Pendekatan sederhana untuk intepretasi data adalah membandingkan absorbansi dengan konsentrasi substrat. Metode alternatif lain yang sering digunakan adalah
persentase reduksi DPPH Q yang dikenal dengan “inhibition” atau “quenching” yang dihitung dengan rumus :
Q = 100 A – A
c
A
0 ..................................................................................................................................
2 Lambang A
adalah absorbansi awal dan A
c
adalah nilai absorbansi terhadap penambahan sampel dengan konsentrasi c Molyneux, 2004.
J. Landasan Teori
Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki elektron ganjil yang bersifat reaktif dan dapat merusak sel tubuh sehingga menyebabkan penyakit.
Senyawa radikal ini bersifat sangat reaktif, akan tetapi kereaktifan dari senyawa radikal bebas ini dapat dihentikan oleh senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan
merupakan senyawa yang berfungsi untuk mendonorkan elektron kepada senyawa radikal bebas.
Sediaan krim merupakan bentuk sediaan yang praktis dan salah satu yang paling umum digunakan. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat berupa
emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60
Syamsuni, 2005. Ketidak stabilan suatu sediaan krim ada tiga yaitu creaming, koalesen dan inversi. Creaming merupakan pemisahan emulsi menjadi dua bagian
dimana bagian yang satu memiliki fase dispersi yang lebih banyak daripada bagian yang lain. Koalesen merupakan penggabungan gelembung droplet yang saling
berdekatan menjadi lebih besar, yang merupakan kelanjutan dari creaming Aulton, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2002. Inversi merupakan berubahnya tipe emulsi MA ke tipe AM atau sebaliknya Anief, 2000.
Salah satu komponen penyusun sediaan krim adalah emolien dan humektan. Dalam penelitian ini digunakan emolien parafin cair yang berfungsi
untuk menutup permukaan stratum korneum sehingga menahan air yang hendak menguap pada stratum korneum. Humektan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah gliserol yang merupakan humektan yang paling umum digunakan di berbagai produk kosmetik. Humektan merupakan bahan yang digunakan untuk
meningkatkan kelembaban kulit. Emolien dan humektan merupakan komponen penting dalam suatu sediaan krim terkait aseptabilitas, sehingga dihasilkan suatu
sediaan krim yang lembut dan tidak kering ketika diaplikasikan pada kulit. Kulit buah manggis Garcinia mangostana L. diketahui memiliki
kandungan antioksidan yang berupa senyawa Xanton yang paling banyak terdapat pada kulit buahnya. Xanton merupakan suatu senyawa antioksidan golongan
polyphenolic yang digolongkan kebeb erapa bagian diantaranya adalah α-
mangostin, -mangostin, -mangostin, garcinon E, 8-deoxygartanin dan gartanin Chaverri, et al., 2008.
DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil merupakan suatu senyawa radikal bebas yang banyak digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan. Dalam
penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. serta uji aktivitas terhadap ekstrak kulit buah
manggis yang telah diformulasikan ke dalam sediaan krim. Dipilih metode DPPH PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang cukup stabil Molyneux ,2004.
Maka dari itu penulis hendak melihat bagaimana pengaruh parafin cair dan gliserol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan krim ekstrak kulit buah
manggis Garcinia mangostana L., berapa komposisi optimum parafin cair dan gliserol dalam sediaan krim sehingga dihasilkan suatu sediaan krim denga sifat fisik
yang baik, bagaimana aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. yang digunakan dalam penelitian, bagaimana stabilitas
sediaan krim ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. setelah diuji sentrifugasi dan freeze-thaw cycle serta bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas
antioksidan ekstrak kulit buah manggis yang dicampurkan ke dalam sediaan krim.
K. Hipotesis