76
hasil pada siklus I yaitu 67,98 meningkat menjadi 88,80 pada siklus 2. Dengan melihat hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Matematika materi Pecahan dengan
penerapan metode pemecahan masalah berhasil, karena sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75.Data aktivitas belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 61 untuk
pertemuan I dan lampiran 62 untuk pertemuan 2. Meningkatnya aktivitas siswa dikarenakan siswa secara keseluruhan sudah mau
memperhatikan penjelasan guru dan tidak bermain-main sendiri dengan teman sebangkunya. Dalam berkelompok siswa juga sudah mau diatur dalam pembagian
kelompok, siswa juga sudah mau aktif dan saling berbagi ilmu dengan anggota yang lain.
4.1.2.2 Paparan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Pada akhir siklus II pengisian angket motivasi belajar dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dari akhir siklus I dan setelah akhir
siklus II. Indikator motivasi yang diteliti masih sama dengan indikator yang dipakai pada siklus I yaitu menurut Sardiman 2011: 83 yang meliputi tekun menghadapi tugas,
ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memcahkan maslah soal-soal. Pertanyaan yang diajukan juga 20
pertanyaan dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 4. Berikut hasil rekap angket motivasi belajar siswa setelah siklus II selengkapnya.
77
Tabel 4.7 Rekap Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Indikator Item
soal Siklus I
Siklus II Skor
peroleh- an
Nilai Rata-
rata Skor
peroleh- an
Nilai Rata-
rata Tekun menghadapi tugas
1 140 97,22
69,20 140 97,22
73,60 15 94
65,27 100
69,44 17 65 45,13
78 54,16 Ulet menghadapi
kesulitan 2 128
88,88 91,42
130 90,27 93,74
13 130 90,27
137 95,13
20 137 95,13
138 95,83
Menunjukkan minat terhadap macam-macam
masalah 11 124
86,11 70,83
130 90,27 74,64
16 80 55,55 85 59,02
Lebih senang bekerja mandiri
3 137 95,13
79,50 137 95,13
81,59 9
92 63,88 98 68,05
Cepat bosan pada tugas- tugas rutin
5 132 91,66
92,12 138 95,13
94,9 6
134 93,05
136 94,44 19
132 91,66
138 95,13 Dapat mempertahankan
pendapatnya 7 120
83,33 64,23
126 87,5 73,61
14 65 45,13 86 59,72
Tidak mudah melepaskan hal-hal yang
diyakini itu 8 133
92,36 72,22
137 95,13 76,38
12 75 52,08 83 57,63
Senang mencari dan memecahkan soal-soal
4 105 72,91
67,35 109 75,69
75,69 10 120
83,33 130
90,27 18 66 45,83
88 61,11 Jumlah
606,87 644,15
Rata-rata 75,85
80,51
Dari tabel 4.7 tersebut telihat bahwa perolehan angket motivasi belajar secara klasikal mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I sebesar 75,85 meningkat menjadi
80,51 pada siklus II. Angka tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah memenuhi seperti yang telah ditetapkan yaitu 75. Secara keseluruhan semua aspek
dalam indikator yang telah ditetapkan sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran matematika yang diterapkan guru dengan menggunakan
78
metode pemecahan masalah membuat siswa dapat termotivasi untuk belajar. Metode pemecahan masalah dengan langkah-langkah penyelesaian masalah yang mudah
dipahami siswa menjadikan siswa dapat lebih paham cara-cara menyelesaikan soal dengan tepat dan siswa menjadi senang ketika mengerjakan soal atau diberi tugas oleh
guru.
4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar Siswa