Sementara itu masyarakat atau dalam hal ini lingkungan sosial yang lebih luas, memberikan tanggapan yang negatif terhadap gaya hidup vegetarian.
Namun, secara umum ketiga narasumber dapat menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan beradaptasi serta rasa toleransi dimiliki oleh
ketiga narasumber. Hal dikarenakan narasumber memahami betul dengan keberagaman masyarakat, serta teman-teman pergaulan mereka yang tidak
semuanya vegetarian. Membenarkan pendapat Adler dalam Jess Gregory 2008:68, yaitu kepedulian sosial adalah kondisi ilmiah spesies manusia dan
perekat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama. Kepedulian sosial dapat didefinisikan sebagai sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada
umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Individu memanifestasikan diri sebagai kerja sama dengan orang lain demi kemajuan
sosial, lebih daripada perolehan pribadi semata. Secara tidak langsung kepedulian sosial serta keterbukaan mereka terhadap masyarakat maupun sebaliknya
merupakan upaya dalam mempertahankan keberadaan gaya hidup vegetarian yang dijalaninya. Adapun terdapat beberapa teman narasumber yang berpengaruh
terhadap gaya hidup vegetarian yang dijalaninya, seperti pacar dan seseorang yang dikaguminya yang menguatkan serta memberikan dorongan kepada ketiga
narasumber untuk menjalani vegetarian.
4.4.2 Dinamika Konsep Diri
Beradasarkan pembahasan sebelumnya telah diketahui terdapat faktor- faktor yang melatar belakangi seseorang menjadi vegetarian. Dinamika konsep
diri pada ketiga narasumber terbentuk dari beberapa faktor yaitu sumber yang membentuk konsep diri, faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri
dan dimensi konsep diri. Sumber diri ketiganya dibentuk dari citra tubuh, orangtua, kawan sebaya dan masyarakat.
4.4.2.1 Faktor pembentuk konsep diri
Burns 1993:189-209 menyebutkan bahwa faktor yang menjadi sumber pembentukan konsep diri seseorang adalah citra tubuh, keterampilan berbahasa,
orangtua dan teman sebaya. Berdasarkan temuan penelitian konsep diri yang ada pada pelaku vegetarian dipengaruhi oleh orangtua, kawan sebaya, masyarakat dan
citra tubuh. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri terhadap ketiga narasumber dalam menjalani vegetarian yang pertama adalah
orangtua. Dimana orangtua sangat mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada Rk, Ys dan Ap. Hubungan komunikasi yang baik dan sikap pengertian juga rasa
sayang dari orangtua mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada ketiga narasumber. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa hubungan Rk
dengan orangtua, kurang begitu dekat dan komunikasi diantaranya juga kurang begitu baik. Hal yang hampir sama juga didapati pada Ap, dimana hubungan
komunikasi dengan orangtuanya kurang berjalan dengan baik. Hal tersebut menjadikan keduanya, yaitu Rk dan Ap cenderung lebih dekat dengan teman
sepergaulannya dibandingkan dengan kedua orangtua mereka. Sementara itu pada Ys sedikit berbeda dengan kedua narasumber sebelumnya, dimana hubungan
orangtuanya dengan Ys cukup dekat dan terjadi komunikasi yang baik. Namun orangtua dari ketiga narasumber Rk, Ys dan Ap memberikan kebebasan terhadap
