Hak Asasi Manusia HAM dan Human Trafficking

Implementasi Kebijakan Luar Negeri 8 atau karena orang tua sering tertipu bahwa anak-anak mereka akan dipekerjakan untuk mendapatkan peng- hidupan yang lebih layak. Anak-anak, dalam hal ini sering dieksploitasi secara fisik sebagai tenaga kerja dan tentara serta eksploitasi secara seksual seperti pedofilia. Kaum wanita, misalnya, merupakan jumlah mayoritas korban dari perdagangan manusia Jawa Timur ke Malaysia. Perdagangan tenaga kerja dilakukan oleh agen-agen yang mengurus perjalanan mereka ke luar negeri sekaligus mengurus penempatan kerja di luar negeri. Sebelum melakukan pekerjaan, para pekerja tersebut diajak untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Suatu gambaran menunjukkan, bahwa dari sekian banyak tenaga kerja yang dikirim, ternyata hanya sedikit saja yang bernasib baik: dipekerjakan di tempat yang layak sesuai dengan perjanjian sebelumnya, sementara sebagian besar lainnya harus menghadapi situasi yang sangat ber- bahaya, misalnya banyak menerima perlakuan tidak senonoh. Salah satu penyebabnya, karena pada umum- nya mereka tidak mendapat perlindungan hukum sebagai akibat proses pengiriman mereka berlangsung secara ilegal. Hal ini banyak terjadi pada tenaga-tenaga kerja Indonesia lainnya di luar negeri, baik itu di negara- negara ASEAN maupun di negara-negara Arab. Motif utama yang mendorong para wanita ini mau dipekerjakan di luar negeri, terutama Malaysia adalah karena adanya tawaran dari pelaku human trafficking untuk memperoleh kondisi finansial yang lebih baik. Dalam beberapa kasus sering diberikan janji untuk bekerja di catering, hotel, kontrak model bahkan dengan dalih memperoleh pendidikan di luar 9 Implementasi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Terhadap Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia TKI Human Trafficking dan Pelanggaran HAM TKI di Malaysia negeri. Tidak sedikit di antara mereka yang sebenarnya telah mengetahui berbagai informasi tentang adanya bisnis prostitusi dan berbagai kekerasan lain yang akan mereka hadapi kelak, namun karena tuntutan dan desakan ekonomi yang begitu sulit jalan pemecahan- nya, akhirnya tidak sedikit tergerus arus harus rela menjadi korban human trafficking. Selain wanita dan anak-anak, laki-laki juga sebenarnya berisiko menjadi korban dari human trafficking. Mereka yang tidak punya keahlian sering dijadikan sebagai tenaga kerja murah di luar negeri bahkan dijadikan sebagai budak dengan bayaran tidak seberapa. Bila ditelusuri, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya human trafficking Indonesia- Malaysia, antara lain sebagai berikut: a. Posisi Indonesia yang dekat dengan Malaysia tanpa pengamanan ketat di perbatasan. Dilihat dari segi geografis, Indonesia dan Malaysia berbatasan langsung baik itu melalui Pulau Sumatera maupun Pulau Kalimantan. Letak Indonesia-Malaysia yang sangat dekat ini mempermudah pengiriman TKI dari Indonesia ke Malaysia. Bahkan data yang didapat dari Departemen Pertahanan Indonesia, ternyata tidak adanya batas-batas wilayah yang jelas antarkedua negara, baik itu perbatasan laut dengan Malaysia Barat maupun perbatasan darat dengan Malaysia Timur di Pulau Kalimantan, sehingga mendorong timbulnya berbagai kasus human trafficking. Selain itu, dengan tidak adanya kejelasan yang tegas mengenai pertahanan di perbatasan negara, ternyata turut memperburuk kondisi tersebut. Implementasi Kebijakan Luar Negeri 10 2. Semakin maraknya TKI ilegal ke Malaysia Banyak tenaga kerja yang memutuskan bekerja di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memikirkan risiko yang harus dihadapi di negara asing. Hingga saat ini, yang paling banyak menjadi korban human trafficking ini, memang mereka tenaga kerja yang berangkat tanpa mengetahui prosedur yang resmi, atau juga malah tidak mau memedulikan prosedur resmi tersebut. Dari data imigrasi nasional, dapat diketahui bahwa ternyata banyak pihak yang menjadi calo bagi pengiriman TKI ke Malaysia. Calo-calo tersebut bukanlah badan resmi pemerintah, sehingga tentu saja TKI yang menggunakan jasa calo ini akan berstatus sebagai TKI ilegal, akibatnya tidak mendapatkan perlindungan hukum di Malaysia. Parahnya, dalam beberapa kasus, ternyata ada yang melibatkan pegawai imigrasi sebagai jasa pengiriman TKI secara ilegal ini. Selain itu, dengan semakin mudahnya prosedur untuk ke luar negeri menyebabkan banyak warga Indonesia yang memutuskan untuk bekerja di Malaysia tanpa mem- pertimbangkan risiko yang akan mereka hadapi. 3. Sanksi hukum yang tidak tegas Dari segi hukum, pemerintah Indonesia kurang tegas dalam sanksi hukumnya. Hal ini membuat pihak- pihak yang terlibat dalam pengiriman human trafficking dan pengiriman TKI ilegal merasa tidak terlalu dibebani dengan aturan-aturan hukum yang berlaku. Begitu juga dengan badan imigrasi Indonesia yang tidak memberlakukan aturan dengan tegas mengenai orang-orang yang keluar-masuk Indonesia.