NILAI-NILAI SIKAP UTAMA PEWAWANCARA

140

D. NILAI-NILAI SIKAP UTAMA PEWAWANCARA

Banyak tenaga pengembangan masyarakat, konselor dan psikoterapis menghormati nilai-nilai empati, kehangatan, rasa hormat, dan kejujuran sebagai kondisi esensial bagi berhasilnya suatu hubungan pertolongan. Carl Rogers 1957 adalah yang pertama kali mengusulkan nilai-nilai penting ini. Konselor lainnya Truax Carkhuff 1967; Carkhuff 1969, mengembangkan skala penelitian untuk menguji efektivitas nilai-nilai ini dalan hubungan pertolongan. Banyak penelitian penting berpendirian bahwa kondisi-kondisi tadi adalah sangat penting dalam membawakan perubahan dalam hubungan pertolongan. Empati Tidak semua orang sepakat bahwa sifat-sifat kepribadian secara kritis penting dalam sebuah pertolongan manusia. Empati adalah kemampuan mengidentifikasi diri anda sendiri dengan perasan dan pemikiran, menunda keputusan anda sesaat dan untuk merasakan dengan cara orang lain. Berbeda dengan simpati, sebagai keterlibatan perasaan sedih terhadap seseorang tetapi tidak perlu menangguhkan perasaannya untuk mencoba mengidentifikasi lainnya. Kita yakin bahawa saat empati tanpa dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana bekerja dengan sebuah sistem akan menjadi tidak berguna dalam pertolongan manusia dengan peduli lingkungan. 141 Empati muncul dari dasar rasa kemanusiaan kita. Meski begitu tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang sama secara tepat, kita berjalan melalui lingkaran kehidupan yang sama dan secara bersama membagi perasaan. Rasa Hormat Rasa hormat respek adalah suatu kualitas yang paling orang pahami dalam hubungan sosial sehari-hari. Kita semua memerlukan penghormatan dari orang lain dan umumnya kita berupaya menghormati orang lain. Lebih jauh lagi kita menghormati mereka sesuai dengan keunikannya dan menghormati hak-haknya atas perasaan dan keinginan mereka yang mungkin berbeda dengan diri kita sendiri. Penolong harus bersikap tidak memberikan penilaian ketika mencoba memahami tertolong. Kehangatan, kasih sayang, dan penghormatan berkaitan erat dengan empati sejauh mereka terlibat membantu orang lain. Jika mereka tidak jujur, bagaimanpun akan mengurangi rasa hormat mereka karena secara praktis setiap orang dapat merasa tertipu. Paling penting adalah to be yours self. Jadilah diri anda sendiri Kejujuran Kita ingin mengetahui bahwa orang yang kita percayai pemikiran dan perasaannya tidak ditempatkan pada posisi, pura-pura menyayangi ketika kenyataannya tidak demikian. Kualitas akan menjadi lebih tinggi nilainya dengan sejumlah 142 pertolongan profesional. Ahli psikoanalisis klasik Freud menetapkan suatu model pertolongan dimana terapis bertindak seperti “blank slate” papan tulis hitam -----duduk dengan pasif di samping pasien, jarang berpendapat dan jarang mengeluarkan emosi-emosi tertentu. Model ini tidak sesuai untuk membantu orang yang mempunyai masalah lingkungan yang konkrit dan nampak tidak cocok menggunakan sebuah hubungan terapis. Para konselor dan ahli terapis saat sekarang lebih mampu mengekspresikan perasaannya secara terbuka yang sesuai dengan hubungan pertolongan, walaupun terdapat perasaan-perasaan yang sedikit negatif. Berikan secara spontan sebuah pemikiran segar dalam hubungan pertolongan, sebuah perasaan pemikiran “here-dan-sekarang”. Penolong yang baik adalah nyata dan otentik selama pertolongan ....... Ketika helpee mengalami kesulitan akan rasa ketakutannya terhadap kesembuhan dari suatu penyakit tertentu, penolong ikut merasakan apa yang dialami oleh helpee. Dia berkata, “Saya pun merasakan ketakukan dan kesedihan anda mungkin anda mau membicarakannya. Dan saya khawatir terhadap anda. Saya merasa bertanggung akan kondisi ini.” Penolong dengan tulus ikhlas menyatakan perasaannya. Terlebih lagi ekspresi perasaannya dilakukan pada waktu dan tempatnya tepat, dengan situasi yang mendesak. Melayani dengan penuh keterbukaan adalah model pelayanan terhadap helpee. Dengan bersedia mendiskusikan perasaan pribadinya, penolong membangkitkan helpee untuk menanggapinya dengan cara yang sama. Helpee juga mau terbuka dan belajar 143 bersikap jujur juga. D’Augelli, D’Augelli Danish, 1981, pp. 58-59. Membangun Keakraban-Hubungan Jika anda menunjukkan kejujuran dan kehangatan, anda mempunyai suatu dasar yang solid sebagai syarat mengembangkan suatu hubungan yang akrab, kualitas kepercayaan yang sulit dipahami yang dapat tumbuh diantara dua orang. Membangun kepercayaan secara khusus