39
diatas, kedua peneliti menggunakan metode pemecahan masalah pada materi soal hitung campuran, sementara dalam penelitian ini, peneliti memilih materi pecahan pada siswa
kelas IV dalam bentuk soal cerita dan variabel yang diteliti yaitu aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gumayun 01 Kabupaten
Tegal.
2.3 Kerangka Berpikir
Salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar yaitu matematika. Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji struktur yang bersifat
abstrak. Hal ini menyebabkan siswa SD yang masih berpikir dalam tahap operasional kongkret sulit memahami materi pelajaran yang diajarkan. Pecahan merupakan salah
satu materi yang dianggap sulit oleh siswa, terutama pada soal yang bentuknya cerita. Permasalahan dalam pembelajaran matematika terutama materi pecahan di SD Negeri
Gumayun 01 dapat dilihat dari data nilai ulangan harian, dalam data tersebut banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan maksimal. Melalui
pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran, motivasi siswa dalam menerima pelajaran pun belum terlihat, banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru
dan beberapa siswa juga tidak mengerjakan pekerjaan rumah PR. Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru hanya menggunakan metode yang bersifat
konvensional, guru kurang mengaitkan materi yang dipelajari dengan permasalahan yang ada di dunia nyata, hal itu menyebabkan siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak dapat menyusun pengetahuannya sendiri. Dalam memberikan suatu permasalahan, guru juga tidak memberikan langkah-langkah yang
dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan permaslahan tersebut. Guru juga kurang
40
memotivasi siswa dengan tidak memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat mengerjakan soal dengan benar sehingga menyebabkan motivasi belajar siswa rendah
yang berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Peran guru juga hanya sebagai pusat pembelajaran teacher centered saja, semua aktivitas pembelajaran
hanya difokuskan pada guru. Kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan suatu
metode pembelajaran yang dapat dijadikan salah satu alternatif dalam membelajarkan materi pelajaran matematika yang bersifat abstrak dengan karakteristik siswa SD yang
masih berpikir konkret. Metode yang akan diterapkan yaitu metode pemecahan masalah. Dalam metode ini akan diajarkan langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu
permasalahan khususnya pada soal cerita. . Pada setiap langkahnya siswa akan dilatih untuk dapat lebih berpikir kreatif dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara
yang tepat. Peran guru juga hanya sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa, karena siswa lah yang dituntut aktif dalam pembelajaran.
Melalui metode pemecahan masalah yang diajarkan guru, diharapkan siswa dapat lebih berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu persoalan dan akan lebih aktif
dalam kegiatan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dunia nyata. Siswa diberi kesempatan untuk lebih membangun pengetahuannya sendiri melalui kegiatan
berkelompok dalam pemecahan masalah sehingga diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar dan hasil belajarnya pun dapat meningkat. Performansi guru juga
diharapkan dapat meningkat karena dengan penerapan metode ini guru tidak hanya berperan sebagai pusat pembelajaran tetapi juga sebagai fasilitator dan pembimbing
bagi siswa.
Permasalahan Proses
Tindakan Proses
Hasil Adanya
41
2.4 Hipotesis Tindakan