Goodness-Of-Fit Index GFI Adjusted Goodness-Of-Fit Index AGFI Comparatif Fit Index CFI Root Mean Square Error Of Approximation RMSEA CMINDF Kesimpulan

H0. Namun sebaliknya untuk ukuran sampel yang kecil kurang dari 100, uji ini cenderung untuk menerima H0. Oleh karena itu, ukuran sampel data yang disarankan untuk diuji dalam uji Chi-square adalah sampel data berkisar antara 100 – 200. Probabilitas nilai Chi square sebesar 0,089 0,05 sehingga adanya kecocokan antara implied covariance matrix matriks kovarians hasil prediksi dan sample covariance matrix matriks kovarians dari sampel data.

b. Goodness-Of-Fit Index GFI

Ukuran GFI pada dasarnya merupakan ukuran kemampuan suatu model menerangkan keragaman data. Nilia GFI berkisar antara 0 – 1. Sebenarnya, tidak ada kriteria standar tentang batas nilai GFI yang baik. Namun bisa disimpulkan, model yang baik adalah model yang memiliki nilai GFI mendekati 1. Dalam prakteknya, banyak peneliti yang menggunakan batas minimal 0,9. Nilai GFI pada analisa SEM sebesar 0,919 melebihi angka 0,9 atau letaknya diantara 0-1 sehingga kemampuan suatu model menerangkan keragaman data sangat baikfit.

c. Adjusted Goodness-Of-Fit Index AGFI

Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang dibandingkan. AGFI 0,9 adalah good fit, sedangkan 0,8 AGFI 0,9 adalah marginal fit. Nilai AGFI sebesar 0,906 melebihi angka 0,9 sehingga model sudah baik.

d. Comparatif Fit Index CFI

CFI Comparative Fit Index. Rentang sebesar 0-1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat a very good fit yang tinggi.

e. Root Mean Square Error Of Approximation RMSEA

Universita Sumatera Utara RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi. Nilai RMSEA 0,08 adalah good fit, sedangkan Nilai RMSEA 0,05 adalah close fit. Nilai RMSEA dalam penelitian ini sebesar 0,067, sehingga model dikatakan sudah baikfit.

f. CMINDF

Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Beberapan pengarang menganjurkan menggunakan ratio ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et. AI 1977 nilai ratio 5 lima atau kurang dari lima merupakan ukuran yang reasonable. Peneliti lainnya seperti Byrne 1988 mengusulkan nilai ratio ini 2 merupakan ukuran fit. Nilai CMINDF sebesar 0,000 dibawah 2, sehingga model sudah baik.

g. Tucker-Lewis Index TLI

Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index NNFI. Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengavaluasi analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran ini menggambungkan ukuran parsimony ke dalam indek komparasi antara proposed model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. Nilai TLI yang direkomedasikan adalah sama atau ≥ 0,90. Nilai TLI sebesar sebesar 0,931 dari 1,90 sehingga model sudah baik.

4.4.5. Uji Kesahian Konvergen dan Uji Kausalitas

Universita Sumatera Utara Uji kesahian konvergen diperoleh dari data pengukuran model setiap variabel measurement model, uji ini dilakukan untuk menentukan kesahian setiap indikator yang diestimasi, dengan mengukur dimensi dari konsep yang diuji dalam penelitian. Apabila indikator memiliki nadir critical ratio yang lebih besar dari dua kali kesalahan standard error, menunjukan bahwa indikator secara sahih telah mengukur apa yang seharusnya diukur pada model yang disajikan Wijaya,2009. Tabel 4.23. Bobot Critical Ratio Estimate KPP1 .510 KPP2 .544 KPP3 .645 KPP4 .587 SPN1 .793 SPN2 .766 SPN3 .725 SKP1 .537 SKP2 .515 SKP3 .574 BKP1 .513 BKP2 .620 BKP3 .790 KWP3 .664 KWP2 .496 KWP1 .496 KMP1 .525 KMP2 .627 KMP3 .865 KMP4 .549 Sumber : Output Amos Validitas konvergen dapat dinilai dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diuji. Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa nilai nadir critical ratio untuk semua indikator yang ada lebih besar dari dua kali standar kesalahan standard error Universita Sumatera Utara yang berarti bahwa semua butir pada penelirian ini sahih terhadap setiap variabel penelitian. Berikut hasil pengujian kesahian konvergen. Hasil uji loading factor diketahui bahwa seluruh variabel memelbihi loading dactor sebesar 0,5 sehingga dapat diyakini seluruh variabel layak untuk dianalisa lebih lanjut. Tabel 4.24. Hasil estimasi C.R Critical Ratio dan P-Value Estimate S.E. C.R. P Label KWP --- KMP .017 .038 .448 .654 par_8 KWP --- BKP -.199 .025 -8.023 par_9 KWP --- SKP .243 .045 5.366 par_12 KWP --- SPN .541 .043 12.569 par_15 KPP --- KWP 1.029 .089 11.498 par_19 KPP --- KMP .089 .043 2.085 .037 par_20 KPP --- BKP .069 .025 2.741 .006 par_21 KPP --- SKP -.002 .045 -.039 .969 par_22 Sumber : Lampiran Amos Hal uji kausalitas menunjukan bahwa hampir semua variabel memiliki hubungan kausalitas, kecuali antara sanksi perpajakan dengan kepatuhan pembayaran pajak yang tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan kepatuhan pembayaran pajak. Kemudian antara sanksi perpajakan dengan kesadaran pajak. Uji kausalitas probabilitas critical ratio yang memiliki tanda bintang tiga dapat disajikan pada penjelasan berikut : 1. Terjadi hubungan kausalitas antara kemudahan perpajakan dengan kepatuhan pembayaran pajak. Nilai crtitical value sebesar 2,085 dua kali lebih besar dari nilai standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan. 2. Terjadi hubungan kausalitas antara biaya kepatuhan pajak dengan kesadaran Wajib Pajak. Nilai crtitical value sebesar 8,023 dua kali lebih besar dari nilai Universita Sumatera Utara standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan. 3. Terjadi hubungan kausalitas antara biaya kepatuhan pajak dengan kepatuhan pembayaran pajak. Nilai crtitical value sebesar 2,741 dua kali lebih besar dari nilai standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan. 4. Terjadi hubungan kausalitas antara sanksi pajak dengan kesadaan membayar pajak. Nilai crtitical value sebesar 5,366 dua kali lebih besar dari nilai standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan. 5. Terjadi hubungan kausalitas antara sensus pajak nasional dengan kesadaan membayar pajak. Nilai crtitical value sebesar 12,498 dua kali lebih besar dari nilai standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan. 6. Terjadi hubungan kausalitas antara kesadaran pajak dengan kepatuhan pembayaran pajak. Nilai crtitical value sebesar 11,498 dua kali lebih besar dari nilai standar error dan nilai probabilitas p yang memiliki tanda bintang yang berarti signifikan.