penting pada awal mula suatu wawancara, ketika seseorang yang datang membutuhkan pertolongan nampak khawatir mengenai kemunculan dirinya terhadap orang yang belum dikenalnya. Kita membangun kepercayaan dengan cara penuh kejujuran sesuai dengan tanggapan kita terhadap perasaan dan pemikiran terwawancara, biarkan ia mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan dan memperhatikannya. Pewawancara mesti menyadari akan perasaannya bahwa terwawancara mungkin memerlukan wawancara pertolongan dan dengan demikian adalah penting membuat beberapa persiapan untuk wawancara. Meninjau kembali terhadap kasus-kasus sejenis, tenaga pengembangan masyarakat mungkin akan mengajukan sejumlah pertanyaan dan dengan sejumlah topik yang melingkupinya. Jika terwawancara belum menjadi klien, pewawancara sebaiknya mengulas catatan sebagai persiapan. Pada pertemuan aktual, tenaga pengembangan masyarakat mengenalkan dirinya dengan menyebut nama dan jabatannya yang menggambarkan fungsi kerjanya. Tenaga pengembangan masyarakat mempersilakan anggota masyarakatduduk pada suatu sudut dari posisinya daripada 144 terhalang meja dan memulai perbincangan dengan rangkaian obrolan ringan ‘mencairkan kekakuan’. Tetap mempertahankan obrolan ringan secara minimum untuk memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak disalahartikan seperti sebuah upacara sosial, tenaga pengembangan masyarakat mengawali wawancara formal dengan mengajukan sebuah pertanyaan terbuka yang mencoba mengumpulkan informasi mengenai alasan kedatangan klien. Dalam suatu kasus dimana anggota masyarakatdatang secara terpaksa atas permintaan atau atas perintah seseorang atau lembaga lainnya, tenaga pengembangan masyarakat bersama dengan anggota masyarakatmenggali alasan kunjungannya. Pewawancara memliki dua prinsip conterminous, tugas yang saling tumpah-tindih pada permulaan: memantapkan suatu hubungan yang positif dengan terwawancara dan memenuhi laporan secara detail untuk menentukan situasi permasalahan apa sehingga anggota masyarakat membutuhkan pertolongan sehingga tenaga pengembangan masyarakat berupaya membantu. Pemantapan dan pemeliharaan suatu hubungan yang positif telah teruji berulang kali sebagai prasyarat inti dari suatu wawancara yang efektif. Hal tersebut penting, paling tidak, sebagai basis pencapaian maksud dan sasaran suatu wawancara. Suatu hubungan yang positif menunjukkan suatu hubungan emosional yang positif antar manusia: Mereka merasa senang dalam berhubungan satu sama lainnya; mereka merasa bebas, aman dan terbuka. Sejumlah perilaku khusus pewawancara telah teruji sebagai pencapaian suatu hubungan yang positif: suatu sikap penerimaan dan penghargaan; komit terhadap kerahasiaan dan penentuan nasib-sendiri klien; menunjukkan suatu pengertian empatik; ekspresi secara jujur; 145 komunikasi yang hangat, menarik, dan penuh perhatian; dan berupaya menghormati anggota masyarakatsebagai individu yang unik. Penerimaan acceptance menunjukkan suatu tanggapan netral terhadap perasaan-perasaan, sikap-sikap, atau perilaku yang mungkin ingin anggota masyarakatutarakan kepada pewawancara. Tujuan tenaga pengembangan masyarakat adalah untuk memahami, tidak untuk menyalahkan. “The object of acceptance is not good or bad, but the real; the individual as he actually is, not as we wish him to be or think he should be ” Biestek, 1957, p.70. Tujuan dari penerimaan adalah bukan masalah baik atau buruk, tetapi secara fakta, individu sebagaimana adanya, bukan berdasarkan keinginan atau harapan kita. Penerimaan tidak menunjukkan permufakatan atau permakluman terhadap perilaku anggota masyarakatatau membebaskan dari tanggungjawab akan perilakunya. Kerahasiaan confidentiality adalah menetapkan tidak ada ‘rahasia’ terwawancara yang ditutup-tutupi tanpa seijin dari dia klien. Tenaga pengembangan masyarakat mesti mengetahui dengan jelas, bahwa bagaimanapun, kerahasiaan bukan suatu hal yang absolut, dan bahwa pertolongan secara profesional secara hukum dijamin dalam hal yang berkaitan dengan keselamatan orang lain. Dengan kata lain bahwa kerahasiaan itu akan berakhir ketika mulai membahayakan masyarakat. Menghormati hak menentukan nasibnya sendiri self- determination mengisyaratkan bahwa pada kahirnya klienlah yang mengendalikan putusannya, bahwa anggota masyarakatmempunyai hak dan kapasitas untuk menentukan kehidupan sendiri. Tekanannya adalah pada saling pengertian 146 dalam wawancara dan menghormati kebebasan dan otonomi klien. Berbeda dengan