Konflik ASSESSMENT DANWAWANCARA DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.

164 3. Sekelompok orang, paling tidak pada saat tertentu, berupaya memperoleh kesepakatan daripada bertarung secara terbuka, salah satu pihak menyerah, memutuskan hubungan secara permanen, atau melakukan perdebatan untuk memperoleh kewenangan mengatasi konflik. Mari kita lihat lebih dekat kepada beberapa bentuk yang membedakan tersebut dari situasi tersebut di atas.

B. Konflik

Konflik terjadi bukan hanya karena perbedaan tetapi juga karena pertentangan kepentingan. Mereka mungkin sama- sama menginginkan kue pembangunan yang sama; sebagian menginginkan orang lain melakukan sesuatu sementara lainnya tidak menginginkan demikian. Sebagian orang mungkin memutuskan untuk tidak mau melakukan hubungan lagi dan mengurangi pertentangan, tetapi hal tersebut biasanya merupakan ketidakberdayaan terhadap keinginan yang kelompok tersebut sebagai penyebab konflik tadi. Oleh karena itu selama harapan untuk mencapai tujuan dari kelompok orang tersebut masih lebih besar dari keinginan untuk memutuskan kontak hubungan, berupayalah mencari penyelesaian konflik yang menjadi keinginan mereka. Berjuang atau Memanfaatkan Kekuatan Figth or Use of Force Suatu alur klasik dari novel atau film ‘gangster’ berkaitan dengan penanganan suatu konflik yaitu, “I made him an offer he couldn’t refuse ”. Peperangan, serbuan, sabotase, isolasi sosial, 165 kekerasan, dan aniaya fisik merupakan cara-cara yang mungkin menggunakan kekuatan kelompok lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tujuan dari taktik tersebut adalah untuk mengakhiri dan mengatasinya sesuai cara-cara kita. Bagaimanapun peliknya situasi tersebut, tidak begitu saja membuat sekelompok orang lain dapat menerima penyelesaian konflik dengan cara tersebut. Kemudian juga taktik konflik seringkali mengarah pada pembalasan dan peningkatan konflik daripada pengurangan. Menyerah dan Berhenti Giving In and Breaking Off Sebagian orang ketika berhadapan dengan konflik, menganggapnya tidak bernilai dan tidak mau untuk mengemukan pendapat, serta memilih untuk menerima kemauan orang lain. Jika kita pada umumnya bersifat nonassertive, hal ini mungkin merupakan cara umum kita untuk menanggapi perselisihan. Masuk akal apabila hal tersebut terjadi hingga berkali-kali. Tetapi jika kita melakukan hal tersebut hingga pada tahap tertentu, menyerah dengan mudah, kita mungkin akan menyesali diri anda ketika mendapatkan kesepakatan yang tidak mengenakkan dan membuat kita ‘wimp’ bete atau ‘marshmallow’ membahagiakan. Negosiasi merupakan elemen utama dalam proses mengatasi diri kita dan kebutuhan sendiri, yang seringkali berada dalam suasana yang sulit. Pada saat tertentu kita harus memperoleh kebutuhan lainnya, dan seringkali harus mengerti bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi semua, namun begitu kita perlu mempelajari bagaimana bernegosiasi untuk mendapatkan keinginan kita dengan memuaskan. 166 Menghentikan negosiasi merupakan elemen proses utama lainnya. Penghentian negosiasi dapat terjadi dengan alasan tertentu. Hal tersebut dapat terjadi akibat negosiator mengalami frustasi dan marah terhadap perilaku orang lain. Jika orang orang lain bertingkah kasar atau sulit bekerjasama uncoorporative, kita mungkin pergi dengan kesal. Penghentian mungkin terjadi karena kita memperoleh cara yang lebih baik untuk mengatasi konflik – sesuatu pencapaian kebutuhan yang memuaskan dengan cara sendiri going it alone, atau bekerjasama dengan orang lain. Ada aakhirnya penghentian negosiasi mungkin merupakan suatu taktik --- suatu ancaman jikalau mereka tidak memenuhi kebutuhan kita, kita akan meninggalkannya begitu saja. Semua pilihan tersebut akan membuat perpisahan atau mau kerjasama. Conventions Kebiasaan Lakukan seperti kebiasaan yang pernah orang lain lakukan. Jika orang bingung dalam mengatasi pilihan konflik cara yang iasa dipakai, jika buntu, dengan menghitung kancing baju atau dengan cara melempar koin. Rules, Laws, Reason Aturan, Hukum, Alasan Cara lain yang dipergunakan untuk mengatasi konflik adalah dengan mendasarkan pada aturan atau hukum yang berlaku. Namun dalam konteks di Indonesia mengatasi konflik melalui jalur hukum yang berlaku merupakan alternatif terakhir. Bahkan dalam beberapa kasus, orang yang terlibat dalam persoalan aturan hukum atau pengadilan akan merupakan 167 proses yang panjang dan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya materil. Third Party Settlements Penyelesaian Pihak Ketiga Banyak juga konflik yang diatasi dengan menyerahkan penyelesaiannya kepada suatu kewenangan yang lebih tinggi. Negosiasi menjadi begitu penting ketika suatu persoalan konflik tidak dapat diatasi dengan segera. Negosiasi merupakan upaya penyelesaian, yang dicapai secara langsung – melalui desakan dan desakan terus menerus hingga menyelesaikan permasalahan – atau tidak langsung, semisal mencari suatu prinsip pokok, aturan atau pihak ketiga yang dihargai mampu mengatasinya.

C. Apa Aspek-aspek Penting dari Negosiasi