4.4.6. Efek Langsung, Efek Tidak Langsung dan Efek Total

Besarnya pengaruh masing-masing variabel laten secara langsung standarized direct effect maupun secara tidak langsung standardized indirect effect serta pengaruh total standardized total effect dapat diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.25. Standardized Direct Effects Universita Sumatera Utara SPN SKP BKP KMP KWP KPP KWP .878 .265 -.397 .018 .000 .000 KPP .000 -.002 .139 .093 1.041 .000 KPP1 .000 .000 .000 .000 .000 .714 KPP2 .000 .000 .000 .000 .000 .737 KPP3 .000 .000 .000 .000 .000 .803 KPP4 .000 .000 .000 .000 .000 .766 SPN1 .891 .000 .000 .000 .000 .000 SPN2 .875 .000 .000 .000 .000 .000 SPN3 .851 .000 .000 .000 .000 .000 SKP1 .000 .733 .000 .000 .000 .000 SKP2 .000 .717 .000 .000 .000 .000 SKP3 .000 .689 .000 .000 .000 .000 BKP1 .000 .000 .560 .000 .000 .000 BKP2 .000 .000 .787 .000 .000 .000 BKP3 .000 .000 .889 .000 .000 .000 KWP3 .000 .000 .000 .000 .815 .000 KWP2 .000 .000 .000 .000 .704 .000 KWP1 .000 .000 .000 .000 .704 .000 KMP1 .000 .000 .000 .570 .000 .000 KMP2 .000 .000 .000 .792 .000 .000 KMP3 .000 .000 .000 .930 .000 .000 KMP4 .000 .000 .000 .741 .000 .000 Sumber : Output Amos Hasil pengaruh langsung pada tabel di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : Gambar 4.8. Dirrect Effect Sensus Pajak Nasional Sensus Pajak Nasional berpengaruh secara langsung terhadap kesadaran Wajib Pajak namun tidak berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan pembayaran pajak. Sanksi Perpajakan Kepatuhan Pembayaran Pajak Kesadaran -0,002 0,265 Sensus Pajak Nasional Kesadaran Wajib Pajak 0,878 Universita Sumatera Utara Gambar 4.9. Dirrect Effect Sanksi Perpajakan Sanksi perpajakan berpengaruh secara langsung terhadap kesadaran Wajib Pajak dan kepatuhan pembayaran pajak. Gambar 4.10. Dirrect Effect Biaya Kepatuhan Pajak Biaya kepatuhan pajak berpengaruh secara langsung terhadap kesadaran Wajib Pajak dan kepatuhan pembayaran pajak. Biaya Kepatuhan Pajak Kepatuhan Pembayaran Pajak Kesadaran Wajib Pajak 0,139 -0,397 Kemudahan Perpajakan Kepatuhan Pembayaran Pajak 0,093 Universita Sumatera Utara Gambar 4.11. Dirrect Effect Kemudahan Perpajakan Kemudahan perpajakan berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan pembayaran pajak. Gambar 4.12. Dirrect Effect Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan pembayaran pajak. Tabel 4.26. Standardized Indirect Effects SPN SKP BKP KMP KWP KPP KWP .000 .000 .000 .000 .000 .000 KPP .915 .276 -.414 .018 .000 .000 KPP1 .653 .196 -.196 .080 .743 .000 KPP2 .675 .202 -.203 .082 .768 .000 KPP3 .735 .220 -.221 .090 .836 .000 KPP4 .701 .210 -.211 .086 .798 .000 SPN1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 SPN2 .000 .000 .000 .000 .000 .000 SPN3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 SKP1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 SKP2 .000 .000 .000 .000 .000 .000 SKP3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 BKP1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 BKP2 .000 .000 .000 .000 .000 .000 BKP3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 KWP3 .716 .216 -.324 .014 .000 .000 KWP2 .619 .187 -.280 .012 .000 .000 KWP1 .619 .187 -.280 .012 .000 .000 KMP1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 KMP2 .000 .000 .000 .000 .000 .000 KMP3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 KMP4 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Sumber : Output Amos Kesadaran Wajib Pajak Kepatuhan Pembayaran Pajak 1,041 Lanjutan Tabel 4.26 Universita Sumatera Utara Hasil pengaruh tidak langsung pada tabel di atas dapat dijabarkan lebih lengkap sebagai berikut : Gambar 4.13. Indirect Effect Kemudahan Perpajakan, Biaya Kepatuhan, Sanksi Pajak dan Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Kemudahan perpajakan, biaya kepatuhan pajak, sanksi perpajakan dan Sensus Pajak Nasional berpengaruh secara tidak langsung terhadap kepatuhan pembayaran pajak. Namun tidak memiliki pengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak. Tabel 4.27. Standardized Total Effects SPN SKP BKP KMP KWP KPP KWP .878 .265 -.397 .018 .000 .000 KPP .915 .274 -.275 .112 1.041 .000 KPP1 .653 .196 -.196 .080 .743 .714 KPP2 .675 .202 -.203 .082 .768 .737 KPP3 .735 .220 -.221 .090 .836 .803 Kesadaran Wajib Pajak Kemudahan Perpajakan 0,000 Kepatuhan Pembayaran Pajak 0,018 Kesadaran Wajib Pajak Biaya Kepatuhan 0,000 Kepatuhan Pembayaran Pajak -0,414 Kesadaran Wajib Pajak Sanksi Perepajakan 0,000 Kepatuhan Pembayaran Pajak 0,276 Kesadaran Wajib Pajak Sensus Pajak Nasional 0,000 Kepatuhan Pembayaran Pajak 0,915 Universita Sumatera Utara SPN SKP BKP KMP KWP KPP KPP4 .701 .210 -.211 .086 .798 .766 SPN1 .891 .000 .000 .000 .000 .000 SPN2 .875 .000 .000 .000 .000 .000 SPN3 .851 .000 .000 .000 .000 .000 SKP1 .000 .733 .000 .000 .000 .000 SKP2 .000 .717 .000 .000 .000 .000 SKP3 .000 .689 .000 .000 .000 .000 BKP1 .000 .000 .560 .000 .000 .000 BKP2 .000 .000 .787 .000 .000 .000 BKP3 .000 .000 .889 .000 .000 .000 KWP3 .716 .216 -.324 .014 .815 .000 KWP2 .619 .187 -.280 .012 .704 .000 KWP1 .619 .187 -.280 .012 .704 .000 KMP1 .000 .000 .000 .570 .000 .000 KMP2 .000 .000 .000 .792 .000 .000 KMP3 .000 .000 .000 .930 .000 .000 KMP4 .000 .000 .000 .741 .000 .000 Sumber : Lampiran Amos Hasil pengaruh tidak langsung pada tabel di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : Kepatuhan pembayaran pajak Biaya Kepatuhan Pajak Kemudahan Perpajakan 0,112 -0,275 1,041 0,915 0,274 Universita Sumatera Utara Gambar 4.14. Total Effect Kemudahan Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Sensus Pajak Nasional Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa, seluruh variabel eksegenous mempengaruhi endegenous secara total. Hasil pengaruh total menunjukan bahwa yang mempengaruhi terbesar secara total terhadap kesadaran pajak adalah sensus pajak nasional sebesar 0,878, sedangkan yang mempengaruhi terbesar secara total terhadap kepatuhan pembayaran pajak adalah kesadaran Wajib Pajak sebesar 1,041.

