49
masalah nyata dan matematika.
4. Mendeskripsikan
konsep fungsi Trigonometri dan
menganalisis grafik fungsinya serta
menentukan hubungan nilai
fungsi Trigonometri dari sudut- sudut
istimewa. Trigonometri
Menentukan nilai maksimum, nilai
minimum, dan periode dari suatu fungsi
trigonometri. 2B
5. Memahami bentuk-
bentuk identitas trigonometri.
Trigonometri Menyederhanakan
bentuk identitas trigonometri.
6A, 7A,
9A 6.
Memahami penyelesaian
persamaan trigonometri.
Trigonometri Menentukan himpunan
penyelesaian dari persamaan
trigonometri. 3B
H. Validitas Soal
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”, validitas instrumen terpisah dalam 2 bentuk, yaitu
validitas logis yang terdiri dari validitas isi content validity dan validitas konstruk construct validity, validitas empiris yang terdiri dari validitas
kriteria atau dikenal sebagai validitas kesamaan waktu concurrent validity dan validitas peramalan predictive validty. Dalam penelitian ini, validitas
instrumen yang digunakan yaitu validitas isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang digunakan
untuk mengukur Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2006:404. Penyusun instrumen penelitian ini sangat mempertimbangkan ketepatan isi
instrumen agar alat ukur ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menjamin validitas instrumen penelitian, maka peneliti perlu
50
menyusun kisi-kisi Suharsimi Arikunto, 2006:162-163. Oleh karena itu, sebelumnya telah disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan silabus yang
digunakan. Analisis tiap butir pertanyaan dalam instrumen dikonsultasikan kepada yang berkompeten yaitu guru bidang studi matematika dan dosen
pembimbing. Butir-butir pertanyaan yang kurang sesuai dengan silabus akan direvisi atau diganti, sehingga tiap butir pertanyaan dalam instrumen benar-
benar sesuai dengan setiap indikator yang mengukur kemampuan siswa. Berdasarkan konsultasi dengan guru dan dosen, ada beberapa soal yang
direvisi. Soal-soal yang direvisi yaitu menyangkut struktur kalimat soal yang dianggap kurang tepat. Siswa akan mengalami kesulitan memahami soal jika
kalimat yang digunakan terlalu panjang. Oleh karena itu, perlu digunakan kalimat yang sederhana dan jelas sehingga siswa mampu menangkap maksud
soal dengan benar.
I. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Meminta ijin untuk melakukan observasi dan penelitian di sekolah,
yaitu menemui guru mata pelajaran matematika dan Kepala SMA Negeri 3 Cilacap.
b. Menyerahkan surat ijin dari kampus ke BAKESBANGPOL dengan
disertai proposal penelitian untuk mendapatkan surat rekomendasi penelitian yang akan ditujukan ke BAPPEDA. Kemudian dari
BAPPEDA peneliti mendapatkan surat rekomendasi penelitian untuk
51
selanjutnya diteruskan ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Selanjutnya dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; peneliti
mendapatkan surat ijin penelitian untuk ditujukan ke sekolah. c.
Menyiapkan soal-soal untuk uji coba instrumen. d.
Menyesuaikan jadwal pengambilan data. 2.
Tahap Observasi Observasi dilakukan agar peneliti mampu memahami keadaan
sekolah, guru, kelas, dan siswa secara menyeluruh. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh kesan pribadi terhadap subyek penelitian
yang akan diteliti. Selain itu agar peneliti dapat mengamati peran serta subyek penelitian dalam proses belajar mengajar di kelas dan mengamati
perubahan yang dialami subyek penelitian setelah terlaksananya bimbingan belajar dengan menerapkan metode latihan.
3. Tahap Pengambilan Data
Tahap pertama yaitu melakukan uji coba instrumen pada suatu rombongan siswa di kelas lain yang kemampuannya tidak berbeda jauh
dengan rombongan siswa pada kelas penelitian. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kevalidan soal yang akan disusun untuk tes penelaahan
status. Tahap kedua yaitu melakukan tes penelaahan status di kelas
penelitian. Tes penelaahan status berisi soal-soal tentang materi yang sedang dipelajari dan beberapa materi yang menjadi prasyarat materi yang
52
sedang dipelajari tersebut. Tes ini bertujuan untuk menduga siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Tahap ketiga yaitu melakukan tes diagnostik kepada subyek penelitian. Tes diagnostik ini bertujuan untuk mendiagnosis letak kesulitan
siswa. Tahap keempat yaitu wawancara.
Pedoman wawancara berdasarkan atas hasil tes diagnostik yang sebelumnya telah dikerjakan. Wawancara
juga dilakukan setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa setelah mendapatkan
bimbingan belajar yang menerapkan metode latihan. Subyek wawancara sama dengan subyek pada wawancara sebelumnya.
Tahap kelima yaitu bimbingan belajar dengan menerapkan metode latihan kepada subyek penelitian. Tahap keenam yaitu melakukan tes hasil
belajar untuk mengetahui perubahan yang dialami siswa sebelum dan setelah diterapkannya bimbingan belajar dengan menerapkan metode
latihan.
J. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian