sebuah gergaji zigzag, yaitu melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw Rusman, 2012:218 adalah sebuah model belajar kooperatif yang memfokuskan pada kerja kelompok
siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan oleh Lie dalam Rusman, 2012:218, model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab
secara mandiri.
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Ada tiga jenis model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Ketiga jenis tersebut adalah :
a. Jigsaw I
Pada jenis ini, siswa sangat dituntut untuk bertanggung jawab terhadap penguasaan materi siswa lain di luar kelompoknya. Pada
model kooperatif tipe Jigsaw I ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Kelompok tersebut disebut kelompok asal.
Materi pembelajaran dibagi dalam beberapa bagian, kemudian dibagikan kepada setiap siswa dalam kelompok asal dengan sub bagian
yang berbeda. Siswa dalam satu kelas yang mendapatkan materi yang sama, berkumpul, dan berdiskusi, kelompok baru ini disebut kelompok
ahli. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan materi ke anggota kelompok
asalnya. Kemudian guru memberikan evaluasi berupa kuis yang dikerjakan oleh siswa secara individual.
b. Jigsaw II
Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, seperti STAD dan TGT. Berbeda halnya pada Jigsaw I, pada jenis ini
para siswa diharapkan mengetahui secara garis besar materi yang akan dipelajari sebelum masuk dalam diskusi kelompok ahli. Dengan
begitu, diharapkan siswa lebih memahami dan menyampaikan sub bagian materi yang disampaikan oleh teman kelompok di kelompok
asalnya. Setiap anggota dari kelompok asal yang memperoleh topik yang sama, berkumpul membentuk kelompok ahli. Dalam kelompok
ahli ini setiap anggota saling berdiskusi untuk memahami lebih detail tentang informasi tersebut. Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli,
kemudian para ahli kembali ke kelompok asal dan secara bergantian mengajarkan topik yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada
teman dalam satu kelompoknya. Kemudian guru memberikan evaluasi yang berupa kuis secara individual. Dan perolehan nilai kuis dijadikan
panduan untuk menentukan penghargaan kelompok. c.
Jigsaw III Model Jigsaw yang ketiga ini dekembangkan oleh Kagan M.Huda,
2011:122. Tidak ada perbedaan yang menonjol pada Jigsaw I, Jigsaw II, dan Jigsaw III dalam tata laksana dan prosedurnya masing-masing.
Hanya saja, dalam Jigsaw III, Kagan lebih fokus pada penerapannya di
kelas-kelas bilingual. Jadi berbeda dengan dua model Jigsaw sebelumnya yang dapat diterapkan untuk semua materi pelajaran,
model Jigsaw ini khusus diterapkan untuk kelas bilingual. Karena diterapkan pada kelas bilingual, maka Jigsaw III pada umumnya
menggunakan bahasa Inggris untuk materi, bahan, lembar kerja, dan kuis.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, karena dalam tipe ini semua siswa mempelajari
materi secara lengkap terlebih dahulu sebelum materi dibagi menjadi beberapa bagian. Sehingga sebelumnya siswa sudah mendapatkan
gambaran materi secara keseluruhan sebelum fokus ke bagian tertentu.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II