4.4.7. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai probabilitas probability atau dengan melihat signifikansi dari keterkaitan masing-masing variabel penelitian. Adapun kiriterianya adalah jika P0.05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan dan dapat dianalisis lebih lanjut, dan sebaliknya. Oleh karenanya, dengan melihat angka probabilitas p pada output dari keseluruhan jalur menunjukkan nilai yang signifikan pada level 5 atau nilai standardize harus lebih besar dari 1.96 1.96, Jika menggunakan nilai perbandingan nilai t hitung dengan t tabel, berarti nilai t hitung di atas 1.96 atau Sanksi Perpajakan Kesadaran Wajib Pajak -0,397 Sensus Pajak Nasional 0,878 0,018 0,265 Universita Sumatera Utara 1.96 atau t hitung lebih besar dari t tabel. AMOS 20 menetapkan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut: Jika P 0.05 maka H0 diterima tidak signifikan Jika P 0.05 maka H0 ditolak siginifikan Santoso, 2007 Hipotesis dalam penelitian ini terbagi ke dalam 3 tiga pengujian, yaitu: 1. Kemudahan perpajakan, sanksi perpajakan dan Sensus Pajak Nasional berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak, sedangkan biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kesadaran Wajib Pajak; 2. Kemudahan perpajakan, biaya kepatuhan pajak dan kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pembayaran pajak, sedangkan sanksi perpajakan berpengaruh negatif terhadap kepatuhan pembayaran pajak; 3. Kemudahan perpajakan berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak dan kepatuhan pembayaran pajak, sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh negatif terhadap kepatuhan pembayaran pajak, Sensus Pajak Nasional berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak dan biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh positif terhadap kepatuhan pembayaran pajak; Tabel 4.28. Hasil estimasi C.R Critical Ratio dan P-Value Estimate S.E. C.R. P Label KWP --- KMP .017 .038 .448 . 654 par_8 KWP --- BKP -.199 .025 -8.023 par_9 KWP --- SKP .243 .045 5.366 par_12 KWP --- SPN .541 .043 12.569 par_15 Universita Sumatera Utara Estimate S.E. C.R. P Label KPP --- KWP 1.029 .089 11.498 par_19 KPP --- KMP .089 .043 2.085 .037 par_20 KPP --- BKP .069 .025 2.741 .006 par_21 KPP --- SKP -.002 .045 -.039 . 969 par_22 KMP4 --- KMP 1.000 KMP3 --- KMP 1.438 .104 13.764 par_1 KMP2 --- KMP 1.235 .098 12.654 par_2 KMP1 --- KMP .789 .088 8.934 par_3 KWP1 --- KWP 1.000 KWP2 --- KWP 1.017 .093 10.929 par_4 KWP3 --- KWP 1.328 .105 12.610 par_5 BKP3 --- BKP 1.000 BKP2 --- BKP .820 .067 12.327 par_6 BKP1 --- BKP .403 .045 8.852 par_7 SKP3 --- SKP 1.000 SKP2 --- SKP 1.077 .123 8.738 par_10 SKP1 --- SKP .917 .104 8.800 par_11 SPN3 --- SPN 1.000 SPN2 --- SPN .937 .051 18.500 par_13 SPN1 --- SPN 1.022 .054 19.093 par_14 KPP4 --- KPP 1.000 KPP3 --- KPP 1.246 .090 13.905 par_16 KPP2 --- KPP 1.056 .084 12.551 par_17 KPP1 --- KPP 1.068 .088 12.083 par_18 Sumber : Lampiran Amos Berdasarkan tabel 4.28 di atas diketahui : 1. Kemudahan perpajakan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat. Sanksi perpajakan dan Sensus Pajak Nasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat, dimana nilai probabilitas memiliki bintang tiga. Biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat, dengan nilai probabilitas memiliki bintang tiga. Universita Sumatera Utara 2. Kemudahan perpajakan, biaya kepatuhan pajak dan kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Sedangkan sanksi perpajakan berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat, dimana nilai probabilitas sebesar 0,969 0,05 sehingga diketahui sanksi perpajakan tidak signifikan mempengaruhi kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. 3. Kemudahan perpajakan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. 4.5. Pembahasan 4.5.1. Pengaruh Kemudahan Perpajakan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak Universita Sumatera Utara Kemudahan menurut kamus Bahasa Indonesia berarti mudah atau tidak sulit. Kemudahan perpajakan berarti mudah atau tidak sulit dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakan. Lewis 1982 mengemukakan, untuk merangsang timbulnya kegairahan membayar pajak, salah satunya dengan menawarkan berbagai aspek kemudahan, baik kemudahan mendapatkan SPT maupun pengisiannya. Purnomo 2012 dalam kompasiana mengemukakan, kemudahan bagi Wajib Pajak diharapkan menepis skeptis masyarakat pembayar pajak. Sifat skeptis artinya sifat meragukan sesuatu. Tidak mau menerima dengan mudah apa adanya. Selalu meragukan sesuatu jika belum ada bukti yang benar-benar jelas. Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa kemudahan perpajakan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propababilitas sebesar sebesar 0,654 0,05. Tidak signifikannya pengaruh kemudahan perpajakan terhadap kesadaran pajak tidak sejalan dengan pendapat Lewis 1982 dan Purnomo 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun Direktorat Jenderal Pajak telah banyak memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, tidak serta merta dapat menimbulkan kesadaran Wajib Pajak. Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi sesorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya. Wajib Pajak yang berada di KPP Pratama Medan Barat hanya memanfaatkan kemudahan perpajakan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak apabila kemudahan tersebut berhubungan dengan Universita Sumatera Utara kepentingan pribadinya atau menguntungkan bagi pribadinya. Sebagai contoh Wajib Pajak hanya memanfaatkan pojok pajak untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP untuk kepentingan pribadinya, seperti untuk sebagai salah satu syarat pengurusan perizinan, peminjaman uang ke bank dan sebagai pembebasan pajak jika berpergian ke luar negei. Contoh lainnya adalah Wajib Pajak hanya memanfaatkan kemudahan perpajakan berupa call center Kring Pajak 500200 apabila ada transaksi yang terkait dengan pembayaran pajak seperti seberapa besar Pajak Penghasilan terutang atas penjualan rumah yang dilakukannya dan bagaimana cara pembayarannya. Sedangkan kemudahan perpajakan lainnya seperti Tempat Pelayanan Terpadu, dropbox tempat khsusus penerimaan SPT Tahunan dilokasi strategis, e-filing pelaporan secara elektronikonline, e-payment pembayaran secara online, Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu pedagang eceran yang memiliki satu atau lebih tempat usaha tidak dimanfaatkan Wajib Pajak karena tidak menguntungkan bagi pribadinya. Banyak pedagang eceran yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat yang sudah memiliki NPWP tetapi tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilannya. Selain itu, ada juga pedagang eceran yang memiliki usahatoko lebih dari satu yang tidak mendaftarkan masing- masing usahanya tersebut sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Tertentu. Dengan perkataan lain banyak Wajib Pajak yang menjalankan haknya saja tetapi tidak menjalankan kewajibannya.

