sud men
pen men
II d pad
sikl mem
sisw dan
men yan
pem mas
4.1.2
dah memenuh njadi 80,72.
ningkatan da njadi 77,78
dapat dilihat da lampiran 7
Dari diag lus II dinyat
mperoleh ni wa dalam tes
n lamban da ngerjakan so
ng ditulis asa mbelajaran M
salah.
2.4 Refleksi
hi ketuntasa . Namun pa
n pemenuha pada siklu
pada diagram 77.
gram 4.2 dap takan menin
ilai ≥ 70 ada
s formatif in alam menge
oal, siswa te al-asalan. Ha
Matematika
i
Perse
an yang ditet ada siklus
an indikator us II. Besarny
m berikut. H
pat diketahu ngkat dari sik
a 28 dan 8 ni dikarenak
erjakan. Sel ersebut gugu
al itu menye materi Pe
22.22
entase Tu
Tun
tapkan yaitu II ketuntasa
pada siklus ya persentas
Hasil tes form
ui bahwa pe klus I, yaitu
siswa mem kan siswa ku
lain itu, ke up pada saat
ebabkan ked ecahan deng
77.78
untas Be
Siklus II
ntas Tidak
T
u 74,18 dan an belajar k
II yaitu dar e tuntas bela
matif siswa s
ersentase tun u sebesar 77,
mperoleh nila urang memah
etika siswa mengerjaka
dua siswa te gan penera
8
elajar Kla
Tuntas
pada siklus klasikal bar
ri siklus I se ajar klasikal
selengkapnya
ntas belajar ,78, dari 3
ai ≤ 65. Bel
hami soal y yang lain
an soal, sehin ersebut tidak
apan metode
asikal
7
II meningk ru mengalam
ebesar 65,79 selama siklu
a dapat dilih
klasikal pad 36 siswa yan
lum tuntasny yang diberika
sudah seles ngga jawaba
k tuntas dala e pemecaha
79
kat mi
us hat
da ng
ya an
sai an
am an
80
Setelah pelaksanaan tindakan atau pembelajaran siklus II, penerapan metode pemecahan masalah pada materi pengurangan pecahan telah mencapai hasil sesuai
indikator keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap performansi guru dan aktivitas belajar siswa, pengisian angket motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa 4.1.2.4.1
Refleksi terhadap Performansi Guru Keberhasilan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari nilai performansi guru
dalam pembelajaran dengan penerapan metode pemecahan masalah. Dari hasil pengamatan oleh observer, nilai performansi guru pada siklus II juga mengalami
peningkatan yaitu dari siklus I mencapai 81,59 AB dan pada siklus II meningkat menjadi 88,54 A. Nilai tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu 71. Keberhasilan peningkatan performansi guru tersebut disebabkan adanya perbaikan
dalam pembuatan RPP yaitu 1 guru sudah mampu mengorganisasikan urutan materi secara sistematis, 2 guru sudah optimal dalam melibatkan siswa mencari informasi
yang luas dan dalam tentang topiktema materi yang akan dipelajari, 3 guru sudah menggunakan media yang menarik bagi siswa.Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
juga telah melakukan perbaikan-perbaikan yaitu 1 guru sudah dapat menciptakan iklim kelas yang kondusif, 2 guru sudah bisa mengkondisikan kelas dengan baik, 3
mengelola waktu pembelajaran sudah efisien sehingga pembelajaran selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
4.1.2.4.2 Refleksi terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II, pengamatan juga dilakukan pada aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas belajar siswa siklus II meningkat dari hasil
81
yang dicapai pada siklus I yaitu 67,98 meningkat menjadi 88,80. Persentase aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan
yaitu 75. Keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1
Aspek aktivitas belajar siswa keseluruhan telah mencapai indikator yaitu perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas telah mencapai 89,585. Dalam proses
pembelajaran siswa secara keseluruhan sudah mau memperhatikan penjelasan guru tidak ribut dan bermain-main sendiri dengan teman sebangkunya. Hal ini dikarenaka
guru sudah memberikan perhatian secara menyuluruh kepada semua siswa dan kurang tegas dalam memberikan peringatan.
2 Keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu 91,66. Keberhasilan ini dikarenakan siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan, dan aktif dalam proses pembelajaran. Di
sisi lain, guru juga sudah maksimal dalam memberikan arahan bagaimana cara untuk bertanya dan berpendapat dengan baik, memberi motivasi kepada siswa untuk aktif
dalam pembelajaran, dan menumbuhkan rasa percaya diri, serta sikap menghargai pada diri siswa.
