125
pesan yang disampaikan. Pesan verbal seringkali menjadi semakin
berbobot dan
makin bermakna
manakala disampaikan melalui cara-cara non verbal yang sesuai kultur
orang dan masyarakatnya. Tentunya cara-cara atau metode non verbal tersebut akan sangat berkait dengan konteks
budaya dimana masyarakat itu berada. Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan akan nilai-nilai budaya
menjadi begitu penting dalam mempermudah proses komunikasi yang terjadi.
B. MENDENGARKAN PESAN VERBAL
Kita semua menyadari keperluan untuk mendengarkan pesan- pesan verbal, dan terkadang kita dapat mengulang pesan
verbal secara sederhana kepada pengirim dalam situasi orang- perorang. Tetap seringkali pesan-pesan tersebut terdistorsi,
sehingga diartikan berbeda pada masing-masing orang.
Kita terkadang mengalami kesulitan untuk memahami dengan jelas pesan-pesan verbal, dan lebih sulit lagi untuk
memahami hal yang mendasari pesan-pesan verbal tersebut, khususnya berkaitan dengan isi afektifnya affective content.
Salah satu alasan mengapa kita terkadang menerima dan memahami pesan-pesan verbal, karena kita terlalu terpaku
pada isi kognitif cognitive content daripada isi afektif. Kita gagal dalam memahami pesan-pesan dibalik pesan verbal
hidden agenda yang muncul.
Isi kognitif cognitive content terdiri dari fakta dan kata-kata aktual dari pesan. Sedangkan isi afektif affective
content mungkin merupakan pesan verbal atau nonverbal dan
terdiri dari perasaan, sikap dan perilaku. Dengan demikian
126
untuk dapat memahami pesan dengan baik, berarti perlu benar-benar memahami baik isi pesan kognitif dan afektif,
serta mampu membedakan kedua isi pesan tersebut. Isi afektif yang
berbeda dengan
isi kognitif
terkadang akan
mengakibatkan pesan yang diterima menjadi kurang tepat atau salah arti.
Tanggapan tenaga
pengembangan masyarakat
terhadap pernyataan anggota masyarakatakan tergantung pada kemampuan tenaga pengembangan masyarakat untuk
mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan dan menyingkap tabir uncover apa yang mendasari ia berkata
demikian.
1 Pesan-pesan Verbal Kognitif
Pesan-pesan kognitif biasanya berbicara mengenai barang, orang, atau kejadian dan mungkin sesuatu yang sederhana
atau juga kompleks. Terkadang anggota masyarakatlebih senang berbicara mengenai pemikiran atau perilakunya dari
pada perasaan mereka yang sebernarnya.
Jika kita hanya menanggapi hanya menanggapi persoalan kognitif klien, maka kita belum benar-benar
memasuki pada perasaan yang mendasarinya.
2 Pesan-pesan Verbal Afektif
Pesan afektif dikomukasikasikan kepada kita baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan memahami pesan-pesan
afektif dan kemudian memberikan tanggapan kepadanya, dengan begitu tenaga pengembangan masyarakat tidak hanya
127
menerima emosi-emosi anggota masyarakat tetapi juga memohon
ijin kepada
anggota masyarakat
untuk menyampaikan
pengalaman dan
perasaannya sendiri
terhadap hal tertentu. Sedangkan perasaan itu sendiri dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori: marah, sedih, takut,
dan bahagia.
