Menurut Mohamad Surya 2004:7, pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
Rusman 2012:1, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan belajar dan mengajar, ketiganya terjadi secara bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru
atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif Suprijono, 2009:54 adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk
– bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Menurut Slavin dalam Tukiran Taniredja dkk, 2011:55, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem
belajar dan bekerja dalam kelompok –kelompok kecil yang berjumlah
4 –6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar. Sedangkan, menurut Sugiyanto 2010:37, model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi Nurulhayati, dalam Rusman, 2012:203. Dalam sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya.
Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok
untuk belajar. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal –
asalan. Pelaksanaan
pembelajaran kooperatif
yang benar
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif dan proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa, tetapi siswa
dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie, 2008:31 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu :
a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota
kelompoknya. Tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya,
dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing- masing anggota kelompok. Dengan demikian, semua anggota
dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. b.
Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota kelompok dalam kelompok kooperatif memiliki
tugas dan tanggung jawab perseorangan, agar siswa merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
c. Interaksi tatap muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap
anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan
mengisi kekurangan masing-masing. d.
Komunikasi antaranggota Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan komunikasi. Kemampuan ini sangat penting
sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Komunikasi yang baik antaranggota kelompok tentunya dapat
memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam komunikasi yang baik tersebut, siswa harus dapat saling
mempercayai, saling menerima, saling mendengarkan pendapat dan mendukung serta mampu menyelesaikan masalah.
e. Evaluasi proses kelompok
Evaluasi dalam kelompok sangat diperlukan agar para siswa dapat mengetahui kinerja mereka selama berada dalam kelompok
dan hasil kerja sama mereka. Sehingga guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja dan
hasilnya agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.
3. Ciri–Ciri Model Pembelajaran Kooperatif