4.5.2. Pengaruh Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Universita Sumatera Utara Biaya kepatuhan adalah semua biaya baik secara pisik maupun psikis yang harus dipikul oleh Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannnya. Biaya kepatuhan antara lain terdiri dari fee untuk konsultanakuntan, biaya pegawai, biaya transport ke kantor pajakbankkas negara, dan biaya foto copy sebagai biaya pisik, dan biaya psikis berupa stres, keingintahuan dan kekhawatiran. Makin rendah biaya kepatuhan, makin mudah bagi Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Permintaan lembar foto kopi lebih dari satu kali oleh seksipetugas kantor pajak dibawah satu atap merupakan contoh dari biaya kepatuhan yang tidak perlu pascasarjana-stiami.ac.id201012 kepatuhan-perpajakan. Penelitian dari Prasetyo 2008 dalam disertasinya yang berjudul “Pengaruh Uniformity dan Kesamaan Persepsi, Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kepatuhan Pajak” mengungkapkan bahwa rendahnya kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak disebabkan sifat dasar manusia yang wanprestasi sehingga perlu layanan yang maksimal dari pengelola pajak. Biaya kepatuhan pajak, yang ditanggung oleh Wajib Pajak, menurut penelitiannya berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dengan pengaruh negatif. Sehingga, semakin besar biaya kepatuhan pajak, maka tingkat kepatuhan juga semakin rendah. Devano 2006, mengemukakan besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh Wajib Pajak, turut menentukan tingkat kepatuhan perpajakan. Hasil analisis menggunakan structural equation modeling SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang Universita Sumatera Utara negatif dan signifikan biaya kepatuhan pajak terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propabilitas adalah bintang tiga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo 2008. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa konsultan pajak akan meningkatkan atau menambah sebagian compliance cost Wajib Pajak tetapi dengan memakai konsultan pajak yang berkualitas akan mengurangi jumlah compliance cost secara keseluruhan. Karena compliance cost tidak hanya direct money cost yang di dalamnya terdapat biaya konsultan pajak tetapi dengan dibantu konsultan pajak yang berkualitas akan mengurangi time cost dan Psychic or psychological cost Wajib Pajak. Meskipun pada akhirnya keputusan ada di tangan Wajib Pajak, saran-saran yang diajukan konsultan pajak akan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Menurut Pope, Fayle and Duncanson 1990 Jeff Pope, 1993:74 menganalisis pembayar pajak yang memakai profesional penasihat pajak tax agents membayar lebih tinggi biaya langsung dari perkiraan total biaya kepatuhan daripada yang tidak memakai agen pajak. Tetapi dengan dibantu agen pajak yang professional akan mengurangi total biaya kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran yang ada di KPP Pratama Medan Barat merasa bila waktu yang terpakai jika mendapat panggilan dari kantor pajak sangat memberatkan. Hal ini dikarenakan suasana lalu lintas menuju kantor pajak kondisinya padatmacat. Sehingga selain cukup menghabiskan waktu juga menghabiskan biaya dari segi pemakaian bensin. Selain Universita Sumatera Utara itu juga pemanggilan tersebut tidak akan selesai dalam waktu sekali kunjungan, perlu berapa kali kunjungan untuk menyelesaikan pemanggilan tersebut.