Tabel 9 Perilaku Peran dan Tanggapan Verbal Sesuai Tahapan Konseling
Tahapan Perilaku Peran
Tanggapan Verbal
M e
n d
en g
a rk
a n
R e
sp o
n si
f
Hubungan Menyertai
Menjelaskan Memberitahumenggambarkan
Probingmenyelidik Mendukungmenentramkan
hati Sedikit tanggapan
verbal Menyusun kata
Probing Merefleksi
Menjelaskan Memeriksa
Menggambarkan
Strategi Pelaksanaan
Menyertai Memberitahumenggambarkan
Probingmenyelidik Mendukungmenentramkan
hati Memotivasimenentukan
Mengevaluasimenganalisis Mengatasi persoalan
Probing Memeriksa
Menjelaskan maksud
Mempertentangkan Menggambarkan
Menyimpulkan
Dalam bagian berikut akan dikemukakan mengenai keterampilan
dan sikap-sikap
penting yang
harus diperhatikan dalam melakukan assessment. Berikut beberapa
keterampilan berwawancara
yang dapat
mendukung kelengkapan fase pengumpulan data dan asesmen dari
wawancara:
128
Gerakan-gerakan tubuh attending behavior. Kontak mata eye contact, badan menghadap ke depan,
diasumsikan posisi tubuh yang santai dengan tangan dan kaki yang tidak menyilang menunjukkan adanya perhatian,
ketertarikan, dan keinginan untuk mendengarkan.
Dorongan minimal minimal encouragement.
Anggukkan kepala, “Emh-he”, “hmm”, “yaa”, “lalu, bagaimana ...”, dan ”saya paham” semuanya mengindikasikan
adanya perhatian tehadap apa yang sedang dikatakan serta adanya hasrat untuk mendengarkan lebih detail lagi; ini
merupakan
tanggapan balasan
dan penguatan
atas pernyataan klien.
Pemantulan Reflecting.
Pemantulan merupakan pengulangan terhadap apa yang dikatakan oleh anggota masyarakatsebagai suatu rangsangan
untuk meneruskan bicaranya. Pemantulan yang selektif terhadap segmen-segmen penting dari perkataan anggota
masyarakatadalah
sangat membantu.
Jika anggota
masyarakatberkata “Dia bertingkah yang membuatku marah dan saya biarkan ia begitu,” tanggapannya mungkin “Anda
marah ketika ia bertindak begitu”. Catatan bahwa kalimat “biarkan ia bertindak begitu” bukan pantulannya.
Pernyataan baru Paraphrasing.
Suatu uraian baru yang terpilih terhadap komunikasi anggota masyarakat menunjukkan bahwa pewawancara tidak hanya
mendengarkan saja tetapi memahami kliennya. Pernyataan
129
baru memancing umpan balik dan konfirmasi anggota masyarakatatau koreksinya. Penyimpulan baca mengurai
kembali berjalan melewati perefleksian terhadap formulasi baru dari pernyataan anggota masyarakatsesuai dengan
pemahaman pewawancara.
Peringkasan Summarizing. Sebuah rekapitulasi atau laporan singkat dari suatu unit
terbatas dari wawancara menyarankan apakah sudah cukup memenuhi atau mesti ditambahkan lagi, hal pokok apa saja
yang telah sesuai dengan tujuan wawancara. Peringkasan memberikan arahan dan menyediakan proses rujukan yang
sah.
Hening Silence.
Menggunakan secara bijak dan tepat keheningan mendorong terwawancara untuk membagi bersama dan memberinya
kesempatan untuk berbuat sesuatu selanjutnya. Keheningan memberi waktu terwawancara untuk memilih isi untuk
menceritakan
dan mengatur
pemikirannya untuk
mengungkapkannya.
Klarifikasi clarification
Klarifikasi membantu
anggota masyarakatmemperoleh
kejelasan spesifik dan persepsi sasaran akan situasinya. Klarifikasi membantu anggota masyarakatmenstrukturisasi
kembali pandangannya terhadap suatu situasi sehingga memungkinkan
perubahan yang
sebelumnya tidak
130
diperhitungkan menjadi diketahui. Klarifikasi memunculkan pertanyaan mengenai pros and cons kemungkinan perbedaan
pendekatan menanggapi situasi klien.
Penentangan confrontation
Dalam penentangan, pewawancara akan meminta perhatian anggota masyarakatterhadap ketidaksesuaian antara apa yang
ia katakan dan berkaitan dengan perilaku nonverbalnya, antara omongan verbal dan tindakan berikutnya, antara
ekspresi nilai dan perilaku. Pewawancara memancing anggota masyarakatmencoba untuk menjelaskan alasan perbedaan
tersebut.
