Teori dari Arthur Combs

34 Kegiatan Pembelajaran 1 experiential learning mencakup: keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers dalam Suranto, 2015 setiap individu mempunyai keinginan untuk mengaktualisasi diri dan memiliki dorongan untuk menjadi dirinya sendiri. Karena setiap individu terdapat kemampuan untuk mengerti dirinya sendiri, menentukan hidupnya sendiri, dan menangani sendiri masalah yang dihadapinya. Itulah sebabnya dalam proses pembelajaran hendaknya diciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengaktualisasi dirinya. Menurut Rogers 2002 yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: 1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa 3. Pengorganisasian bahan pembelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses. Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang fasilitatif yang dikembangkan Rogers. Model ini kemudian diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondisi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri- ciri guru yang fasilitatif adalah merespon perasaan siswa, menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang, berdialog dan berdiskusi dengan siswa, menghargai siswa, kesesuaian antara perilaku dan perbuatan, menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa, tersenyum pada siswa. Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan nilai konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi 35 SD Kelas Tinggi KK B akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Humanistik

Menurut Crichshank, Jenkins Metcalf 2012 dalam Suranto 2015 ada beberapa proposisi-proposisi dari penganut pembelajaran humanistik. Dari proposisi- proposisi di atas, diperoleh beberapa prinsip pembelajaran humanistik sebagai berikut: 1. Pembelajaran hendaknya berfokus pada upaya untuk memahami cara manusia menciptakan perasaan, sikap dan nilai-nilai. 2. Pembelajaran hendaknya bertemakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama aspek afektif seperti emosi, perasaan, sikap, nilai dan moral. 3. Pembelajaran hendaknya menumbuhkan harga diri dan keyakinan. 4. Pembelajaran hendaknya berfokus pada kebutuhan dan minat siswa. 5. Sekolah harus menyesuaikan diri menurut kebutuhan anak, bukan anak yang menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Implikasi dari teori humanistik akan memberi perhatian pada guru sebagai fasilitator. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator, yaitu: 1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas 2. Guru sebagai fasilitator hendaknya membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum. 3. Guru harus mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi. 4. Guru mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.