jingga, namun belum dapat diketahui secara pasti jenis senyawa flavonoid yang terkandung dalam fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga
tanarius L.
3. Senyawa terpenoid
Pengujian senyawa terpenoid dilakukan dengan menggunakan reagen Lieberman Buchard yang dibuat dari asam sulfat pekat dan anhidrida asetat.
Senyawa terpenoid akan mengalami dehidrasi dengan penambahan asam kuat dan membentuk garam yang memberikan reaksi dengan terbentuknya warna biru atau
ungu untuk senyawa steroid dan warna merah untuk senyawa terpenoid. Perubahan warna ini disebabkan terjadinya reaksi oksidasi pada golongan
terpenoidsteroid melalui ikatan rangkap terkonjugasi. Hasil pengujian senyawa terpenoid menunjukkan hasil negatif dengan
tidak terbentuknya hasil reaksi berwarna coklat. Hasil negatif ini dikarenakan senyawa terpenoid tidak tersari dengan pelarut yang digunakan dalam proses
penyarian. Pelarut yang digunakan pada pembuatan fraksi Macaranga tanarius L. bersifat semi polar, sedangkan menurut Sirait 2007, sebagian besar terpenoid
mempunyai struktur siklik dengan satu atau lebih gugus fungsional seperti hidroksi dan karbonil, sehingga terpenoid pada umumnya merupakan senyawa
yang larut dalam lipid.
4. Senyawa fenolik
Pengujian kandungan fenolik dilakukan untuk membuktikan adanya gugus OH dari fenol pada fraksi daun Macaranga tanarius L. Adanya gugus fenolik
akan memberikan warna hijau hingga biru setelah penambahan FeCl
3
. Hasil
pengujian menunjukkan warna hijau kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.
mengandung senyawa fenolik. Fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih cincin aromatik
dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Fenolik pada tanaman terdiri dari asam fenolat, flavonoid, dan tannin, serta sedikit ligan Dai dan Mumper, 2010. Oleh
karena itu, senyawa fenolik yang dapat terkandung dalam fraksi Macaranga tanarius L. antara lain chebulagic acid dan macatannin B Puteri dan Kawabata,
2010.
5. Senyawa saponin
Pengujian kandungan saponin dilakukan dengan menambahkan aquadest pada fraksi Macaranga tanarius L. kemudian dikocok kuat selama 10 menit, hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya buih setinggi 1-10 cm selama 10 menit dan dengan penambahan HCl buih tidak hilang. Saponin memiliki gugus polar
dan non-polar bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok dengan air dapat terbentuk misel. Pada struktur misel, gugus polar menghadap ke luar sedangkan
gugus non polar menghadap ke dalam. Keadaan inilah yang tampak seperti busa. Pengujian menunjukkan hasil negatif karena buih yang terbentuk ≤ 1cm.
Hal ini membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. tidak memiliki kandungan senyawa saponin. Hal ini disebabkan karena senyawa yang tersari
merupakan senyawa dengan rentang polaritas semi polar, sehingga senyawa yang bersifat non polar seperti saponin terpenoidsteroid tidak terkandung dalam fraksi
Macaranga tanarius L.
6. Senyawa tanin
Pengujian kandungan senyawa tannin dilakukan dengan memindahkan fraksi Macaranga tanarius L. ke dalam plat tetes, lalu ditambahkan FeCl
3
1. FeCl
3
akan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa tannin sehingga terbentuk warna biru kehitaman. Hasil pengujian menunjukkan
hasil positif dengan intensitas kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. memiliki kandungan senyawa tannin. Hal ini didukung
oleh penelitian Puteri dan Kawabata 2010 yang membuktikan bahwa daun Macaranga tanarius L. memiliki kandungan ellagitannin berupa chebulagic acid,
dan macatannin B.
7. Senyawa glikosida