4.5.3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Menurut kamus Bahasa Indonesia Mahirjanto : 285, sanksi adalah hukuman, tindakan paksaan atas pelanggaran. Dalam arti lainnya, sanksi dikatakan sebagai imbalan negatif, berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan dalam hukum. Sanksi perpajakan berarti imbalan negatif berupa pembebanan yang ditentukan dalam hukum pajak. Wajib Pajak umumnya dikenakan sanksi administrasi karena melanggar hal-hal seperti tidak atau terlambat menyampaikan SPT dan terlambat membayar besarnya pajak terutang sesuai batas waktu yang ditentukan. Sanksi perpajakan diberikan kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam undang-undang perpajakan berupa sanksi administrasi dapat berupa denda, bunga dan kenaikan dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Beberapa bukti empiris seperti penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010 telah menunjukkan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap sanksi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin baik persepsi WP mengenai hukum pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan perpajakan. Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi denda, bunga dan kenaikan dan pidana kurungan atau penjara mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian Alm, Jackson dan Mckee 1992 dalam Direktorat Jenderal Pajak 2012 menunjukkan bahwa sanksi untuk Universita Sumatera Utara diperiksa berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan seorang Wajib Pajak www.pajak.go.idcontentstrategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak . Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan sanksi perpajakan terhadap kesadaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propabilitas adalah bintang tiga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran yang ada di KPP Pratama Medan Barat setuju jika terhadap setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dikenakan sanksi pidana. Hal ini dapat terlihat sudah banyaknya pedagang-pedagang eceran yang berada di Kecamatan Medan Barat yang mendaftarkan dirinyausahanya untuk mendapatkan NPWP danatau PKP. Hasil wawancara dengan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat pada saat menyampaikan laporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi diketahui bahwa Wajib Pajak bersedia meluangkan waktunya untuk menyampaikan SPT Pajak Penghasilan agar tidak dikenakan sanksi adminstrasi berupa denda. Bahkan Wajib Pajak yang telah dipotong pajak atas penghasilannya oleh perusahaan dimana dia bekerja pun, bersedia datang ke KPP Pratama Medan Barat hanya untuk melaporkan penghasilannya yang telah dipotong oleh perusahaannya tersebut. Selain itu juga terdapat Wajib Pajak yang belum bisa memperhitungkan pajaknya secara riil karena sesuatu hal, dengan melaporkan SPT Nihil pada saat jatuh tempo Universita Sumatera Utara pelaporan yang akan dilakukan pembetulan kemudian hari, dengan tujuan untuk menghindari sanksi administrasi denda.

