60
Hati-hati dan batasan menggunakan konklusi personal untuk menilai sebuah interaksi klien dengan pihak lain.
Seorang pencuri akan berinteraksi dengan cara-cara tertentu karena ia ingin menyampaikan suatu imej tertentu terhadap
polisi. Sejumlah orang akan berinteraksi dengan pola-pola tertentu ketika berinteraksi dengan menteri.
Kepribadian pekerja sosial juga turut mengarahkan klien untuk berinterakasi dengan cara-cara tertentu juga.
Sebagai contoh, jika pekerja sosial tiba-tiba bertindak agresif dan konfontatif, dua reaksi yang umum terjadi: klien mungkin
menjadi pasif dan tunduk atau bersikap agresif. Dengan demikian, untuk menggunakan observasi secara efektif dalam
menilai perilaku klien, pekerja sosial harus memiliki kesadaran yang kuat akan diri dan suatu kesadaran tentang
bagaimana dia cenderung untuk mempengaruhi pihak lain selama berinteraksi. Pekerja sosial juga harus membawa sikap
tidak menilai nonjudgmental. Pada akhir perubahan yang terjadi, sebagian besar klien butuh untuk merasa diri
kompeten. Untuk merasa kompeten, sebagian besar klien harus bernilai dan yakin akan diri mereka sendiri.
D. PENGETAHUAN YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN
ASSESSMENT
Suatu pengetahuan tentang tingkah laku manusia dan lingkungan social diperlukan untuk mencapai tingkat akurasi
tinggi ketika menilai permasalahan system klien. Hepworth and Larsen 1986 mencatat:
Untuk mengkaji to assess permasalahan system klien individu,
pasangan, atau
keluarga….menuntut
61
pengetahuan yang luas bahwa sistem sebagaimana mempertimbangkan beragam sistem secara hati-hati
umpamanya, ekonomi,
hukum, pendidikan,
pengobatan, agama, sosial, interpersonal yang mengenai sistem klien. Lebih dari itu, untuk mengkaji
keberfungsian seorang individu memerlukan berbagai evaluasi terhadap keberfungsian seseorang. Sebagai
contoh,
suatu dinamika
interaksi harus
mempertimbangkan beragam
subsistem antara
biofisik, kognitif, budaya, perilaku, dan motivasi dan hubungannya tersebut dengan situasi permasalahan.
p.172
Sebagaimana telah diidentifikasi oleh Hepworth and Larsen 1986,
melakukan suatu
assessment membutuhkan
seperangkat pengetahuan mengenai •
Multifactorious systems •
Biophysical factors •
Cognitive factors •
Emotional factors •
Cultural factors •
Behavioral factors •
Motivational factor •
Family system •
Environment factors Pandangan sepintas mempelajari semua hal tersebut nampak
menjelimet, tetapi pengetahuan tersebut telah diperoleh dalam berbagai mata kuliah pekerjaan sosial. Mata kuliah kunci
dalam sebagian besar program pekerjaan sosial adalah mata kuliah human behavior and social environment HBSE. Kebijakan
sosial, sosiologi, psikologi, antropologi, biologi, ilmu politik,
62
studi etnik, sejarah, komunikasi, filsafat, agama dan ekonomi juga mencakup wilayah tersebut.
1 Titik Berat Pada Sistem Lingkungan
Sebagaimana diketahui
pekerjaan sosial
telah jauh
memenfaatkan sebuah perspektif ekologis dalam mengkaji perilaku manusia. Perspektif ekologis mempertimbangkan
kemampuan adaptif kehidupan manusia dan lingkungannya-- -yaitu, ekologi manusia dalam “life space”nya. Yang termasuk
semua komponen lingkungan social dan fisik yang berdampak kepada mereka. Sebuah perspektif ekologis
menekankan pentingnya mengkaji the person in evnvironment PIE. Dengan begitu suatu assessment fokusnya tidak hanya
manusia tetapi juga system lingkungan yang berdampak pada kehidupannya.
Ketika menkaji lingkungan, pekerja social sebaiknya membatasi perhatiannya terhadap elemen-elemen yang
berdampak baik positif maupun negatif terhadap situasi permasalahan. Dalam sejumlah kasus elemen-elemen tersebut
mungkin terlihat jelas misalkan, rumah tidak layak huni dan permasalahan keuangan. Dalam sejumlah kasus elemen-
elemen tersebut terlihat halus contohnya, memiliki orang tua yang menjauh, yang sedikit memberikan dorongan.
Meski kajian assessment factor lingkungan sebaiknya dibatasi yang berdampak pada situasi problematika klien,
sejumlah kebutuhan dasar lingkungan adalah universal. Secara terpisah termasuk dalam bagian berikut:
• Rumah yang memadai
63
• Aman dari bencana dan terlindung dari angin,
keribuatn dan polusi air •
Kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas •
Sistem dukungan sosial yang memadai misalkan, keluarga dan kerabat, tetangga, teman, dan kelompok-
kelompok terorganisasi
• Akses perawatan kesehatan berkualitas
• Akses fakilitas rekreasional
• Perlindungan polisi dan pemadam kebaran yang
memadai •
Sumber keuangan yang memadai untuk membeli item- item penting sesuai standar kehidupan
• Makan cukup dan kesempatan memperoleh nutrisi
yang baik •
Pakaian yang memadai •
Dukungan emosional dari saudara lainnya •
Dukungan saudara agara terhindar dari narkoba.
2 Mengkaji Masalah
Assessment umumnya selalu berfokus pada pada evaluasi
kebutuhan dan permasalahan klien. Dalam mengkaji kebutuhan dan permasalahan, berikut ini konsep yang
berguna mengenai problem system. Hepworth and Larsen 1986 telah mendefinisikan sistem masalah sebagai berikut:
Konfigurasi dari klien, orang lain, dan elemen-elemen lingkungan yang berinteraksi menghasilkan situasi
permasalahan yang menunjukkan sistem masalah. Sistem masalah memutari urusan klien dan membatasi
orang tersebut dan factor-faktor yang terlibat langsung dalam kontek ekologis klien.
64
Berikut ini 15 pertanyaan yang berguna dalam menuntun kajian sistem masalah:
1. Apa masalahnya secara khusus? 2. Bagaimana klien memandang masalah?
3. Siapa yang terlibat dalam sistem masalah? 4. Bagaimana para partisipan terlibat dalam sistem
masalah? 5. Apa yang menyebabkan masalah?
6. Dimana terjadinya perilaku problematik? 7. Kapan perilaku problematik terjadi?
8. Bagaimana frekuensi, intensitas dan durasi perilaku
problematic? 9. Bagaimana sejarah perilaku problematik?
10. Apa yang diinginkan klien? 11. Bagaimana klien mencoba mengatasi masalah?
12. Apa keterampilan yang klien butuhkan untuk
mengatasi masalah? 13. Apa sumber-sumber eksternal yang dibutuhkan untuk
mengatasi masalah? 14. Apa sumber, keterampilan dan kekuatan klien?
15. Apa cara yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah?
E. PERSPEKTIF SISTEM: MODEL PINCUS- MINAHAN