agar dapat dikelola dengan baik disamping mengendalikan kadar gula darahnya. Pemeriksaan pemantauan yang diperlukan untuk penyulit diabetes melitus adalah :
1. Mata : pemeriksaan fundus mata secara berkala setiap 6-12 bulan
2. Paru : pemeriksaan foto dada setiap 1-2 tahun atau jika ada keluhan
batuk kronik. 3. Jantung : pemeriksaan EKG berkala setiap tahun atau jika ada keluhan
nyeri dada 4. Ginjal
: pemeriksaan urin berkala 5. Kaki
: pemeriksaan kaki secara berkala dan penyuluhan mengenai cara merawat kaki untuk mencegah timbulnya kaki diabetes
Soegondo et all, 2011.
2.5.1. Kaki Diabetes
Setiap penderita diabetes melitus dapat mengalami permasalahan pada kaki yang berbeda satu sama lain.
Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes ini
dapat disebabkan karena adanya gangguan pembuluh darah kaki, persyarafan dan adanya infeksi Soegondo et all, 2011.
Gangguan pembuluh darah kaki disebabkan berkurangnya sirkulasi darah ke kaki berkurang, sehingga menimbulkan gejala : sakit pada kaki jika berdiri atau
beraktifitas, kaki teras dingin jika diraba, nyeri pada saat istirahat malam hari terutama pada saat tidur, luka di kaki yang sukar sembuh dan perubahan warna
kaki Soegondo et all, 2011 dan Heitzman, 2010.
40
Universita Sumatera Utara
Gangguan persyarafan neuropati pada kaki menimbulkan gangguan penghantaran syaraf sensorik, motorik dan otonomik dari kaki ke otak yang
ditandai dengan adanya rasa baal pada kaki, kurang berasa pada ujung kaki, otot kaki mengecil, kelainan bentuk kaki, gangguan keseimbangan, dan perubahan
pada kulit kaki yang menjadi kering dan pecah-pecah Soegondo et all, 2011dan Heitzman, 2010.
Infeksi pada kaki penderita diabetes melitus dikarenakan tidak optimalnya kerja leukosit oleh karena kadar gula darah yang meningkat. Kaki yang
mengalami ganggren yang luas dan sulit untuk diatasi memerlukan tindakan amputasi. Masalah yang umum pada kaki diabetes berupa kapalan, mata ikan,
cantengan, kutil dan radang ibu jari kaki Soegondo et all, 2011.
2.5.2. Perawatan Kaki
Perawatan kaki sebagai sebagian upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetes untuk mencegah terjadinya luka. Perawatan kaki yang
teratur dapat menurunkan penyakit serius pada kaki penderita diabetes melitus sekitar 50-60. Tahap pertama untuk meminimalkan resiko amputasi kaki adalah
mencegah luka menjadi ganggren atau infeksi yang lebih parah Heitzman, 2010. Pasien diabetes melitus perlu memeriksa kakinya setiap hari, terutama
setelah mandi, dan sebelum memakai sepatu. Pemeriksaan dilakukan dengan teknik meraba dan melihat. Yang diraba adalah temperatur kaki, normalnya kaki
teraba hangat dan tidak teraba pembengkakan pada kaki. Sedangkan yang dilihat adalah seluruh bagian kaki meliputi bagian atas atau punggung kaki, sisi kaki,
41
Universita Sumatera Utara
sela-sela jari dan telapak kaki. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara langsung atau dengan bantuan cermin. Hal yang diperiksa adalah apakah ada kulit kaki
yang melepuh, luka, dan tanda-tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, bau dan keluar cairan atau darah dari kaki.Soegondo et all, 2011 dan
Heitzman, 2010. Menurut Soegondo et all Somroo et all 2011 dan Heitzman 2010,
perawatan kaki sehari-hari meliputi : 1. Membersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi, kemudian keringkan kaki dengan lembut, termasuk sela jari kaki terutama sela jari kaki ketiga- keempat dan keempat-kelima. Mencuci kaki
dapat dilakukan dengan air hangat-hangat kuku, bukan air panas. 2. Memeriksa sela-sela jari kaki, apakah ada luka atau kulit yang pecah.
3. Memberi pelembab atau lotion pada daerah kaki yang kering agar tidak retak, tetapi tidak pada sela-sela jari kaki oleh karena daerah ini sangat lembab dan
dikhawatirkan akan menimbulkan jamur. 4. Menggunting kuku kali dengan lurus mengikuti bentuk jari kaki, tidak terlalu
pendek dan tidak terlalu dalam, kemudian kuku kaki dikikir agar tidak terlalu tajam. Kuku dikikir dua hari sekali, jika tidak mampu melakukannya sendiri,
dapat meminta tolong pada orang lain. 5. Memakai alas kali sepatu atau sandal untuk melindungi kaki dari taruma yang
dapat menimbulkan luka baik di dalam dan di luar rumah. Hindari penggunaan
42
Universita Sumatera Utara
sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet di sela jari kaki pertama dan kedua.
6. Memakai sepatu dan sandal yang baik, sesuai ukuran kaki, ruang dalam sepatu longgar dan enak dipakai dengan ujung sepatu yang lebar sehingga jari kaki
tidak terjepit. 7. Sepatu perempuan dengan hak tinggi tidak lebih dari 2 inchi 5cm
8. Memakai kaos kaki yang terbuat dari bahan katun. 9. Memeriksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil atau benda tajam
seperti duri di sepatu. 10. Lepaskan sepatu setiap 4-6 jam serta gerak-gerakkan pergelangan dan jari kaki
agar sirkulasi darah tetap baik. Jika memakai sepatu baru, sebaiknya sepatu dilepas setiap 2 jam.
11. Melakukan latihan jalan dan senam kaki. 12. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup luka dengan pembalut yang bersih.
13. Segera ke dokter jika kaki mengalami luka.
2.5.3. Senam Kaki Diabetes