4.5.4. Pengaruh Sensus Pajak Nasional Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Sumarsan 2012, yang dimaksud dengan Sensus Pajak Nasional SPN adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan negara dengan mendatangi subjek pajak di seluruh Indonesia, yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan bekerja sama dengan pihak lain. Rinta dan Muchamad 2012 Sensus Pajak Nasional merupakan kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka penggalian potensi Wajib Pajak. Dalam upaya meningkatkan kualitas kepatuhan pajak masyarakat, saat ini Ditjen Pajak bekerjasama dengan pihak lain mengadakan program Sensus Pajak Nasional. Sensus Pajak Nasional SPN merupakan kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka penggalian potensi Wajib Pajak. Selain itu, SPN memiliki tugas yang berat yaitu mengamankan target penerimaan pajak dan penerimaan Negara. Tugas ini tidaklah mudah karena adanya kemungkinan hambatan atau masalah seperti respon negatif dari responden dengan menghindari petugas sensus, menjawab pertanyaan dengan asal, tidak bersedia menandatangani formulir sampai dengan tindakan konfrontatif terhadap petugas sensus www.pajak.go.id. Jika kondisi ini terjadi Ditjen Pajak akan sangat dirugikan karena tidak akan memperoleh data yang diperlukan. Universita Sumatera Utara Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Sensus Pajak Nasional terhadap kesadaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propabilitas adalah bintang tiga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Karanta, et al 2000 . Karanta, et al 2000 dalam Suryadi 2006 menyatakan bahwa persepsi masyarakat yang positif dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak dalam membayar pajak. Demikian pula dengan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Jika persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan Sensus Pajak Nasional positif, maka dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam melapor dan membayar pajak, sehingga akan meningkatkan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak. Sensus pajak yang tepat akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dengan prinsip pajak sebagai kewajiban yang harus dibayarkan kepada negara. Mu’ti 2012 mengutarakan bahwa ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui seluk belum tentang pajak dan apa fungsinya bagi pembangunan nasional. Melalui sensus menyeluruh bisa sekaligus menjadi ajang sosialisasi dan pendidikan bagi masyarakat. Jika wawasan masyarakat meningkat, kesadaran membayar pajak pun akan meningkat http:www.republika.co.idberitanasional umum120727m7t6ip-abdul-muti-sensus-pajak-nasional-tingkatkan-kesadaran- membayar-pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat memberikan persepsi positif terhadap pelaksanaan Sensus Pajak Nasional yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Barat. Hal ini dapat terlihat bahwa pedagang eceran bersedia menjawab pertanyaan tentang penghasilan yang Universita Sumatera Utara diterimanya dan jumlah hartakekayaaan yang dimilikinya. Selain itu juga pedagang eceran telah mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan yang berkaitan dengan pertanyaan Sensus Pajak Nasional yang diajukan. Ini menunjukkan bahwa pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat memberikan persepsi positif terhadap pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Salah satu sasaran Sensus Pajak Nasional adalah bagi mereka yang belum berNPWP, diberikan NPWP. Sasaran ini telah direalisasikan oleh KPP Pratama Medan Barat, dimana terhadap pedagang eceran yang belum mempunyai NPWP, dihimbau kepada pedagang eceran tersebut untuk mendaftarkan diri dan pedagang eceran tersebut bersedia mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan NPWP. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Sensus Pajak Nasional terhadap kesadaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat.

4.5.5. Pengaruh Kemudahan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Pedagang Eceran

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ”Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan” Badudu dan Zain, 1994. Kepatuhan adalah motivasi seseorang kelompok; atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Perilaku kepatuhan seseorang merupakan interaksi antara perilaku individu, kelompok dan organisasi Robbins, 2001. Menurut Nurmantu dalam Sofyan 2005, ”Kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”. Kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran sektor formal adalah kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran yang terdaftar sebagai Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak dengan Klasifikasi Lapangan Usaha pedagang eceran. Universita Sumatera Utara Hasil penelitian Chotimah, Chusnul 2007 membuktikan terdapat pengaruh positif signifikan pelayanan informasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaksanakan kewajiban perpajakan Pajak Penghasilan. Hasil analisis menggunakan structural equation modeling SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemudahan perpajakan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propababilitas sebesar sebesar 0,037 0,05. Hal ini sejalan dengan dengan hasil penelitian Chusnul Chotimah 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran di KPP Prarama Medan Barat setuju bahwa kehadiran call center Kring Pajak 500200 memberikan informasi dan kemudahan bagi pedagang eceran yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat yang membawa kepatuhan pembayaran pajak. Kemudahan perpajakan lainnya yang mempengaruhi kepatuhan pembayaran pajak adalah adanya adanya e-payment pembayaran secara elektronionline. Dengan adanya online payment pedagang eceran yang melakukan pembayaran angsuran pajak Pajak Penghasilan Pasal 25 tidak perlu lagi datang ke kantor pajak untuk melaporkan pembayaran tersebut, karena tanggal pembayaran pajak tersebut adalah juga tanggal pelaporannya. Dengan adanya online payment ini meningkatkan kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemudahan perpajakan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Universita Sumatera Utara Terkait isu yang sedang berkembang di masyarakat, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dan Usaha Yang Diterima dan Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu dikenal dengan pajak bagi UKM merupakan bentuk kemudahan bagi UKM http:wartaekonomi.co.idberita12776dirjen-pajak- pungutan-ukm-merupakan-bentuk-kemudahan.html.