3 Kerjasama siswa dalam kelompok untuk memecahkan masalah sudah mencapai
indikator keberhasilan yaitu 88,19. Dalam pembagian kelompok siswa sudah mau mengikuti aturan yang ditetapkan guru, tidak memilih-milih teman yang disenangi
saja, siswa juga sudah aktif dalam kerja kelompok karena sudah mau saling membantu antar teman kelompoknya. Guru juga sudah maksimal dalam proses
pembimbingan agar semua anggota kelompok saling bekerjasama. 4
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 81,25. Hal ini dikarenakan siswa sudah merasa percaya diri dan
82
tidak lagi takut salah ketika mengerjakan soal di depan kelas. Di sisi lain guru juga sudah secara optimal memotivasi siswa untuk berani maju mengerjakan soal di depan
kelas. 4.1.2.4.3
Refleksi terhadap Motivasi Belajar Siswa Keberhasilan penelitian pada siklus II juga terlihat dari hasil pengisian angket
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan penerapan metode pemecahan masalah. Dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa sebelum masuk siklus I
diperoleh hasil motivasi belajar mencapai 75,06, hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Setelah selesai siklus I diperoleh hasil
yang lebih meningkat yaitu mencapai 75,85. Dalam penelitian siklus II juga diperoleh hasil yang lebih meningkat yaitu mencapai 80,51. Dari paparan hasil tersebut
terpenuhinya indikator keberhasilan disebabkan karena selama proses pembelajaran guru sudah secara maksimal memotivasi siswa dalam belajar Matematika dan
menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar. 4.1.2.4.4
Refleksi terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode pemecahan masalah pada
materi pengurangan pecahan telah mencapai hasil sesuai indikator keberhasilan. Perolehan hasil tes formatif siklus II menunjukkan nilai rata-rata kelasdan persentase
tuntas belajar klasikal mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata kelas dari siklus I yaitu 74,18 sebenarnya nilai ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 80,72. Persentase tuntas belajar klasikal juga mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya mencapai 65,79 pada
siklus II meningkat menjadi 77,78 dan hasil tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75. Siswa yang tidak tuntas belajar memang
83
memiliki kemampuan rendah dalam berhitung, terutama pada perkalian dan pembagian, sehingga saat menentukan hasil pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama mengalami
kesulitan karena perkalian dan pembagian merupakan dasar bagi siswa untuk mempelajari materi pecahan dan mencari KPK dari suatu bilangan.
Keberhasilan dari hasil belajar siswa pada siklus II disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
1 Siswa sudah terbiasa dengan penerapan metode pemecahan masalah, karena siswa
sudah mulai memahami apa saja yang akan mereka lakukan untuk memecahkan permasalahan. Permasalahan yang diajukan sebagai titik awal pembelajaran juga
tidak terlalu panjang dan sudah dilengkapi dengan angka-angka serta gambar-gambar yang sesuai dengan permasalahan sehingga siswa tidak malas dan lebih cepat
memahami masalah. 2
Pada saat berkelompok, siswa juga sudah mulai memahami permasalahan yang diajukan. Guru dalam memberikan penjelasan juga sudah secara menyeluruh
menjangkau semua siswa dan dalam memberikan bimbingan sudah secara optimal dan interaktif dengan semua siswa. Siswa juga sudah mau bekerjasama dengan teman
kelompoknya dan mau saling membantu apabila ada teman yang belum memahami cara menyelesaikan permasalahan.
3 Guru sudah maksimal memberikan penjelasan kembali atas jawaban LKS dengan
menggunakan media dan penguatan materi dengan memberikan contoh soal serta meminta siswa untuk maju menyelesaikannya di depan kelas dan memberikan
motivasi berupa lencana agar siswa lebih semangat dan lebih giat lagi dalam belajar.
4.1.2.5 Revisi
84
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II, dapat diketahui persentase performansi guru sebesar 88,54, aktivitas belajar siswa sebesar 88,80, dan motivasi
belajar siswa sebesar 81,38. Hasil belajar siswa juga menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 80,72 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 77,78. Nilai rata-rata kelas
sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 70 dan persentase tuntas belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu
75. Hal ini sudah menunujukkan bahwa pembelajaran pada siklus II sudah berhasil. Berdasarkan peningkatan dan keberhasilan pembelajaran dengan metode pemecahan
masalah pada siklus II mengenai performansi guru, aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa maka tidak perlu dilakukan perbaikan tindakan
melalui pelaksanaan tindakan siklus III.
4.2 Pembahasan