53
dalam praktik kesehatan mental, dengan penekanan pada masalah-masalah, patologi dan diagnosis. Namun begitu,
pengalaman menyebutkan bahwa tidak saja mungkin menggunakan format tradisional dalam cara yang berbeda,
tapi juga memulai perubahan di tingkat institusi. Saya memiliki beberapa siswa dan kolega yang telah menulis ulang
format asesmen lembaga dan menggunakannya secara efektif untuk
mempengaruhi praktik
ke arah
yang lebih
mengakomodasi perspektif kekuatan.
C. SUMBER-SUMBER INFORMASI
Data yang dimanfaatkan dalam membuat asesmen berasal dari berbagai sumber. Berikut sumber-sumber informasi
utama berkaitan dengan assessment.
1 Catatan Pembicaraan Klien
Sebuah catatan verbal klien adalah selalu menjadi sumber utama dan dalam sejumlah kasus menjadi satu-satunya data.
Misalkan, pekerja sosial yang bekerja dalam seting khusus terkadang memenuhi informasinya hanya dari klien.
Berbagai informasi mungkin dapat diperoleh dengan cara ini: deskripsi
masalah, perasaannya
terhadap masalah,
pandangannya mengenai sumber-sumber kepribadiannya untuk menghadapi masalah, motivasi untuk mengatasi
masalah, sejarah masalah, pandangan penyebab masalah, gambaran mengenai upaya apa yang telah dilakukan dalam
mengatasi masalah, dst.
54
Meski klien umumnya telah secara akurat menjelaskan kesulitan-kesulitann dan sumber-sumber, pekerja sosial
seharusnya menyadari bahwa laporan verbal terkadang terdirstorsi oleh rasa keraguan, bias, persepsi yang
mendirstorsi, perasaan emosional yang kuat. Contoh, seorang istri yang ditinggal suaminya yang menikah dengan orang
lain mungkin memiliki reaksi emosional yang amat kuat sehingga dia mungkin tidak objektif terhadap peran yang dia
mainkan dalam memutuskan pernikahannya. Dalam sejumlah seting tertentu klien berupaya untuk menyembunyikan, atau
bahkan mengubah informasi. Orang tua yang abusif, misalkan, mungkin akan menyangkal bahwa mereka telah
melakukan penganiayaan terhadap anak-anaknya. Alkoholik, mungkin karena sifat dari proses adiktifnya, akan menyangkal
bahwa ia memiliki masalah dengan minuman keras. Klien tindak
pidana mungkin
akan menyangkal
atau menyembunyikan aktifitas kriminalnya.
Laporan verbal klien sebaiknya dihargai dengan valid hingga diperoleh informasi tambahan lainnya. Dalam
sejumlah setting, seperti dalam pelayanan protektif, selalu diperlukan verifikasi terhadap penyangkalan klie terhadap
permasalahan yang dihadapi dengan mencek sumber-sumber lainnya seperti tetangga, kerabat, dan pihak sekolah.
2 Lembar Isian Asesmen
Banyak badan pelayanan sosial, sebelum atau sesudah wawancara pertama, meminta klien untuk melengkapi form
lembar isian tertentu yang memuat informasi mengenai nama, alamat, nomor telepon, pekerjaan, riwayat pendidikan,
status pernikahan, gambaran masalah, nama anggota
55
keluarga, dan seterusnya. Informasi-informasi tersebut sangat efisien jika klien mengisi form tersebut.
Beberapa laporan pribadi self-report juga digunakan dalam proses asesmen. Sejumlah klien, khususnya remaja,
mungkin akan lebih nyaman dan lebih percaya diri jika mereka dapat menjawab pertanyaan pada suatu form,
sementara untuk memastikannya para profesional dari badan pelayanan akan membantu melihat jawabannya. Misalkan
dari dua jenis instrumen pertanyaan dengan cara mengulang pertanyaan secara berbeda sehingga penguji mengetahui
reliabilitas pertanyaan tersebut, yaitu terdapat kesamaan jawaban dari pertanyaan dengan cara yang sama. Instrumens
tersebut juga mesti valid.
Jika seorang
pekerja sosial
memilih untuk
memanfaatkan instrumen laporan pribadi, dia harus mengetahui isntrumen tersebut dan cara penggunaannya.
