123
6 KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
DALAM KONSELING
Untuk berkomunikasi efektif para pekerja sosial, baik yang bekerja pada level mikro terutama, berparktik pada
level makro tenaga pengembangan masyarakat harus menggunakan keterampilan berkomunikasi yang meliputi
mendengarkan pesan-pesan verbal berisikan kognitif dan afektif, menerima pesan-pesan nonverbal berisikan afektif
dan perilaku, dan menanggapi secara verbal dan nonverbal kedua jenis pesan tersebut. Penguasaan keterampilan
berkomunikasi baik verbal maupun non verbal merupakan hal penting dan utama dalam menunjang pekerja sosial
melakukan praktik pertolongan sesama manusia. Dalam bagian berikut secara khusus akan dikemukakan hal-hal yang
berkaitan dengan pesan non verbal dan verbal.
A. MENERIMA PESAN-PESAN NONVERBAL
Setidaknya ada satu alasan yang paling penting dalam rangka memahami komunikasi nonverbal yaitu karena dengan inilah
hubungan manusia terbangun. Para antropolog percaya bahwa dua-tiga dua dari tiga komunikasi disampaikan pada
level nonverbal. Kita perlu memahami pola-pola gerak tubuh,
124
postur, ekspresi wajah, hubungan renggang, kedekatan personal, dan karakteristik budaya.
Tabel 8. Isyarat Nonverbal dalam Hubungan Komunikasi
Bentuk Contoh
Posisi badan Tegang, santai, mengarah ke depan atau
menjauh Mata
Menyipit, terbuka,
berkedip berlebihan,
berkedut ‘gugup’ Kontak mata
Tetap, menghindar, licik Gerak badan
Mengetukan kaki, kaki dan tangan selalu digerakkan,
menggerakkan jemari,
menggelengkan kepala,
menyentuh, mengangkat tangan
Postur sikap badan
Bahu bersandar, membungkuk, kaki menyilang, kaku seperti robot, santai
Mulut Tersenyum, tertutup, cemberut, mencibir, selalu
terbuka Ekspresi wajah
Menyenangkan mengasyikan,
lembut, bingung, dahi mengerutkan dahi, menyeringai,
wajah berkerut Kulit muka
Memerah muda, pucat, merah padam, berkeringat,
Penampilan umum
Bersih, rapi, kusut, terlalu rapi Suara
Cepat, lambat, terbata-bata, lembut, keras
Seringkali isyarat-isyarat non verbal mengiringi pesan verbal yang dikomunikasikan oleh seseorang. Dalam menyampaikan
pesan-pesannya, baik sambil ngobrol informal ataupun formal, konsitensi antara isyarat nonverbal dengan pesan
verbal menunjukkan keajegan psikologis seseorang atas isi
125
pesan yang disampaikan. Pesan verbal seringkali menjadi semakin
berbobot dan
makin bermakna
manakala disampaikan melalui cara-cara non verbal yang sesuai kultur
orang dan masyarakatnya. Tentunya cara-cara atau metode non verbal tersebut akan sangat berkait dengan konteks
budaya dimana masyarakat itu berada. Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan akan nilai-nilai budaya
menjadi begitu penting dalam mempermudah proses komunikasi yang terjadi.
B. MENDENGARKAN PESAN VERBAL