ketiganya dalam menjalani vegetarian. Adanya dukungan serta penerimaan oleh orangtua terkait dengan vegetarian, menguatkan ketiga narasumber yaitu Rk, Ys
dan Ap dalam menjalani vegetarian. Faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri yang kedua adalah
kawan sebaya. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa Rk, Ys dan Ap memiliki kedekatan hubungan dengan lingkungan kawan sebaya. Rk, Ys dan Ap
lebih sering berinteraksi dengan kawan sebaya dibandingkan dengan orangtuanya. Lingkungan kawan sebaya pada ketiga narasumber menerima
terhadap vegetarian yang dijalani oleh ketiganya, hal tersebut menumbuhkan rasa percaya diri pada ketiga narasumber akan perilakunya. Terbukti dengan beberapa
aktivitas serta peran-peran yang diambil oleh Rk, Ys dan Ap dalam lingkungan pergaulan mereka, disamping itu ketiga narasumber juga diketahui mendapatkan
dukungan serta dorongan kepada ketiganya untuk menjalani vegetarian. Sedangkan hubungan dengan masyarakat Rk dan Ap kurang begitu baik,
sehingga menimbulkan sikap yang kurang nyaman dan tertutup pada diri Rk dan Ap. Sementara itu Ys menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan
dengan tanggapan masyarakat. Bagi Ys hal tersebut dikarenakan ketidaktahuan masyarakat akan informasi vegetarian ini sendiri. Namun ketiga narasumber
berusaha menanggapi secara positif mengenai penilaian negatif masyarakat dengan cara memberikan informasi-informasi yang jelas mengenai vegetarian itu
sendiri. Ciri fisik juga menjadi sumber terbentuknya konsep diri. Penilaian
masyarakat tentang ciri fisik yang ada pada diri ketiga narasumber memberi
gambaran tentang pribadi ketiganya. Berdasarkan temuan penelitian diketahui Rk seringkali mendapatkan tanggapan negatif mengenai fisiknya yang cenderung
gemuk. Sedangkan Ys sendiri mengaku karena tubuhnya yang kecil seringkali masyarakat memandang bahwa kekurusan tersebut dikarenakan gaya hidup yang
dijalaninya. Hal tersebut menjadikan Rk dan Ys ingin memperbaiki pandangan tersebut dengan selalu menjaga kesehatan mereka. Disamping itu Rk, Ys dan Ap
mempunyai perilaku konsumsi yang sangat terjaga bahkan terkesan hati-hati terhadap produk-produk dari hewan, perilaku tersebut tentunya menuai tanggapan
negatif dari lingkungan sekitar narasumber. Namun bagi ketiganya tidak dianggap sebagai sebuah hambatan melainkan sebuah tantangan untuk lebih
maksimal dan baik lagi dalam menjalani gaya hidup vegetarian. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Rogers Alwisol, 2004 : 341 yang memandang bahwa
organisme terus menerus bergerak maju. Dimana tujuan tingkah laku seseorang bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri.
Kecenderungan aktualisasi merupakan sumber tunggal enerji manusia. Ketiga narasumber berusaha memotivasi dirinya untuk beraktualisasi diri melalui gaya
hidup vegetariannya. Faktor lain yang juga mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah
melalui proses belajar. Penerimaan diri atas kondisi Rk, Ys dan Ap sebagai vegetarian, merupakan proses belajar dari teman-teman serta lingkungan sosial
ketiga narasumber. Diketahui teman-teman pergaulan dari Rk dan Ap banyak yang vegetarian dan memberikan informasi terkait dengan vegetarian itu sendiri.
