61
4.1.1.1 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Deskripsi observasi terhadap proses pembelajaran siklus I meliputi deskripsi data hasil pengamatan terhadap performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Deskripsi data
hasil observasi dalam proses pembelajaran siklus I yaitu sebagai berikut: 4.1.1.1.1
Data Hasil Observasi Performansi Guru Pengamatan terhadap performansi guru pada siklus I dalam pembelajaran dengan
penerapan metode pemecahan maslah dimulai dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Performansi guru dinilai dari aspek kemampuan
guru dalam membuat RPP dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Kemampuan guru dalam membuat RPP dengan penerapan metode pemecahan
masalah dinilai dengan menggunakan APKG 1, sedangkan proses pembelajarannya dinilai dengan menggunakan APKG 2. Berikut merupakan tabel rekap data hasil
observasi terhadap performansi guru selama siklus I. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32 dan 33 untuk petemuan I dan lampiran 34 dan 35 untuk pertemuan 2.
Tabel 4.1. Rangkuman Data Hasil Observasi Performansi Guru Siklus I.
No Alat Penilaian Kemampuan
Guru APKG Nilai APKG
1 2 Ketercapaian
Siklus I Skor
Nilai Skor
Nilai 1
Penilaian RPP APKG 1 19 79,16 26 81,25
80,55 2
Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran APKG 2
19 79,16 27 84,37 82,63
Nilai Akhir Performansi Guru 81,59
Kategori AB
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai akhir performansi guru pada siklus I sebesar 81,59 dengan kategori AB. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perolehannilai akhir performansi guru pada siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu nilai minimal 71 dengan kategori B.
62
4.1.1.1.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama siklus I meliputi perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, keterlibatan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, kerjasama siswa dalam berkelompok untuk memecahkan soal, dan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja. Berikut ini merupakan tabel hasil
observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan metode pemecahan masalah pada siklus I. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36 untuk
pertemuan I dan lampiran 37 untuk pertemuan 2. Tabel 4.2. Rangkuman Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang
Diamati Pertemuan 1
Pertemuan 2 Rata-
rataAs pek
Siklus I
Kriteria Skor
Persentase Skor
Persentase 1 Perhatian
siswa dalam mengikuti
pelajaran di kelas. 95
65,97 92
60,52 63,24
Tinggi 2 Keterlibatan
siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. 100
69,4 107
70,39 69,91
Tinggi 3 Kerjasama
siswa dalam
berkelompok memecahkan soal.
95 65,97
105 69,07
67,52 Tinggi
4 Keberanian siswa
dalam mempresentasika
n hasil kerja. 102
70,83 109
71,71 71,27
Tinggi Rata-rata Aktivitas
Belajar Siswa Siklus I
67,98 Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perolehanrata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I dengan penerapan metode
pemecahan masalahsebesar 67,98 dengan tingkat kriteria tinggi. Sementara dalam indikator keberhasilan yang telah ditetapkan,aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika perolehan
hasil tiap aspek sekurang-kurangnya 75.Dengan demikian, pembelajaran Matematika materi
63
Pecahan dengan penerapan metode pemecahan masalah belum dinyatakan berhasil, karena masih di bawah indikator keberhasilan.
Pada pertemuan pertama, perolehan persentase terendah terletak pada aspek perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas dan kerjasama siswa dalam berkelompok untuk
memecahkan soal, yaitu hanya sebesar 65,97. Hal itu dikarenakan siswa masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan siswa masih banyak yang ribut dan
bermain-main sendiri dengan teman sebangkunya, juga masih ada 5-7 anak yang jalan- jalan di kelas. Hal ini dikarenakan siswa yang satu masih suka terpengaruh dengan siswa
lain yang suka bermain-main. Dalam berkelompok siswa juga masih banyak siswa yang tidak mau diatur dalam pembagian kelompok, siswa hanya ingin berkelompok dengan
teman yang sudah akrab saja akibatnya siswa kurang aktif dalam kerja kelompok karena tidak dipercaya oleh anggota kelompoknya, siswa yang pandai mendominasi dalam kerja
kelompok, serta enggan untuk saling berbagi ilmu dengan anggota yang lain. Pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan pada aspek kerjasama siswa dalam
berkelompok untuk memecahkan soal sebesar 69,07, walaupun terjadi penurunan dalam aspek perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas dikarenakan masih banyak
siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dan masih bermain-main dengan teman sebangkunya. Peningkatan pada aspek kerjasama siswa dalam berkelompok untuk
memcahkan soal dikarenakan siswa sudah mulai bisa diatur dalam berkelompok dan tidak memilih-milih teman.
Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan metode pemecahan masalah mengalami peningkatan di tiap pertemuan. Hal itu
dikarenakan selain bimbingan dan perhatian guru secara menyeluruh juga adanya motivasi yang diberikan guru, siswa juga sudah lebih memahami pembelajaran
64
Matematika materi Pecahan dengan penerapan metode pemecahan masalah dibandingkan dengan pertemuan pertama.
4.1.1.2 Paparan Hasil Motivasi Belajar Siswa