BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.
Hubungan Lama Menderita DM dengan Perlakuan
Pada perlakuan konseling kelompok, responden yang menderita DM 10 tahun tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai postes
pengetahuan dan sikap dibandingkan kelompok 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena responden tidak merasakan komplikasi pada kaki yang
cukup serius dan juga merasa pasrah dengan kondisi penyakitnya, sehingga pelaksanaan konseling mereka juga terkesan kurang tertarik. Sementara itu pada
kelompok video, semua responden menunjukkan hubungan signifikan antara lama menderita DM dengan nilai postes pengetahuan dan sikap. Hal ini menunjukkan
kesan bahwa semua responden menaruh minat yang baik terhadap penayangan video.
5.2. Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum Konseling Kelompok dan
Penayangan Video
Pengetahuan dan tentang perawatan kaki pada penderita diabetes yang menjadi responden penelitian ini, antara kelompok konseling dan kelompok video
sebelum diberi berdasarkan uji statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, dimana p=0,621 p0,005, walaupun terdapat perbedaan rata-
rata pengetahuan sebelum mendapat perlakuan pada konseling kelompok 4,46 dan penayangan video 4,60. Perbedaan rata-rata ini bisa disebabkan adanya
97
Universita Sumatera Utara
informasi yang diperoleh responden misalnya dari media cetak koran, poster, majalah, buku ataupun dari media elektronik TV dan radio yang dapat
meningkatkan pengetahuan responden tentang perawatan kaki penderita diabetes. Hasil pretes sikap perawatan kaki pada kedua kelompok juga tidak
menunjukkkan perbedaan yang bermakna, dimana nilai p=0.180 p0.05, walaupun terdapat perbedaan rata-rata nilai sikap pada kedua kelompok
perlakuan, dimana kelompok konseling memiliki rata-rata sikap sebesar 39,00 dan kelompok video sebesar 36,83.
Berdasarkan hasil analisis rata-rata pengetahuan dan sikap sebelum konseling kelompok dan penayangan video diatas, ditambah lagi tidak adanya
perbedaan yang bermakna dari pengetahuan dan sikap pada kedua kelompok, maka dapat disimpulkan kedua kelompok memiliki karakteristik pengetahuan dan
sikap tentang perawatan kaki yang hampir setara. Hal ini sesuai dengan pendapat Murti yang menyatakan kondisi kelompok perlakuan sebelum melakukan
penelitian eksperimen harus sebanding untuk menghindari bias dikutip dari Sitepu, 2008.
Berdasarkan hasil penelitian pada saat belum mendapatkan perlakuan, kelompok konseling mayoritas pengetahuan responden termasuk dalam kategori
kurang 63,3 dan sisanya termasuk kategori cukup 36,7, sementara itu pada kelompok video, 56,7 responden masuk dalam kategori kurang dan 43,3
dalam kategori cukup. Keadaan ini menggambarkan keadaan cukup banyak pasien diabetes yang belum mengetahui perawatan kakinya. Hal ini sesuai dengan
98
Universita Sumatera Utara
penelitian Somroo dkk 2011, bahwa penyebab penting kurangnya perawatan kaki penderita diabetes adalah kurangnya pembelajaran tentang perawatan kaki,
dimana dari penelitian tersebut hanya 38 pasien diabetes yang mengetahui tentang perawatan kakinya. Selain itu, penelitian Famosa dkk 2012,
menyebutkan 54 partisipan penelitian mereka belum mendapatkan pembelajaran tentang perawatan kaki
Hasil penilaian sikap responden sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelompok juga menunjukkan bahwa mayoritas penderita diabetes termasuk
kategori tidak baik dalam hal merawat kakinya, yaitu sebanyak 70 pada kelompok konseling dan 66,7 dalam kelompok video. Selain itu, penelitian
Famosa dkk 2012, juga menyebutkan 56 dari sample penelitiannya tdk memakai sepatu yang benar.
5.3. Pengetahuan dan Sikap Responden Setelah Konseling Kelompok dan