KERANGKA PRAKTIK ASSESSMENT DANWAWANCARA DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.

26 Lebih jauh lagi Skidmore 1994 menegaskan bahwa casework merupakan suatu teknik pertolongan, yaitu: “Social casework is a methode of helping people based knowledge, understanding, and the use of techniques skillfully applied to helping people to solve problem” p. 50 Bahkan sebagian praktisi tenaga pengembangan masyarakat menyatakan bahwa semua upaya pekerjaan sosial klinis mikro mengupayakan kepada pengayaanpeningkatan dan pemeliharaan keberfungsian psikologis individu, keluarga, dan kelompok-kelompok kecil. Sehingga kemampuan- kemampuan metode mikro ini dalam konteks makro seringkali sangat bermanfaat, bahkan menentukan keberhasilan sebuah kegiatan pengembangan masyarakat. Seringkali para praktisi para pengembangan masyarakat menemui para tokoh-tokoh berpengaruh, dengan memanfaatkan kemampuan teknik mikronya, agar tujuan kegiatan pengembanga masyarakat tersebut dapat tercapai. Sebab, keberhasilan kegiatan pengembangan masyarakat seringkali ditentukan oleh para tokoh berpengaruh yang ada ditengah-tengah masyarakatnya.

B. KERANGKA PRAKTIK

Dalam suatu praktik mikro setidaknya terdapat maksud tujuan, nilai-nilai, sanksi, pengetahuan, dan metode-metode yang seringkali merupakan jantung dari praktik casework bersama dengan perseorangan, dan keluarga. Kesemua hal tersebut merupakan suatu kerangka praktik mikro. Berikut ini beberapa penjelasan dari elemen-elemen kerangka praktik tersebut. 27 1 Maksudtujuan Elemen maksud atau tujuan ini mengemukakan mengenai alasan-alasan untuk bertindak; yaitu dapat berupa upaya pencegahan dan perawatan yang ditimbulkan dari keretakan atau gangguan hubungan harmonis antara perorangan dan keluarganya atau kelompoknya. Membantu orang untuk mengenali dan mengatasi permasalahan-permasalahan dalam hubungannya sosial, paling tidak meminimalisasi akibat- akibat yang diimbulkannya. Kemudian pekerjaan sosial berupaya untuk memperkuat potensi maksimal dari individu, kelompok, dan masyarakat. Pekerja sosial juga membantu klien untuk menemukan sumber-sumber potensial disekitar klien yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh klien. Dengan perspektif kekuatan, maka dalam diri klien dan di lingkungan sekitar klien terdapat sejumlah kekuatan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk memperkuat perbaikan kondisi dan kekuatan klien itu sendiri dalam rangka mengatasi permasalahannya. 2 Nilai dan Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial Nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar pekerjaan sosial, yang tentunya sesuai dengan konteks masyarakat dan persoalan sangat menentukan sikap dan pendekatan para pekerja sosial. Profesi pekerjaan sosial memiliki asumsi akan pentingnya harga diri dan potensi individu serta saling berkaitannya antara individu dan masyarakat lingkungannya. Beberapa nilai dasar umum kemanusiaan yang dapat mempengaruhi praktek pekerjaan sosial antara lain: 1. Penghargaan terhadap martabat dan harga diri manusia; 28 2. Penghargaan terhadap hak manusia untuk menentukan ‘nasibnya’ sendiri; 3. Penghargaan terhadap adanya kesempatan yang sama bagi setiap manusia 4. Tanggung jawab sosial. Nilai-nilai dasar tersebut umumnya hampir terdapat dalam setiap masyarakat di belahan bumi ini, tidak terkecuali di Indonesia. Dari nilai-nilai dasar tersebut memuncul sejumlah asumsi dasar mengenai nilai filosofis umum dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu: Nilai dan harga diri martabat seseorang adalah penting terpenting; Manusia dan masyarakat saling bergantung satu sama lainnya, dan juga memiliki tanggung jawab satu sama lainnya. Sementara itu juga tetap memandang perbedaan dan keunikan setiap