Penelitian terhadap reabilitas dan validitas sebaiknya dilakukan secara hati-hati dalam rangka mengevaluasi
nilainya. Juga pekerja sosial harus menggunakan akal sehatnya dalam menginterpretasi hasilnya. Demikian pula
bagian lain dari dari proses assessmen, suatu hasil test baru merupakan permulaan, bukan akhir dari proses.
3 Daftar Isian Assessment Berbasis-Komputer
Computer juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur skala
harga-diri, depresi, anxiety, stress klinis, hubungan teman sebaya, homophobia, keterlibatan obat-obatan dan minuman
keras, kepuasan pernikahan, hubungan saudara, sikap anak- anak terhadap orang tua, sikap pengasuhan terhadap anak-
56
anaknya, hubungan keluarga, perilaku anak, dan lain-lain. Semuanya tergantung pada preferensi klien, semuanya dapat
dilengkapi dengan skala manual atau menggunakan komputer.
Program komputer dapat mengakomodasi berbagai tipe skala yang berbeda, termasuk single-item, multiple-item,
checklist, skala rating muldimensional, dan lain-lain.
Hepworth, Rooney, and Larsen 1997 mencatat: Dukungan komputer layak memperoleh perhatian
para pekerja sosial. Respon klien terhadap penggunaan tekonoli ini cukup baik. Potensi terbesar dari
pemanfaatkan
alat ini
adalah dorongan
dari kemampuan
komputer untuk
memproses, menggabungkan, dan mensisntesa data dari sumber
imformasi yang luas. Selain itu juga tujuan komputer adalah
mengurangi kesalahan
evaluatif akibat
interpretasi subjektif terhadap data oleh praktisi.
4 Sumber-sumber Kolateral
Informasi terkadang dikumpulkan dari berbagai sumber kolateral: teman, kerabat, tetangga, dokter pribadi, badan
pelayanan sosial lain, guru, dan lainnya yang mungkin menyediakan informasi yang relevan. Dalam sejumlah kasus,
klien telah menerima pelayanan dari sejumah badan pelayanan sosial lain. Informasi singkat mengenai klien
tersebut dapat diperoleh dari badan sosial tersebut.
Sejumlah pekerja sosial memandang sumber-sumber kolateral; sebagai suatu hasil, informasi bernilai potensial
yang tidak terkumpulkan. Sangat jarang, pekerja sosial
57
menyediakan waktu yang cukup untuk mengumpulkan informasi kolateral. Dalam praktik pekerjaan social, seorang
praktisi perlu berlatih secara hat-hati dalam memutuskan tentang informasi apa yang dibutuhkan. Dalam banyak situasi
tertentu, hal penting untuk diingat yaitu memperoleh persetujuan verbal klien dan memperoleh tanda tangan klien
untuk memperoleh informasi sebelum melakukan kontak dengan sumber-sumber kolateral.
5 Hasil Tes Psikologi
Terdapat beragam jenis tes psikologi yang telah dibuat, yang umumnya dibuat oleh para psikolog. Namun demikian,
terdapat pula beberapa tes yang dikembangkan oleh para pekerja sosial klinis. Namun begitu sebuah pengecualian
adalah tes yang dikembangkan oleh Hudson 1992 untuk pekerja social klinis.
Namun demikian
sebaiknya hati-hati
dalam menggunakan tes psikologi karena sebagian besar alat test
tidak didisain untuk dapat dikelola dan diinterpreasi oleh ara pekerja
sosial. Beberapa
pengadministrasian dan
penginterpretasian merupakan tanggungjawab psikolog. Selain itu sebagian besar tes kepribadian memiliki validitas
dan reabilitas yang rendah.
6 Perilaku Non Verbal
Perilaku non verban klien merupakan sumber informasi yang amat bernilai. Para praktiksi yang berpengalaman, umumnya
mereka memberikan perhatian yang tinggi terhadap hal ini
58
dan mereka akan lebih kompeten dalam mengidentifikasi dan mengiterpretasi isyarat-isyarat non verbal. Isyarat-isyarat non
verbal tersebut menunjukkan pemikiran dan perasaan klien secara aktual. Terdapat beragam jenis isyarat nonverbal: gerak
tubuh, postur, pola bernafas, tegangan otot leher dan muka, rona muka, gerak mata, pakaian yang dikenakan, tampilan
fisik, kontak mata, dan tekanan suara. Isyarat-isyarat tadi memberikan informasi-informasi mengenai tingkat tegangan
stress, perasaan yang sedang terjadi, dan apakah klien memberikan pernyataan dengan benar jujur.