Sama dengan yang terjadi pada diri Ys, namun Ys sudah mendapatkan
pengetahuan mengenai vegetarian itu sendiri sedari kecil dari viharanya, dimana vegetarian merupakan salah satu amalan kebajikan yang harus dilakukan dalam
tuntunan ajaran agama. Ketiga narasumber mendapatkan informasi secara terus- menerus dan secara tidak langsung tanpa disadari. Proses belajar tersebut
membenarkan pernyataan dari Calhoun 1995 : 77 bahwa salah satu faktor yang menjadi sumber terbentuknya konsep diri adalah adanya proses belajar dimana
konsep diri merupakan hasil belajar yang berlangsung secara terus menerus dan biasanya tidak disadari. Selain itu ketiga narasumber mengaku mendapatkan
dukungan dari lingkungan sekitarnya seperti keluarga dan lingkungan teman untuk menjalani vegetarian, sehingga menyebabkan ketiga narasumber merasa
nyaman dengan gaya hidup vegetarian yang dijalaninya 4.4.2.2
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Selanjutnya adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri
faktor yang dikemukakan oleh Argyle dalam Hardy dan Heyes, 1988 : 138-140 yaitu adanya reaksi dari orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan
seseorang dan identifikasi terhadap orang lain memang benar adanya. Pada penelitian ini perkembangan konsep diri ketiga narasumber dapat dilihat dari
keempat faktor tersebut. Faktor yang pertama berpengaruh terhadap konsep diri yaitu reaksi dari orang lain. Secara umum orang-orang terdekat disekeliling
narasumber penelitian yang terdiri dari orangtua dan teman memberikan reaksi yang positif atas sikap-sikap yang ditunjukkan oleh ketiga narasumber penelitian
terlebih lagi adanya penerimaan dari teman-teman terhadap keadaan gaya hidup vegetarian. Ketiga narasumber merasa lebih nyaman berada dilingkungan teman-
teman yang sebagian besar vegetarian dan teman-teman yang mendukung gaya hidup vegetarian, selain itu teman-teman memberi reaksi yang baik terhadap
ketiga narasumber penelitian mengenai gaya hidupnya. Sementara itu secara khusus, berdasarkan temuan penelitian diketahui adanya reaksi negatif kepada
Rk, Ys dan Ap dari masyarakat mengenai gaya hidup vegetarian yang dijalaninya. Namun ketiganya berusaha menanggapi hal tersebut secara positif.
Faktor kedua adalah perbandingan dengan orang lain. Masing-masing narasumber mampu memberi penilaian akan dirinya, sehingga mampu
membandingkan dirinya dengan orang lain. Pada Rk diketahui bahwa dirinya masih merasa kurang maksimal dalam menjalani vegetarian dibandingkan dengan
pelaku vegetarian yang lain. Sedangkan Ys sendiri merasa bangga terhadap apa yang ada pada dirinya saat ini. Ys menyatakan bahwa kebanggan tersebut
berdasarkan atas pencapain-pencapaian dirinya yang dipandang lebih dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak vegetarian baik secara fisik,
prestasi maupun secara psikis. Sementara Ap sendiri tidak terlalu berbangga terhadap dirinya yang vegetarian, karena baginya vegetarian adalah pilihan dalam
menjalani hidup. Ap juga menyatakan bahwa sesama pelaku vegetarian saling menghargai satu sama lain, tidak terdapat suatu tingkatan maupun prestasi dalam
menjalaninya. Dengan seseorang merubah pola makannya yang tadinya mengkonsumsi daging dan menjadi tidak mengkonsumsi itu adalah suatu
perjuangan menuju kehidupan yang lebih baik, menurut Ap. Ketiga narasumber tidak selalu merasa lebih dari orang lain karena ketiganya merasa ada kekurangan
dari orang lain. Meskipun begitu, kekurangan tersebut tidak membuat ketiga
narasumber menjadi sedih tetapi menjadikan ketiganya dapat tampil lebih baik lagi.
Peranan seseorang
adalah faktor
ketiga yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Dalam peranan ini masing-masing narasumber
mampu memerankan dirinya sendiri ketika berada di lingkungan masyarakat dan keluarga. Rk , Ys dan Ap menyatakan bahwa dirinya selalu menginformasikan
kepada teman-temannya bahwa dirinya seorang vegetarian. Keterbukaan narasumber serta kejujuran mengenai gaya hidupnya membuat lingkungan
pergaulannya dapat menerima keberadaan serta gaya hidup vegetarian yang dijalani. Ketiganya mampu memerankan diri sendiri tanpa harus menutupi
kondisi perilaku vegetariannya. Hal tersebut tentunya membuat ketiganya lebih nyaman ketika berinteraksi dengan lingkungan teman peragulannya.
Faktor yang terakhir adalah identifikasi terhadap orang lain. Segala tingkah laku, keyakinan dan penilaian ketiga narasumber penelitian berasal dari
pengidentifikasian orang lain yang terdiri dari orangtua, kawan, pacar dan tokoh idola. Keyakinan yang ada pada Rk, Ys, dan Ap dalam memeluk agama
mengikuti kedua orangtua mereka. Tingkah laku Ap dalam bervegetarian berdasarkan kesan ketertarikannya terhadap temannya yang vegetarian yaitu Nn
yang selama ini sebagai tempat bertukar informasi seputar gaya hidup vegetarian. Hal yang serupa juga dialami pada Rk berkaitan dengan gaya hidup vegetarian
yang dijalaninya. Meskipun Rk menyatakan bahwa pada awal memutuskan vegetarian berdasarkan perasaan menghargai terhadap binantang, namun
pacarnya Dt yang juga menjalani vegetarian memberikan pengaruh terhadap
vegetarian yang dijalaninya sekarang. Disamping itu Rk juga seringkali berdiskusi dan mencari informasi dengan teman sesama vegetarian yaitu Ct.
Sementara itu pada Ys, merupakan hasil belajarnya terhadap Agama yang dipeluknya berdasarkan dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarganya.
Diketahui menurut informan penelitian Bg, gaya hidup vegetarian yang dijalani Ys saat ini merupakan hasil identifikasi terhadap ibu dari Ys itu sendiri. Dimana
Ibunda Ys memiliki harapan untuk menjadi seorang biarawati semasa mudanya. ketiganya mengidentifikasi dari tokoh yang dikagumi serta berpengaruh bagi
ketiga narasumber. Keempat faktor ini memang sangat mempengaruhi perkembangan konsep
diri ketiga narasumber penelitian. Konsep diri yang bersumber dari keluarga, masyarakat, kawan, dan ciri fisik berkembang semakin baik dengan adanya
reaksi, perbandingan, peranan dan identifikasi terhadap orang lain. Reaksi yang positif dari lingkungan sekitar, perbandingan dengan orang lain dan menganggap
positif diri sendiri, dapat berperan dengan baik dimanapun berada dan mengidentifikasi pada hal-hal yang dianggap positif membantu mengarahkan
perkembangan konsep diri ketiganya menjadi lebih baik dan positif. 4.4.2.3
Dimensi konsep diri Selain diatas, terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi terbentuknya
konsep diri seseorang meliputi pengetahuan, harapan dan penilaian yang terangkum dalam dimensi-dimensi konsep diri. Hal tersebut dijabarkan oleh
Calhoun 1995 : 67 mengenai dimensi konsep diri yang merupakan potret jati diri dan terdiri dari pengetahuan, harapan dan penilaian.
Pada temuan penelitian, didapati ketiga narasumber memiliki pengetahuan yang baik tentang diri masing-masing. Ketiga narasumber menyadari keadaan
yang ada pada dirinya sebagai vegetarian dan mampu menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya tanpa menyalahkan orang lain. Ketiganya
merasa nyaman dengan segala keadaan yang ada pada dirinya sekarang. Pengetahuan tentang diri tersebut didapat dari penilaian citra diri yang ada pada
diri narasumber, keluarga terlebih orangtua, teman dan masyarakat. Pengetahuan tentang diri menimbulkan harapan tertentu pada diri ketiga
narasumber. Untuk membimbing tingkah laku, setiap orang menciptakan Tujuan Final yang Semu Fictional Final Goal, memakai bahan yang diperoleh dari
keturunan dan lingkungan Adler dalam Alwisol, 2004: 83. Sependapat dengan teori dari Adler bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi harapan
yang mungkin dicapai di masa datang, bukan oleh apa yang sudah dikerjakan masa lalu. Berdasarkan temuan yang didapatkan, diketahui bahwa Ap memiliki
harapan dalam menjalani vegetarian demi ketenangan batinnya. Ap juga memiliki harapan terkait dengan gaya hidupnya agar diterima oleh masyarakat luas.
