Sensus Pajak Nasional TINJAUAN PUSTAKA

WP akan mematuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi denda akan lebih banyak merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, maka akan semakin berat bagi WP untuk melunasinya. Oleh sebab itu sikap atau pandangan WP terhadap sanksi denda diduga akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP dalam membayar pajak. Hal ini sangat relevan jika digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini. Beberapa bukti empiris seperti penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004, Jatmiko 2006, Suryadi 2006, dan Daroyani 2010 telah menunjukkan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap sanksi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin baik persepsi WP mengenai hukum pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan perpajakan. Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi denda, bunga dan kenaikan dan pidana kurungan atau penjara mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian Alm, Jackson dan Mckee 1992 menunjukkan bahwa sanksi untuk diperiksa berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan seorang Wajib Pajak www.pajak.go.idcontentstrategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak .

2.8. Sensus Pajak Nasional

Roda pembangunan nasional dapat terus bergerak dan perekonomian negara dapat terus tumbuh karena adanya penerimaan negara. Semakin besar penerimaan negara tentu akan semakin banyak fasilitas publik yang dapat disediakan pemerintah. Penerimaan negara dapat ditingkatkan jika ada perluasan basis pajak. Perluasan basis pajak tersebut dapat diwujudkan jika terdapat data yang akurat mengenai potensi pajak. Itulah mengapa Sensus Pajak Nasional Universita Sumatera Utara SPN sangat diperlukan agar keadilan dan kesejahteraan rakyat terwujud melalui penggunaan uang pajak. Menurut Sumarsan 2012, yang dimaksud dengan Sensus Pajak Nasional SPN adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan negara dengan mendatangi subjek pajak di seluruh Indonesia, yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan bekerja sama dengan pihak lain. Dewinta dan Syafruddin 2012 Sensus Pajak Nasional merupakan kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka penggalian potensi Wajib Pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149PMK.032011 Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan negara melalui kegiatan pendataan objek pajak dengan cara mendatangi subjek pajak di lokasi subjek pajak yang dilakukan oleh DJP dan dapat bekerja sama dengan pihak lain. Sasaran SPN adalah bagi mereka yang : 1. Belum ber-NPWP, diberikan NPWP 2. Belum bayar pajak, agar membayar pajak 3. Belum menyampaikan SPT, agar menyampaikan SPT 4. Memiliki utang pajak, agar melunasinya 5. Belum optimal membayar pajak, agar membayar pajak sesuai dengan ketentuan. Menurut Alm, Bahl, Murray 1990 dalam John Hutagaol 2007, rendahnya kepatuhan Wajib Pajak dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang paling utama adalah disebabkan oleh tidak adanya data tentang Wajib Pajak yang Universita Sumatera Utara dapat digunakan untuk mengetahui kepatuhannya. Database menyediakan data dan informasi mengenai seluk beluk usaha Wajib Pajak termasuk kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajaknya secara akurat dan real-time. Untuk memperoleh database yang lengkap dan akurat, maka diperlukan kegiatan pengumpulan data Wajib Pajak yaitu salah satunya melalui program Sensus Pajak Nasional. Maria Karanta, et al 2000 dalam Suryadi 2006 menyatakan bahwa persepsi masyarakat yang positif dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak dalam membayar pajak. Demikian pula dengan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Jika persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan Sensus Pajak Nasional positif, maka dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam melapor dan membayar pajak, sehingga akan meningkatkan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak. Menurut Witte dan Woodbury 1985 dalam Komalasari dan Nashih 2005, informasi yang dilaporkan oleh para Wajib Pajak belum tentu menunjukkan informasi yang benar mengenai dirinya. Untuk meningkatkan kualitas informasi tersebut, perlu dicocokkan dengan informasi lain, misalnya data sensus, atau data lain yang dimiliki oleh pemerintah. Selanjutnya, Witte dan Woodbury 1985 dan Dubin dan Wilde 1988 dengan menggunakan data milik IRS dan menghubungkan data sensus menyimpulkan bahwa tingkat kepatuhan penyampaian SPT lebih tinggi.

2.9. Kesadaran Wajib Pajak