7 Interaksi klien dengan Orang yang Dikenalnya dan Kunjungan Rumah home visit
Pengamatan terhadap seorang klien yang sedang berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya akan memberikan banyak
informasi penting mengenai kehidupannya. Orang-orang yang dikenal dekat dengan klien tersebut antara lain anggota
keluarga, kerabat dekat lainnya, sahabat, teman, dan tetangga. Cara nampil klien diri di kantor atau di kampus mungkin
sangat berbeda dengan cara dia berinteraksi di rumahnya. Di kantor atau di kampus mungkin klien bersikap ‘jaim’ jaga
images
. Oleh karena itu dengan ‘home visit’ diharapkan akan memberikan informasi tidak hanya mengenai bagaimana klien
berinteraksi dengan teman-teman dekatnya, tetapi juga informasi
mengenai faktor-faktor
lingkungan yang
berpengaruh terhadap klien. Pekerjaan sosial menekankan pentingnya penilaian
terhadap the person – in – environment. Kunjungan rumah merupakan bagian integral dari penilaian tentang faktor-
faktor lingkungan apa yang berpengaruh terhadap klien.
59
Ingat bahwa sebuah setting kantor merupakan arena yang tidak alami untuk interaksi keluarga. Dalam suatu
setting yang tidak natural, keluarga kurang dapat berinteraksi dengan tepat sebagaimana yang mereka lakukan di rumah.
Sebagai sumber informasi, kesimpulan yang diambil bisa terjadi kesalahan. Sebagai contoh, cara sebuah keluarga
berinteraksi sementara itu mereka sedang diamati akan nampak berbeda ketika mereka tidak sedang diamati.
Selain itu, klien mungkin merasa tidak nyaman jika pekerja sosial yang lebih berpendidikan dan memiliki status
social yang tinggi. Sebagian besar orang merasa santai di rumah mereka sendiri, dan sebuah kunjungan rumah home
visits
tersebut membantu klien untuk merasa lebih dapat diterima dan tidak terlalu tegang.
8 Simpulan Pekerja Sosial melalui Interaksi Langsung
Reaksi-reaksi pekerja sosial terhadap cara klien berinteraksi dengannya memberikan
isyarat kepadanya
mengenai bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain, karena klien
selalu menunjukkan pola interaksi yang seragam dalam hubungan sosialnya. Cara klien berinteraksi dengan seorang
pekerja sosial dengan demikian memberikan isyarat terhadap kemungkinan kesulitan dan keberhasilan dalam berinteraksi
dengan lainnya. Dalam beberapa hal seorang pekerja sosial yang berpengalaman dapat menunjukkan apakah klien adalah
nonassertive, pasif, pemalu, agresif, terbuka, pasif-agresif, mudah gaul, penyayang, manipulatif, bermotivasi tinggi,
tidak nyaman, dan tergantung. Observasi semacam itu dapat memberikan informasi yang bernilai mengenai masalah
perilaku klien.
60
Hati-hati dan batasan menggunakan konklusi personal untuk menilai sebuah interaksi klien dengan pihak lain.
Seorang pencuri akan berinteraksi dengan cara-cara tertentu karena ia ingin menyampaikan suatu imej tertentu terhadap
polisi. Sejumlah orang akan berinteraksi dengan pola-pola tertentu ketika berinteraksi dengan menteri.
Kepribadian pekerja sosial juga turut mengarahkan klien untuk berinterakasi dengan cara-cara tertentu juga.
Sebagai contoh, jika pekerja sosial tiba-tiba bertindak agresif dan konfontatif, dua reaksi yang umum terjadi: klien mungkin
menjadi pasif dan tunduk atau bersikap agresif. Dengan demikian, untuk menggunakan observasi secara efektif dalam
menilai perilaku klien, pekerja sosial harus memiliki kesadaran yang kuat akan diri dan suatu kesadaran tentang
bagaimana dia cenderung untuk mempengaruhi pihak lain selama berinteraksi. Pekerja sosial juga harus membawa sikap
tidak menilai nonjudgmental. Pada akhir perubahan yang terjadi, sebagian besar klien butuh untuk merasa diri
kompeten. Untuk merasa kompeten, sebagian besar klien harus bernilai dan yakin akan diri mereka sendiri.
D. PENGETAHUAN YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN