G. Bahan-Bahan dalam Formulasi
1. Asam stearat
Gambar 6. Struktur molekul asam stearat Allen, 2009
Asam stearat merupakan serbuk padat, berwarna putih atau kekuningan dan sedikit mengkilap. Asam stearat memiliki fungsi sebagai agen pengemulsi,
solubilizing agent, serta sebagai lubrikan tablet dan kapsul. Dalam formulasi sediaan topikal dapat berfungsi sebagai pengemulsi dan solubilizing agent. Asam
stearat memiliki nilai keasaman sebesar 195-212, asam stearat dinetralkan keasamannya dengan senyawa alkali atau trietanolamin TEA pada formulasi
sediaan topikal agar tidak mengiritasi kulit ketika diaplikasikan pada kulit serta agar membentuk konsistensi creamy. Asam stearat sangat larut dalam benzen, karbon
tetraklorida, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95, hexane dan propylene glycol. Tidak larut parsial dalam air, serta memiliki titik lebur 69-70
C. Asam stearat inkompatibel terhadap basa, agen pereduksi dan agen pengoksidasi.
Penggunaan asam stearat pada sediaan krim sebesar 1 hingga 20 Allen, 2009.
2. Setil Alkohol
Gambar 7. Struktur molekul setil alkohol Unvala, 2009
Setil alkohol digunakan dalam sediaan krim untuk meningkatkan stabilitas, meningkatkan tektur dan meningkatkan konsistensi sediaan. Setil
alkohol memiliki titik leleh 45-52 C. Setil akhohol mudah larut dalam alkohol
96 dan eter, larut sebagian dalam air dan tercampur ketika dilelehkan dengan lemak, parafin cair atau padat dan isopropil miristat Unvala, 2009.
3. Metil paraben
Gambar 8. Struktur molekul metil paraben Haley, 2009
Metil paraben merupakan suatu agen antibakteri atau pengawet yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan dalam berbagai macam bentuk
sediaan farmasi. Metil paraben memiliki bentuk kristal atau serbuk kristal. Metil paraben tidak berwarna serta tidak berbau. Metil paraben dapat menunjukkan
aktivitas antibakteri pada pH 4-8, akan tetapi lebih aktif mencegah jamur daripada bakteri Haley, 2009. Penggunaan metil paraben untuk sediaan topial
yaitu 0,02-0,3 Winarti, 2013.
4. Trietanolamin TEA