F. Uji Pendahuluan Penentuan selang waktu pemberian asam asetat
Selang waktu adalah jarak antara pemberian asetosal atau fraksi etanol heksan ekstrak metanol air daun Macaranga tanarius L. dengan asam asetat.
Penentuan selang waktu dilakukan untuk memperkirakan waktu yang tepat untuk menginjeksikan penginduksi nyeri berupa asam asetat. Pengujian dilakukan
dengan memberikan asetosal sebagai kontrol positif dengan dosis 91 mgkg BB secara per oral kemudian diberi asam asetat dengan dosis 50 mgkg BB secara
intraperitoneal dengan selang waktu 10 dan 15 menit. Pengujian juga menggunakan kontrol negatif CMC-Na untuk mengetahui apakah pada selang
waktu 10 dan 15 menit asetosal telah terabsorbsi dan dapat menimbulkan efek analgesik. Hal ini diketahui dari perbandingan jumlah kumulatif geliat kontrol
negatif CMC-Na berbeda signifikan dibandingkan dengan selang waktu pemberian 10 dan 15 menit.
Dari kedua selang waktu yang diujikan, dipilih selang waktu pemberian yang memenuhi persyaratan, dimana pada selang waktu pemberian tersebut
asetosal sebagai kontrol positif telah diabsorbsi dengan baik pada saluran cerna sehingga dapat bekerja sebagai analgesik dengan memberikan respon penurunan
jumlah geliat. Hasil pengujian selang waktu pemberian asam asetat menghasilkan rata-
rata jumlah kumulatif geliat mencit pada kelompok kontrol negatif CMC-Na dan kelompok selang waktu 10 dan 15 menit yang disajikan pada tabel III.
Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat 50 mgkg BB.
Kelompok Kumulatif geliat
Mean ± SE Nilai p
Kontrol negatif CMC-Na selang 10 menit
92,00 ± 1,73 1,000
N
10 menit 35,00 ± 0,57
1,000
N
15 menit 32,66 ± 1,45
0,780
N
Keterangan: Mean = rata-rata kumulatif geliat
SE = Standard Error
N = data berdistribusi normal p 0,05
Hasil analisis statistik dengan uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p 0,05 lampiran 9, sehingga dapat disimpulkan bahwa data rata-rata jumlah geliat
masing-masing kelompok memiliki distribusi normal. Hasil uji variansi dengan uji Levene juga menujukkan nilai p 0,05 lampiran 9. Hal ini membuktikan bahwa
data rata-rata jumlah geliat antar kelompok bervariansi homogen. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah kumulatif geliat antar
kelompok maka dilakukan uji T tidak berpasangan sehingga diketahui apakah antar kelompok memiliki perbedaan yang bermakna lampiran 9.
Tabel IV. Hasil uji T tidak berpasangan untuk data jumlah geliat pada penentuan selang waktu
Kelompok Nilai p
Kontrol negatif CMC-Na Selang waktu 10 menit 0,000
BB
Selang waktu 10 menit Selang waktu 15 menit
0,210
BTB
Keterangan: BB = berbeda bermakna p 0,05
BTB = berbeda tidak bermakna p 0,05 Hasil uji T tidak berpasangan tabel IV menunjukkan bahwa antara
kelompok kontrol negatif CMC-Na dengan selang waktu 10 menit memiliki perbedaan rata-rata jumlah kumulatif geliat yang berbeda bermakna p 0,05.
Hal ini disebabkan karena CMC-Na tidak memiliki efek analgesik sehingga
memiliki jumlah geliat yang paling banyak. Dengan adanya perbedaan yang bermakna tersebut dapat disimpulkan bahwa asetosal sebagai kontrol positif telah
dapat terabsorpsi dan bekerja dengan menurunkan jumlah geliat pada selang waktu pemberian 10 menit. Hasil uji T tidak berpasangan untuk selang waktu 10
dan 15 menit menunjukkan nilai probabilitas 0,210; sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kumulatif jumlah geliat antara kedua selang waktu tersebut
berbeda tidak bermakna p 0,05. Oleh karena itu, selang waktu 10 dan 15 menit merupakan jarak waktu yang optimal pada pemberian asetosal dan senyawa uji
dengan asam asetat karena pada selang waktu tersebut asetosal telah diabsorbsi pada saluran cerna. Selang waktu pemberian 10 menit lebih singkat dibanding
selang waktu 15 menit, sehingga dipilih sebagai selang waktu pemberian asetosal dan sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air dengan asam asetat pada
penelitian ini.
G. Uji Efek Analgesik Fraksi Daun Macaranga tanarius L.