Langkah-LangkahTahap-Tahap dalam Proses Diagnosis dan Remediasi Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

17

D. Langkah-LangkahTahap-Tahap dalam Proses Diagnosis dan Remediasi

Kesulitan Belajar Sebelum mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, hendaknya mengetahui letak kesulitan siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa. Dengan mengikuti langkah-langkah diagnosis dan remediasi secara teratursistematis, mendiagnosa dan memecahkan masalah secara teliti dapat berhasil. Menurut Partowisastro dan Hadisuparto 1984:35-37 dalam bukunya yang berjudul “Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar”, langkah-langkah diagnosa dan pemecahan masalah ini terdiri atas tiga tahap pokok, yaitu: 1. Tahap I, yaitu penelaahan status Status Assessment Tahap ini merupakan tahap identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dicapai siswa secara nyata. Apabila semakin banyak bidang-bidang di mana siswa yang bersangkutan mengalami kekurangan dan makin besar kekurangan itu, maka makin beratlah kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut. 2. Tahap II, yaitu perkiraan sebab Cause Estimation Tahap ini merupakan tahap perkiraan sebab atau alasan yang mendasari kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. 18 3. Tahap III, yaitu pemecahan kesulitan dan penilaiannya Treatment and Treatment Evaluation Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab dari kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Atau apabila sebab itu tidak dapat disembuhkan, hal ini dapat menjadi tahap untuk memberikan bantuan kepada siswa tersebut dalam belajar yang sesuai dengan sebabnya.

E. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Entang 1984, langkah-langkah pokok prosedur dan tehnik diagnosis kesulitan belajar yaitu: 1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar a. Menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya lebih khusus dalam pelajaran tertentu. Caranya adalah dengan membandingkan kriteria tingkat ketuntasan penguasaan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk suatu mata pelajaran. b. Tehnik yang dapat ditempuh bermacam-macam, antara lain dengan jalan: 1 Meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas PAN atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut PAP. 2 Menganalisa hasil ujian dengan tipe kesalahan yang dibuatnya. 19 3 Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar. 4 Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan. 5 Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologi yang terdapat pada para siswa. 2. Melokalisasikan letak kesulitan atau permasalahan a. Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu Langkah ini dilakukan dengan jalan membandingkan angka nilai prestasi individu yang bersangkutan dari semua mata pelajaran yang diikutinya, atau nilai rata-rata prestasi mean dari setiap mata pelajaran. Maka dengan mudah kita akan menemukan pada mata pelajaran manakah individu mengalami kesulitan. b. Menditikdi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Burton, pada langkah ini pendekatan yang paling tepat seyogyanya menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik pada hakekatnya adalah tes prestasi belajar. c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar Hasil analisa empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugassoal, ketidakhadiran absensi, kurang aktif dan partisipasi, kurang penyesuaian sosial sosiometris, sudah cukup jelas menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan. 20 3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan Pada garis besarnya, sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal, yaitu: a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berada pada diri siswa itu sendiri, antara lain disebabkan oleh: 1 Kelemahan mental, faktor kesehatan, intelegensi, atau kecakapanbakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui tes tertentu. 2 Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, karena sakit, dan sebagainya. 3 Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran-pelajaran tertentu. 4 Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut. b. Faktor eksternal Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulya hambatan atau kesulitan, antara lain meliputi: 1 Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif antisifatif kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif. 2 Sifat kurikulum yang kurang fleksibel. 3 Ketidakseragaman pola dan standar administrasi. 21 4 Beban studi yang terlampau berat. 5 Metode belajar yang kurang memadai. 6 Sering pindah sekolah. 7 Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar. 8 Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar. Untuk mengenal semua faktor-faktor tersebut, dapat dipergunakan berbagai cara dan alat, antara lain: 1 Tes kecerdasan. 2 Tes bakat khusus. 3 Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana bisa dibuat oleh guru. 4 Inventori. 5 Wawancara dengan siswa yang bersangkutan. 6 Mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun di luar kelas. 7 Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-temannya bila dipandang perlu. 4. Perkiraan kemungkinan Setelah menelaah letak kesulitan, jenis dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya, dan faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita dapat memperkirakan: 22 a. Apakah siswa tersebut masih bisa ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak. b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan tersebut. c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan. d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan. e. Bagaimana cara menolongnya agar dapat dilaksanakan secara efektif. f. Siapa saja yang harus diikutsertakan dalam menolong siswa tersebut. 5. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya Pada langkah ini disusun beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa. Rencana ini berisi: a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut. b. Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang. Rencana tersebut sebaiknya didiskusikan atau dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang berkepentingan dan diperkirakan akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada yang bersangkutan. 6. Tindak lanjut Kegiatan ini berupa kegiatan remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan ini antara lain: 23 a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remedial untuk mata pelajaran tertentu. b. Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam memberikan bantuan kepada siswa. c. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa. Pendapat Koestoer Partowisastro dan Hadisuparto 1984 dan Entang 1984 tentang langkah-langkah diagnosis dan remediasi di atas sesuai juga dengan pendapat Mulyono Abdurrahman 2009 yang menyebutkan bahwa pada diagnosis dan remediasi harus ada langkah-langkah menentukan letak kesulitan siswa dan memperkirakan penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa.

F. Prosedur Remediasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

analisis kesulitan beleaar dalam mengerjakan soal-soal akutansi pokok bahasan laporan keuangan pad siswa kelas 1.3 cawu 1 man 2 jember tahun ajaran 2000/2001

0 12 64

peranan guru agama islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca al-Quran: studi kasus di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

19 138 85

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Persepsi siswa tentang kondisi kelas dan hubungannya dengan minat belajar siswa : studi kasus di MTsN 8 Jakarta

10 104 61

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMU Islam Al-Azhar 3

1 30 107

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan (kuasi eksperimen di SMA N 6 Tangerang Selatan)

0 11 0

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan: Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

3 25 156