Disamping itu Ap menyatakan memiliki orientasi berpikir yang cukup panjang, dimana dalam mencapai target-targetnya di masa depan dia menyusun langkah
atau tahapan-tahapan. Ap menyatakan bahwa dirinya selalu menginginkan inovasi atau perubahan ke arah yang lebih baik dalam dirinya maupun dalam lingkungan
masyarakat. Pada Ys ditemukan bahwa memiliki harapan mengenai apa yang dilakukannya sekarang bisa berguna di masyarakat, seperti memiliki sekolah agar
bisa menerapkan ilmu yang dia dapat semasa kuliah. Ys juga memiliki harapan
agar masyarakat lebih menerima terhadap gaya hidup vegetarian. Sedangkan Rk sendiri memiliki harapan ke depan ingin memperbaiki taraf hidupnya lebih baik,
dimana hal tersebut dilakukan dalam rangka membuat shelter tempat penampungan untuk merawat hewan-hewan yang ditelantarkan maupun sakit.
Hampir sama dengan Ap dan Ys, Rk memiliki harapan bahwa vegetarian dapat lebih diterima lagi oleh masyarakat karena menurutnya agar lebih menghormati
terhadap hak-hak hewan. Ketiganya mengetahui bahwa dirinya mempunyai gaya hidup yang berbeda dari orang lain dan secara otomatis perbedaan tersebut tidak
dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Sehingga ketiga narasumber berusaha menerima dan menanggapi penilaian negatif tersebut dengan positif,
agar keberadaan pelaku vegetarian dapat diterima dan ditanggapi lebih positif oleh semua masyarakat. Selain itu ketiganya ingin menjadi lebih baik dari
sekarang, dalam artian gaya hidup yang dipilihnya dapat menunjang kehidupanya di masa mendatang.
Adler dalam Jess Gregory, 2008 : 71 percaya bahwa manusia dengan gaya hidup yang berguna secara sosial merepresentasikan bentuk tertinggi
kemanusiaan dalam proses evolusi dan akan mampu menguasai dunia masa depan. manusia selalu berjuang menuju sebuah tujuan akhir entah keunggulan
pribadi maupun keberhasilan bagi seluruh kemanusiaan. Tujuan akhir adalah produk dari daya kreatif, yaitu kemampuan manusia untuk membentuk bebas
perilaku mereka dan menciptakan kepribadian mereka sendiri. Sementara daya kreatif itu sendiri mempengaruhi gaya hidup seseorang.
Harapan terhadap kondisi vegetarian muncul karena adanya penilaian yang positif tentang vegetarian. Ketiganya menganggap bahwa vegetarian adalah
pilihan hidup yang harus dijalani. Karena pada dasarnya pelaku vegetarian sama dengan individu normal lainya, hanya saja orientasinya mengenai pola konsumsi
terhadap daging yang berbeda dan masih belum dapat diterima masyarakat sekitar. Pelaku vegetarian menganggap bahwa dengan mengkonsumsi daging
akan membawa dampak buruk kepada tubuh, seperti kesehatan yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan dalam psikis pemakannya. Disamping itu
pelaku vegetarian memegang etika tehadap binatang, dimana dengan tidak mengkonsumsi daging karena menurutnya dengan mengkonsumsi daging berarti
membunuh serta menyakiti hewan tersebut. Dimensi konsep diri yang ada pada diri ketiga narasumber mengarah pada
hal positif yaitu pengetahuan yang baik dari ketiga narasumber terhadap dirinya. Disamping itu ketiga narasumber mempunyai harapan kedepan terhadap
hidupnya yang positif dan penilaian positif tentang pelaku vegetarian itu sendiri.
4.4.3 Karakteristik Konsep Diri