4.5.6. Pengaruh Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Pedagang Eceran

Dalam konteks administrasi pembangunan, biaya kepatuhan pajak merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi high cost economy dalam suatu negara dan merupakan disinsentif bagi kepatuhan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban pajak. Sedemikian pentingnya masalah biaya kepatuhan pajak, sehingga isu ini dibahas dalam Kongres XLIII International Fiscal Association IFA tahun 1989 di Rio De Janeiro. Adapun masalah yang belum banyak mendapat sorotan peneliti, terutama di Indonesia, adalah telaah mengenai hubungan antara biaya kepatuhan pajak dan kepatuhan pajak itu sendiri. Dengan memahami hubungan antara biaya kepatuhan pajak dan kepatuhan pajak, implementasi kebijakan pajak diharapkan dapat lebih terarah dan mencapai efisiensi dan efektifitas sesuai sasaran yang diharapkan. Di Indonesia beberapa penelitian tentang biaya kepatuhan pajak telah dilakukan, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2004 dan Noviarto 2000. Kedua penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi unsur biaya kepatuhan pajak. Adapun, dari penelitian Rahayu disimpulkan bahwa biaya kepatuhan pajak di Indonesia terdiri dari biaya resmi dan biaya tidak resmi yang ditanggung oleh Wajib Pajak diluar pajak terhutang, yaitu seluruh biaya Universita Sumatera Utara yang dikeluarkan Wajib Pajak terkait pemenuhan kewajiban pajak, mulai dari tahap perencanaan aspek perpajakan dalam investasi sampai dengan tahap menerima putusan banding dan melunasi pajak terhutang. Peneliti lain, Setiawan Noviarto, menyimpulkan bahwa biaya kepatuhan pajak, yang dihitung melalui teori biaya transaksi, mencakup dua unsur biaya, yaitu actual cash outlay dan opportunity cost of time. Termasuk actual cash outlay adalah semua biaya transaksi resmi dan tidak resmi dalam penghitungan pajak yang dibayarkan secara tunai, dan opportunity cost of time adalah kerugian yang diderita Wajib Pajak akibat berkurangnya penghasilan harian atau berkurangnya output selama melakukan kewajiban perpajakan. Adapun, biaya ini merupakan ekuivalen rupiah dari waktu yang dihabiskan Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban pajak. Sesuai teori pertukaran sosial, manusia secara terus menerus terlibat dalam proses pemilihan perilaku diantara perilaku-perilaku alternatif, dengan pilihan yang mencerminkan cost and reward atau profit yang diharapkan. Kepatuhan tumbuh apabila cost beban untuk patuh rendah. Sebaliknya, apabila cost beban untuk patuh tinggi, maka yang timbul adalah ketidakpatuhan. Menurut Penelitian dari Prasetyo 2008 biaya kepatuhan pajak, yang ditanggung oleh Wajib Pajak menurut penelitiannya berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dengan pengaruh negatif. Sehingga, semakin besar biaya kepatuhan pajak, maka tingkat kepatuhan juga semakin rendah. Hasil analisis menggunakan structural equation modeling SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan biaya kepatuhan pembayaran pajak terhadap kepatuhan pembayaran Universita Sumatera Utara pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propababilitas sebesar sebesar 0,006 0,05. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo 2008 yang menyimpulkan biaya kepatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dengan pengaruh negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dalam menunggu hasil pemeriksaan bukanlah hal yang sangat memberatkan. Biaya kepatuhan adalah semua biaya baik secara pisik maupun psikis yang harus dipikul oleh Wajib Pajak untuk memenuhi perpajakannnya, termasuk diantaranya biaya psikis berupa stres, keingintahuan dan kekhawatiran pada saat dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa pemeriksaan yang dilakukan sekarang bukanlah mencari-cari kesalahan Wajib Pajak, tetapi membina Wajib Pajak. Sehingga dengan demikian apabila pemeriksaan tersebut telah selesai, Wajib Pajak akan segera melakukan pembayaranpatuh melakukan pembayaran karena pemeriksaan tersebut dalam rangka pembinaan Wajib Pajak dan bukan mencari-cari kesalahan Wajib Pajak. Selain itu juga kegiatan pemeriksaan sekarang telah mengatur hak dan kewajiban yang lebih berpihak kepada Wajib Pajak. Selain itu juga pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat merasa bila mengeluarkan uang untuk honor fee atau konsultan pajak bukanlah hal yang memberatkan baginya. Hal ini dikarenakan Wajib Pajak pedagang eceran susah untuk mengerti peraturan perpajakan yang berlaku dan cukup menyita waktu untuk berbisnisberusaha. Pedagang eceran lebih memillih lebih fokus mengawasi usahanya dibanding untuk menyediakan waktu membaca peraturan perpajakan. Belum lagi waktu yanga akan terpakai bila adan panggilan dari kantor pajak. Kondisi ini yang membuat pedagang eceran Universita Sumatera Utara yang ada di KPP Medan Barat menggunakan jasa konsultan pajak dan bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar konsultan pajak tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan biaya kepatuhan pajak terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat.

