhnya kecuali bila menggunakan cermin yang dapat memantulkan bayangan tubuh. Begitu pula halnya dengan citra fisik yang hanya dapat terbentuk melalui refleksi dari orang lain. Pandangan dari individu lain mengenai keadaan fisik yang dilihat menyebabkan adanya dimensi tubuh yang ideal. Dimensi mengenai bentuk tubuh yang ideal dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain dan dapat pula dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu. Pada umumnya individu beranggapan bahwa bentuk tubuh laki-laki yang ideal adalah atletis, berotot dan kekar, sedangkan bentuk tubuh wanita yang ideal adalah langsing tanpa ada lemak. Dengan adanya dimensi tubuh ideal sebagai patokan maka setiap individu beranggapan bahwa individu tersebut akan mendapat tanggapan yang positif dari individu lain apabila berhasil mencapai patokan tubuh yang ideal. Kegagalan dan keberhasilan individu untuk mencapai patokan ideal yang telah ditetapkan oleh masyarakat merupakan keadaan yang sangat mempengaruhi pembentukan citra fisiknya. Seperti, tubuh yang tinggi, berotot dan atletis dianggap sebagai karakteristik positif dan pelindung bagi diri sendiri dan lingkungannya. Tubuh yang gemuk dan pendek sering mendapat citra yang negatif yaitu jelek dan tidak dapat diandalkan. Tinggi badan, berat badan, warna kulit, pandangan mata dan proporsi tubuh menjadi sedemikian erat dengan sikap-sikap terhadap diri sendiri dan perasaan tentang kemampuan pribadi dan kemampuan untuk menerima keberadaan orang lain. Tubuh merupakan bagian dari individu yang terlihat dan dapat dirasakan dimana merupakan ciri yang khas dalam mempersepsikan tentang diri sendiri. 2. Keterampilan Berbahasa Perkembangan bahasa akan membantu perkembangan konsep diri. Selain itu, simbol-simbol bahasa juga dapat membentuk dasar dari pandangan tentang diri. Penggunaan bahasa verbal dapat membedakan individu satu dengan individu yang lain. Individu dapat menyebut dirinya sendiri dengan kata dan individualitasnya. Perbendaharaan bertambah seiring dengan pertambahan usia individu dan kemampuan untuk menerima keadaan orang lain. Pemakaian dan ketepatan kata-kata yang bertambah mencerminkan kemampuan yang bertambah dari individu tersebut untuk memahami dirinya sendiri sebagai seorang individu dengan mempunyai perasaan, kebutuhan- kebutuhan dan sifat-sifat. 3. Tanggapan dari Orang-orang yang Dihormati Selain citra tubuh dan keterampilan berbahasa, konsep diri juga dapat dipengaruhi oleh tanggapan dari orang yang dihormati. Orang-orang yang dihormati memainkan sebuah peranan yang menguatkan dalam definisi diri. Adapun orang-orang yang dihormati dan menjadi sumber konsep diri adalah: 1 Orangtua Orangtua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan konsepsi diri karena orangtua merupakan sumber otoritas dan sumber kepercayaan. Orangtua merupakan sumber utama dalam memberikan kasih sayang. Perhatian, dan penerimaan pada anak-anaknya. Segala hal yang didapatkan dari orangtua akan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak. Kasih sayang dan penerimaan orang tua dapat dirasakan oleh anak-anak melalui isyarat, verbalisasi dan tanda dari orang tua. Pengalaman mengenai kasih sayang ataupun penolakan, setuju atau tidak setuju dari orang tua menyebabkan individu dirinya dan bertingkah laku dengan cara yang sama. Anak mempercayakan persepsi diri kepada pengalaman yang dialami langsung tentang diri secara fisik dan reaksi dari orang yang dihormati terutama orangtua. 2 Teman Sebaya Kelompok teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap individu. Kelompok teman sebaya mampu menumbuhkan perasaan harga diri, memberikan dukungan, kesempatan untuk mempraktekkan dan melatih diri dalam menyiapkan masa pendewasaan selanjutnya. Dalam bersosialisasi dengan teman sebaya, individu dituntut untuk melakukan kegiatan yang ada dalam kelompok itu. Individu akan merasa bangga bila dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kelompok dan sebaliknya individu akan merasa gagal, bersalah dan mendapatkan celaan apabila tidak dapat melaksanakan tugas yang telah ditargetkan dalam kelompok itu. Hal ini akan mempengaruhi konsep diri individu. Sumber informasi untuk konsep diri adalah interaksi individu dengan orang lain. Individu menggunakan orang lain untuk menunjukkan siapa dia Cooley dalam Calhoun Acocella, 1995 : 77. Individu membayangkan bagaimana pandangan orang lain terhadapnya dan bagaimana mereka menilai penampilannya. Penilaian pandangan orang lain diambil sebagai gambaran tentang diri individu. Orang lain yang dianggap bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah menurut Calhoun dan Accocela, 1995 : 77 : 1. Orang tua Orang tua memberikan pengaruh yang paling kuat karena kontak sosial yang paling awal dialami manusia. Orang tua memberikan informasi yang menetap tentang diri individu, mereka juga menetapkan pengharapan bagi anaknya. Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai diri sendiri. 2. Teman sebaya Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua setelah orang tua terutama dalam mempengaruhi konsep diri anak. Masalah penerimaan atau penolakan dalam kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap diri anak. 3. Masyarakat Masyarakat punya harapan tertentu terhadap seseorang dan harapan ini masuk ke dalam diri individu, dimana individu akan berusaha melaksanakan harapan tersebut. 4. Hasil dari proses belajar Belajar adalah merupakan hasil perubahan permanen yang terjadi dalam diri individu akibat dari pengalaman Hilgard Bower, dalam Calhoun Acocella; 1995 : 79. Pengalaman dengan lingkungan dan orang sekitar akan memberikan masukan mengenai akibat suatu perilaku. Akibat ini bisa menjadi berbentuk sesuatu yang positif maupun negatif. Karena konsep diri adalah hasil belajar. Belajar ini berlangsung terus setiap hari, biasanya tanpa kita sadari. Dalam mempelajari konsep diri, ada tiga faktor utama yang harus dipertimbangkan: 1. Asosiasi John Locke, adalah orang yang pertama kali menunjukkan bahwa kita cenderung berpikir melalui asosiasi. Asosiasi yaitu mempelajari hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Jika seseorang telah mengalami hal x dan y bersama-sama di waktu lampau, maka pemikiran atau pengalaman x pada kesempatan berikutnya akan mengungkit kembali pemikiran y. Belajar melalui asosiasi merupakan alasan dasar dari kondisi seseorang sebagai makhluk sosial yang sangat berpengaruh pada konsep diri individu. 2. Akibat Belajar lewat akibat sebagian besar mempengaruhi penciptaan standar individu untuk diri individu sendiri dan akbiatnya, penilaian akan diri individu sendiri. Idealnya diri individu, dan sebagai akibatnya, harga diri individu, sebagian besar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengalami berbagai akibat. Ukuran yang dipakai individu untuk menilai dirinya adalah hadiah dan hukuman yang dialami pada waktu yang lalu. Sebagai contoh jika seorang anak mendapatkan prestasi atau ranking disekolahnya anak akan mendapatkan pujian dan hadiah, akibatnya di masa mendatang jika anak tersebut mengalami suatu keberhasilan anak tersebut akan memuji dirinya sendiri dan akan menyalahkan dirinya sendiri jika dia mengalami kegagalan terhadap suatu prestasi yang ingin dicapainya. 3. Motivasi Apa yang seseorang pelajari sebagian besar tergantung pada apa yang sedang memotivasi diri seseorang itu sendiri. Motivasi merupakan keadaan yang membangkitkan hal-hal yang dialami seseorang ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Singkatnya, semakin tinggi hadiah yang diberikan, maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan hadiah tersebut. Sebagai contoh, semasa anak-anak individu dimotivasi untuk menempatkan penerimaan dari orang tua dengan belajar mengerjakan hal-hal yang membuat orang tua senang. Berdasarkan dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi pembentukan konsep diri ada beberapa hal, antara lain orang tua sebagai keluarga, teman sebaya, masyarakat, proses belajar yang meliputi asosiasi, akibat dan motivasi. Kasih sayang dan perhatian orang tua mampu menciptakan konsep diri yang baik. Penerimaan lingkungan teman sebaya menjadi langkah awal dalam mempersiapkan seseorang menuju kedewasaan dan mempengaruhi konsep diri selanjutnya. Penilaian masyarakat tentang keadaan seseorang berpengaruh pada diri individu dalam melakukan interaksi sosial di lingkungannya. Mempelajari hal-hal yang didapatkan dari pengalaman dan hasil berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar mempengaruhi konsep diri seseorang melalui proses belajar. Di dalam proses belajar ini, individu dapat bersosialisasi merasakan akibat dan memotivasi diri untuk membentuk konsep diri tertentu.

2.1.3 Aspek-Aspek Konsep diri