BAB 3 METODE PENILITIAN
Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dapat mempengaruhi keefektifan dan keefisienan suatu
penelitian. Metode penelitian yang digunakan harus sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang hendak dicapai.
3.1 Pendekatan Penelitian
Prosedur pelaksanan suatu penelitian haruslah didasari dengan metode penelitian yang ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara
sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah. Berdasarkan jenis masalah yang diteliti dan tujuannya, penelitian ini
menggunakan pendekatan atau metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2006: 4 menerangkan bahwa
penelitian kualitatif merupakan
Alasan menggunakan metode kualitatif yaitu karena dalam penelitian ini tidak berusaha untuk memanipulasi setting penelitian. Data dikumpulkan dari
latar yang alami natural setting sebagai sumber data langsung. Selain itu, permasalahan yang akan dibahas tidak berkenaan dengan angka-angka seperti
pada penelitian eksperimen maupun kuantitatif, melainkan melakukan studi secara mendalam terhadap suatu fenomena dengan mendeskripsikan masalah
secara terperinci dan jelas berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian. Adapun masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah konsep diri
pelaku vegetarian, dengan tujuan untuk mendeskripsikan dinamika psikologis, gaya hidup dan konsep diri pelaku vegetarian. Oleh karena itu, penelitian
kualitatif ini diarahkan pada latar dan karakteristik individu tersebut secara menyeluruh sehingga individu atau organisasi dipandang sebagai bagian dari
suatu keutuhan, bukan dikategorikan ke dalam variabel atau hipotesis. Hasil penelitian diarahkan dan ditekankan pada upaya memberi gambaran seobjektif
dan sedetail mungkin tentang keadaan yang sebenarnya dari objek studi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan desain
studi kasus. Menurut Salim, A 2006:93 penelitian dengan studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu
kasus case dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Alasan menggunakan desain studi kasus, karena :
1. Studi kasus bertujuan untuk memperoleh pengertian yang mendalam
mengenai situasi dan makna sesuatu atau subyek yang diteliti. 2.
Lebih mementingkan proses, konteks, menemukan sesuatu.
3. Studi kasus berusaha mendeskripsikan dan menganalisa secara lebih
intensif terhadap satu unit tunggal atau satu system terbatas seperti seseorang individu, suatu program, suatu peristiwa, suatu intervensi,
suatu komunitas. 4.
Peneliti mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya selama periode waktu tertentu secara terus menerus.
Menurut Mooney 1988 dalam Salim, A 2006:94-95 studi kasus dapat dilihat sebagai empat macam model pengembangan yang terkait dengan model
analisisnya, yaitu: 1.
Studi Kasus Tunggal dengan Single Level Analysis: studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu
masalah penting. 2.
Studi Kasus Tunggal dengan Multi Level Analysis: studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan berbagai
tingkatan masalah penting. 3.
Studi Kasus Jamak dengan Single Level Analysis: studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu dengan satu
masalah penting. 4.
Studi Kasus Jamak dengan Multi Level Analysis: studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan atau kelompok individu dengan berbagai
tingkatan masalah penting. Dalam Penelitian ini menggunakan desain studi kasus tunggal dengan
single level analysis yaitu studi kasus yang digunakan untuk menyoroti perilaku
individu atau kelompok individu dengan satu masalah penting Salim, 2006: 121. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa studi kasus merupakan pendekatan
untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar Salim, 2006:
118. Penelitian ini melalui pendekatan studi kasus berusaha untuk menyoroti suatu gambaran dinamika psikologis seperti suatu keputusan atau seperangkat
keputusan, proses pencapaian konsep diri dan gambaran perilaku keseharian secara menyeluruh yang dialami oleh subjek penelitian mengenai bagaimana
penerapan dan hasil yang diperoleh dalam menjalani gaya hidup. Berdasarkan keunikan yang akan ditemui dari studi kasus mengenai
konsep diri pelaku gaya hidup vegetarian memberikan gambaran mengenai latar belakang yang mendasari, serta gambaran mengenai diri dari individu, perilaku-
perilaku yang khas dari kasus ataupun status individu yang kemudian sifat-sifat tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hal inilah yang menjadi
alasan untuk mengambil metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dalam memberikan gambaran pada penelitian ini.
Tujuan studi kasus dan penelitian lapangan adalah mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada
suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas Azwar, 2003 : 8. Adapun alasan peneliti menggunakan metode studi kasus karena
penelitian ini meneliti kasus yang sudah ada dan peneliti ingin meniliti secara kualitas sehingga penelitian ini dapat dilakukan secara lebih mendalam dan
bersifat lebih fleksibel. Peneliti ingin menghasilkan data yang tidak berupa angka
melainkan data yang nyata yang berupa kata-kata dan perilaku yang telah diamati oleh peneliti. Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah konsep diri dan
gaya hidup pelaku vegetarian, yang tentunya akan lebih mendalam jika disajikan dalam hasil penelitian yang berupa data dari yang diungkapkan oleh responden
atau subjek dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami oleh individu tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan untuk mengambil metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus dalam memberikan gambaran pada penelitian ini.
3.2 Unit Analisis