orang begitu penting, setiap orang perlu berbagi dengan lainnya Potensi setiap orang adalah nyata, dan setiap diri seseorang menerima atau memiliki tanggungjawab sosial yang aktif untuk turut serta dalam urusan kemasyarakatan. Jika seseorang tidak mampu berfungsi, masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mengatasi hambatan- hambatan yang membatasi tumbuh-kembang seseorang tersebut. Dari dasar asumsi tersebut dapat diturunkan secara lebih rinci lagi menjadi beberapa asumsi yang melandasi praktik pekerjaan sosial mikro, yaitu; 29 1. Asumsi nilai terhadap martabat dan kapasitas individu Martabat manusia menempatkan setiap individu dalam posisi yang unggul utama Nilai martabat menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengendalikan tindakannya, dan berpotensi untuk meraih tujuan dan kemajuannya. Berdasarkan hal tersebut pekerjaan sosial berupaya memperkuat –kapasitas, potensi martabat, serta sumber-sumber-- manusia 2. Nilai keunikan Keyakinan akan keunikan individu dan menunjukkan suatu pendekatan penerimaan pekerjaan sosial dan memandang perbedaan sebagai suatu asset. Secara individu baik pekerja sosial dan klien individu atau keluarga saling menegaskan akan engagement perjanjian keikutsertaan untuk terlibat, dimana tenaga pekerja sosial dan klien akan saling berkomunikasi untuk membangun hubungan yang bermakna, dan proses pekerjaan sosial diterapkan. Dalam bimbingan sosial persorangan casework individualitas menempati posisi yang utama; berbeda dengan keseragaman. 3. Postulat nilai penentuan nasib sendiri self-determination Sebagai penerapan dalam proses pekerjaan sosial konsep nilai tersebut secara jelas mengakui bahwa klien adalah manusia yang berdiri ‘sendiri’. Apakah akan diterima atau tidaknya suatu pelayanan dalam batas tertentu merupakan keputusan klien. Self-determination berarti bahwa klien akan memutuskan apakah ya atau tidak mengikuti proses bimbingan sosial perorangan casework 30 Para pekerja sosial secara perasaan dan mental tetap harus bersikap netral, tetapi dapat membagi pemikiran gagasan, perasaan, pengalaman, sepanjang dilakukan secara menarik, penuh perhatian, simpati dan empati. Pengalihan kebebasan memilih dan self – determination akan merusak hubungan dan mengurangi pemecahan masalah klien dan kapasitasnya. . 3 Sanksi Sanksi merupakan kewenangan dan penghargaan masyarakat terhadap kegiatan setiap ekspresi pekerjaan sosial dalam pengaturan struktural, hukum, dan pernyataan kebijakan. Kewenangan terhadap pelayanan adalah diberikan oleh hukum, atau seperangkat pembuatan kebijakan dalam aturan dan perundang-undangan badan-badan sosial yang mencerminkan harapan-harapan masyarakat yang mendukung pelayanan sosial dijalankan badan-badan sosial. 4 Pengetahuan Pengetahuan di sini adalah yang memberikan dasar pengetahuan mengenai fakta, konsep, dan prinsip-prinsip praktik; yaitu teori yang mendasari pekerjaan sosial secara mendasar yang berasal dari profesi pekerjaan sosial dan dari praktik pekerjaan sosial. Beberapa sumbangan pengetahuan penting yang berasal dari disiplin tertentu, diantaranya: psikologi dinamik, psikologi ego, dan berbagai pengembangan teoritis dalam sosiologi, piskologi sosial, psikiatri, dan antropologi budaya. Meski pekerjaan sosial “meminjam” teori-teori dari psikologi, sosiologi dan bidang ilmu lainnya, keprofesian 31 pekerjaan sosial itu sendiri menata, mengatur, menyesuaikan dan menentukan tekanan mana yang akan digunakan berkait dengan praktek pekerjaan sosial. Selain nilai-nilai dasar dan pengetahuan yang mendasar praktik pekerjaan sosial mikro, dalam bab-bab selanjutnya akan dikemukakan beberapa teknik dan keterampilan dalam pekerjaan sosial mikro. 32 33 3 ASSESSMENT BERBASIS YANG PADA KEKUATAN

A. PENDAHULUAN