4.5.7. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Pedagang Eceran

Wajib Pajak umumnya dikenakan sanksi administrasi karena melanggar hal-hal seperti tidak atau terlambat menyampaikan SPT dan terlambat membayar besarnya pajak terutang sesuai batas waktu yang ditentukan. Sedangkan sanksi pidana umumnya diterapkan kepada Wajib Pajak yang melanggar ketentuan yang dikualifikasikan sebagai tindak pidana pajak. Sanksi pidana diterapkan karena adanya unsur kealpaan atau unsur kesengajaan yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Menurut Devano dan Rahayu dalam bukunya Perpajakan Konsep, Teori dan Isu 2006 yang ditulis Nelson Pakpahan dalam koranharian.blogspot.com 2013, denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan. Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak. Sedangkan kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material. Universita Sumatera Utara Beberapa bukti empiris seperti penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010 telah menunjukkan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap sanksi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif tetapi tidak signifikan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat, dimana nilai propababilitas sebesar sebesar 0,969 0,05. Hal ini bertentangan dengan penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010. Priantara dan Supriyadi 2011 menyimpulkan bahwa sanksi mempunyai hubungan negatif atau berlawanan opposite serta tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajak Pajak untuk memilik NPWP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran tidak setuju kalau dikenakan sanksi administrasi yang begitu besar. Wajib Pajak pedagang eceran yang ada di KPP Pratama Medan Barat bersedia membayar jika sanksi yang harus dibayar tidak mempengaruhi kemampuan ekonomis secara signifikan. Selain itu juga mereka menilai terdapat penerapan sanksi perpajakan yang tidak adil, dimana terdapat pedagang eceran yang tidak membayar pajak tetapi dibiarkan saja, sementara yang sudah membayar pajak dikenakan lagi sanksi perpajakan. Dengan dikeluarkannya sanksi yang besar akan memberatkan pedagang eceran yang tidak akan melakukan pembayaran atas sanksi administrasi tersebut. Semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar Wajib Pajak, maka akan semakin berat bagi Wajib Pajak untuk melunasinya. Universita Sumatera Utara Torgler 2003 berpendapat bahwa seseorang yang mengalami kesulitan keuangan akan merasa tertekan ketika mereka diwajibkan untuk melakukan kewajibannya membayar pajak. Bloomqist 2003 mengungkapkan bahwa beban keuangan yang dimiliki Wajib Pajak merupakan salah satu hambatan bagi Wajib Pajak untuk membayar pajak dan juga Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai pendapatan yang cukup kemungkinan akan melakukan penghindaran pembayaran pajak jika kondisi keuangan Wajib Pajak tersebut buruk karena pengeluaran lebih besar dari penghasilannya. Penelitian yang dilakukan oleh Olabede, Affrin idris 2011 menunjukkan bahwa kondisi keuangan Wajib Pajak berpengaruh positif tehadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di negara Nigeria. Oleh karena itu, apabila seorang Wajib Pajak berada pada posisi kondisi keuangan yang rendah maka memiliki kecenderungan lebih untuk tidak taat dalam membayar kewajiban pajaknya dibandingkan jika Wajib Pajak berada pada kondisi keuangan yang baik. Oleh sebab itu sikap atau pandangan Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan berupa sanksi administrasi yang berat akan berpengaruh negatif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar sanksi tersebut. Hal ini dapat kita lihat seringnya pedagang eceran menutup usahanya bila dikenakan sanksi administrasi yang berat dan selanjutnya tidak diketahui keberadaanya. Hal ini ditandai adanya piutang pajak yang tidak dapat ditagih karena Wajib Pajak tidak diketahui keberadaannya. Upaya tindakan penagihan pajak ini telah banyak dilakukan diantaranya menghubungi perangkat daerah setempat dan upaya lainnya. Akan tetapi tetap saja Wajib Pajak tersebut tidak dapat ditemukan. Universita Sumatera Utara

4.5.8. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Pedagang Eceran

Kemajuan dan perkembangan negara ini tak lepas dari kesadaran warganya dalam membayar pajak. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sangat erat hubungannya dengan kesadaran bernegara. Menurut Marihot 2010 : 106 apabila kesadaran bernegara kurang maka masyarakat kurang dapat mengenal dan menikmati pentingnya berbangsa dan bertanah air, berbahasa nasional, menikmati keamanan dan ketertiban, memiliki dan menikmati kebudayaan nasional dan pada akhirnya apabila kesadaran bernegara kurang maka rasa memiliki dan menikmati manfaat pengeluaran pemerintah juga kurang sehingga kesadaran membayar pajak juga tidak tebal. Secara kualitatif pengertian kesadaran pajak dianggap mempunyai nilai lebih dari pada kepatuhan perpajakan. Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adalah perihal pajak, sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak Agus, 2006. Berdasarkan hal tersebut mengungkapkan bahwa kesadaran perpajakan berkenaan dengan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya, melaporkan SPT, fungsi dan peraturan beserta sanksi-sanksi dari pajak itu sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anu dalam Vanessa dan Priyo 2009 bentuk-bentuk persepsi dan alasan persepsi tersebut dapat mengindikasikan kemauan membayar pajak oleh Wajib Pajak yaitu : 1 Wajib Pajak merasa jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan, atau paling tidak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh. Wajib Pajak mau membayar pajak apabila beban pajak yang dipikul tidak mempengaruhi kemampuan ekonomis secara signifikan. 2 Wajib Pajak menilai sanksi-sanksi perpajakan Universita Sumatera Utara dilaksanakan dengan adil. Dengan penilaian ini Wajib Pajak akan membayar pajak, didasari pada kepercayaan bahwa Wajib Pajak yang tidak membayar pajak akan dikenakan sanksi. 3 Wajib Pajak menilai pemanfaatan pajak sudah tepat. Salah satu pemanfaatan pajak adalah pembangunan fasilitas umum. 4 Wajib Pajak menilai aparat pajak memberikan pelayanan dengan baik. Tingkat kesadaran perpajakan menunjukkan seberapa besar tingkat pemahaman seseorang tentang arti, fungsi dan peranan pajak. Semakin tinggi tingkat kesadaran Wajib Pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan. Secara empiris juga telah dibuktikan bahwa makin tinggi kesadaran perpajakan Wajib Pajak maka makin tinggi tingkat kepatuhan Wajib Pajak Suyatmin, 2004. Hasil analisis menggunakan SEM dengan software AMOS 20 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat dimana nilai propababilitas adalah bintang tiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari pernyataan mereka bahwa mereka sangat setuju pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Selan itu juga mereka setuju apabila setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak. Kesadaran membayar pajak di KPP Pratama Medan Barat juga timbul dari pelayanan yang diberikan oleh KPP Pratama Medan Barat, diantaranya yaitu cepatnya proses pembuatan Universita Sumatera Utara Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, dan adanya Account Representative yang membantu pedagang eceran dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Universita Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan kemudahan perpajakan terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sanksi perpajakan dan Sensus Pajak Nasional terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat. Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan biaya kepatuhan pajak terhadap kesadaran Wajib Pajak pedagang eceran KPP Pratama Medan Barat. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemudahan perpajakan, biaya kepatuhan pajak dan kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Terdapat pengaruh yang negatif tetapi tidak signifikan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. 3. Terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan kemudahan perpajakan terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sanksi perpajakan terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat. Terdapat pengaruh yang Universita Sumatera Utara negatif dan signifikan biaya kepatuhan pajak terhadap kesadaran Wajib Pajak namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak pedagang eceran di KPP Pratama Medan Barat.

5.2. Saran