Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

itu juga pemanggilan tersebut tidak akan selesai dalam waktu sekali kunjungan, perlu berapa kali kunjungan untuk menyelesaikan pemanggilan tersebut.

4.5.3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Menurut kamus Bahasa Indonesia Mahirjanto : 285, sanksi adalah hukuman, tindakan paksaan atas pelanggaran. Dalam arti lainnya, sanksi dikatakan sebagai imbalan negatif, berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan dalam hukum. Sanksi perpajakan berarti imbalan negatif berupa pembebanan yang ditentukan dalam hukum pajak. Wajib Pajak umumnya dikenakan sanksi administrasi karena melanggar hal-hal seperti tidak atau terlambat menyampaikan SPT dan terlambat membayar besarnya pajak terutang sesuai batas waktu yang ditentukan. Sanksi perpajakan diberikan kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam undang-undang perpajakan berupa sanksi administrasi dapat berupa denda, bunga dan kenaikan dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Beberapa bukti empiris seperti penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010 telah menunjukkan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap sanksi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin baik persepsi WP mengenai hukum pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan perpajakan. Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi denda, bunga dan kenaikan dan pidana kurungan atau penjara mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian Alm, Jackson dan Mckee 1992 dalam Direktorat Jenderal Pajak 2012 menunjukkan bahwa sanksi untuk Universita Sumatera Utara diperiksa berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan seorang Wajib Pajak www.pajak.go.idcontentstrategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak . Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan sanksi perpajakan terhadap kesadaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propabilitas adalah bintang tiga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran yang ada di KPP Pratama Medan Barat setuju jika terhadap setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dikenakan sanksi pidana. Hal ini dapat terlihat sudah banyaknya pedagang-pedagang eceran yang berada di Kecamatan Medan Barat yang mendaftarkan dirinyausahanya untuk mendapatkan NPWP danatau PKP. Hasil wawancara dengan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat pada saat menyampaikan laporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi diketahui bahwa Wajib Pajak bersedia meluangkan waktunya untuk menyampaikan SPT Pajak Penghasilan agar tidak dikenakan sanksi adminstrasi berupa denda. Bahkan Wajib Pajak yang telah dipotong pajak atas penghasilannya oleh perusahaan dimana dia bekerja pun, bersedia datang ke KPP Pratama Medan Barat hanya untuk melaporkan penghasilannya yang telah dipotong oleh perusahaannya tersebut. Selain itu juga terdapat Wajib Pajak yang belum bisa memperhitungkan pajaknya secara riil karena sesuatu hal, dengan melaporkan SPT Nihil pada saat jatuh tempo Universita Sumatera Utara pelaporan yang akan dilakukan pembetulan kemudian hari, dengan tujuan untuk menghindari sanksi administrasi denda.

4.5.4. Pengaruh Sensus Pajak Nasional Terhadap Kesadaran Wajib Pajak