simpati sympahty, yang menunjukkan adanya perasaan ‘terhadap’ seseorang lain, empati emphaty menunjukkan suatu perasaan ‘dengan cara’ seseorang. Saat berempati, tenaga pengembangan masyarakat sama-sama merasakan perasaan anggota masyarakatdan konsekuensinya adalah berada dalam posisi yang baik untuk memahami perasaan-perasaan dan kerangka berfikir kliennya. Jika pewawancara bersikap ikhlastulus genuine dan sungguh-sungguh authentic, dia akan bertindak tanpa pretensi dan secara tulus, jujur, terbuka, dan berterus-terang. Pewawancara akan mempercayai apa yang dikatakan oleh tenaga pengembangan masyarakat. Dengan keikhlasannya pewawancara dapat menceritakan informasi tentang dirinya tanpa berusaha menutupinya. Sikap-sikap perhatian interest, kehangatan warmth dan kepercayaan trust menunjukkan rasa penghargaan. Rasa hormat pewawancara memantapkan penghargaan positif terhadap terwawancara dengan memperlihatkan perhatiannya terhadap kebutuhan-kebutuhan klien, dengan menunjukkan rasa ‘sayang’ terhadap klein, dengan mendengarkan secara sungguh-sungguh, dan dengan tetap menunjukkan “following” tanggapannya. Pewawancara mencoba meng- individialisasikan individualize terwawancara, menghargai keunikannya, membedakannya dari kaitan stereotip tertentu. Saat memerlukan bantuan, terwawancara berada dalam posisi kejadian yang tidak menimbulkan kecemburuan untuk membuka informasi pribadi yang mungkin biasanya menimbulkan rasa ketidakenakkan. Jaminan dari penerimaan 147 tanpa kritik meredakan kecemasan mengalami penolakan; tetap berpegang pada hak menentukan nasibnya sendiri right of self-determination meredakan kekhawatiran akan kehilangan kendali dan hak; pemahaman empatik mengurangi kecemasan bahwa dalam menetapkan ucapan dan kerangka pemikiran dari anggota masyarakatsulit dipahami; kejujuran menjamin sikap-sikap komunikasi pewawancara dengan tulus. Perilaku pewawancara tersebut memantapkan suatu kondisi emosional yang secara terpola membuat anggota masyarakatmerasakan secara psikologis kenyamanan dan menyediakan karamahan yang dibutuhkan bagi interaksi yang efektif. ---------------- 148 Latihan Keterampilan: Pengamatan Aktif Dua orang mahasiswa diminta pergi bersama ke stasion kereta api, sebuah toko, atau mengelilingi kampus dengan membawa buku catatan. Lakukan pengamatan selama lima belas menit. Kemudian tuliskan kesimpulan pengamatannya dalam satu halaman. Bawa ke dalam kelas tanpa kehadiran masing- masing mahasiswa tadi. Catat perbedaan-perbedaan kedua pengamatan tersebut. 15 Menit Penganalisaan suatu Pengamatan Saat berada di tengah-tengah orang-orang lain ---di bis kota, stasion kereta, menungggu teman, atau duduk-duduk di depan kantin FISIP --- amati perilaku orang tersebut secara dekat. Catat kaitanhubungan stimulus lingkungan terhadap tingkahlaku dan hubungannya dengan orang lain. Buat catatatan lainnya pada pengamatan anda, tulisnya semua itu, dan diskusikan semuanya itu dengan mahasiswa lainnya. 15 menit Bagaimana mendengarkan dengan baik? Seorang mahasiswa berperan sebagai pendengar dan lainnya sebagai pembicara, sementara mahasiswa ketiga sebagai pengamat. Selama tiga menit, pembicara berbicara sejumlah topik sesuai pilihannya. Kemudian pendengar mengulang apa telah didengar tadi. Pengamat menilai apakah benar apa yang pendengar dengar dari pembicara. Tukar peran tadi sehingga setiap orang memperoleh kesempatan sebagai pembicara, pendengar dan pengamat. 149 Perilaku Nonverbal Seorang relawan berbicara kepada lainnya mengenai suatu topik tertentu yang menarik selama tiga menit. Pendengar duduk dan memperhatikan dengan tenang tanpa tanggapan. Perilaku nonverbal pembicara adalah didapat dari kelompok. Kemudian pembicara mendiskusikan topik yang sama kepada lainnya selama tiga menit, tetapi pada kesempatan kedua ini pendengar menunjukkan perhatiannya, mendengarkar secara inten, dan menggunakan gerak tubuhnya jika perlu untuk menunjukkan perhatiannya. Sekali lagi, perilaku nonverbal pembicara didapat dari kelompok. Setelah dua-tiga menit anggota-anggota kelompok mendiskusikan perbedaan mengenai isyarat-isyarat nonverbal diantara diskusi pertama dan kedua 10 menit. Apakah pembicara menunjukkan perilaku nonverbal lebih banyak atau lebih sedikit ketika pendengar menanggapinya atau tanpa tanggapan ? Schulman, 1978, p.46 --------------------------------------------------------------------------------- 150 151 7 PENCATATAN DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL

A. PENGERTIAN