Dengan bantuan
pewawancara anggota
masyarakatmencontohkan ketidaksesuaian dalam rangka menentukan mana yang benar dan dengan demikian
mengurangi konflik internal dalam dirinya. Penentangan sebaiknya bukan merupakan tantangan atau intimidasi dalam
tekanan suaranya; ketidaksesuai semestinya dibuat seolah seperti sebuah teka-teki yang mesti dipecahkan dan yang
kepentingannya
untuk membantu
terwawancara menjelaskannya. Ketidaksesuaian sebaiknya dihantarkan
dengan rincian khusus dan dengan saran-saran yang pewawancara ungkapkan berdasarkan permohonan anggota
masyarakatuntuk memahami anggota masyarakatsecara lebih baik.
Interpretasi interpretation
Oleh karena penentangan confrontation berhubungan dengan data
yang memerlukan
penjelasan, interpretasi
mengupayakan hipotesis bagi pertimbangan terwawancara. Tenaga pengembangan masyarakat menganalisa informasi
131
bersama klien; menempatkannya dalam istilah tatar aras yang berhubungan dengan teori, pengalaman profesional, dan
pengetahuan umum mengenai permasalahan klien; dan dengan demikian formulasi sebuah hipotesis mengenai situasi
tertentu yang mungkin memerlukan cara lain memahaminya.
Oleh karena klarifikasi memunculkan elemen-elemen diskusi dalam tingkat kesadaran tertentu bagi klien,
interpretasi mengupayakan pertimbangan sebuah persepsi yang mungkin anggota masyarakattidak benar-benar sadari.
Interpretasi memerlukan apa yang terwawancara ketahui dan sebuah kesimpulan tambahan. Sebuah interpretasi adalah
penawaran tentatif, seperti “Saya ingin jika ......,” “Bisa saja terjadi
seandainya ......,”
memberikan anggota
masyarakatkebebasan untuk menerima, menolak, atau memodifikasi interpretasi.
Informasi, saran dan nasihat information, suggestion and advice
Berikan informasi
seperlunya kepada
anggota masyarakatsesuai dengan dosis kemampuan mereka
mengolah dan memahami bahasa yang mereka pakai serta daya serap yang membantu anggota masyarakatdalam
menghadapi situasinya. Saran berkaitan dengan kegiatan penting terhadap sejumlah faktor atau pemikiran yang relevan
yang mungkin dapat membantu anggota masyarakatuntuk mempertimbangkannya. Saran bukan berarti menunjukkan
andil pendekatan pewawancara tetapi sedikit menumbuhkan suatu kemungkinan kepada anggota masyarakatuntuk
mempertimbangkan segala kemungkinan. Nasihat adalah jelas-jelas
sebagai intervensi
pemberian petunjuk,
132
menindikasikan bahwa pewawancara berfikir sebaiknya anggota masyarakat melakukan perubahan terhadap situasi.
Dalam nasihat, pewawancara menyatakan diri dimana ia berdiri dan apa yang sebaiknya anggota masyarakatlakukan.
Terdapat banyak elemen “sebaiknya” dalam nasihat dari pada “saran”.
Nasihat dan saran mempunyai atau meunculkan imej negatif diantara sejumlah tenaga pengembangan masyarakat,
yang meyakini bahwa intervensi tersebut merefleksikan contoh dari kekuatan dan pengendalian yang mengganggu
otonomi klien. Bagaimanapun, anggota masyarakatbiasanya datang pada suatu wawancara dengan anggapan logis bahwa
tenaga pengembangan masyarakat mempunyai pengalaman yang banyak bersama anggota masyarakatyang mempunyai
permasalahan yang sama dan bahwa ia mengetahui apa dapat dan tidak dapat dilakukan Maluccio, 1979. Namun begitu,
secara empiris nasihat terbukti bermanfaat bagi intervensi pewawancara Videka-Sherman, 1988.
C. SIKAP-SIKAP ESENSIAL SEBUAH PERTOLONGAN KEMANUSIAAN