mendapatkan perlakuan konseling dan video, dan akan mendapatkan postest pada saat selesai perlakuan konseling dan penayangan video yang kedua dan akan
diulang satu minggu kemudian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik DM Puskesmas Sering Medan, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, karena puskesmas ini merupakan satu-satunya
puskesmas di Kota Medan yang memiliki klinik PTM khususnya diabetes melitus. Kegiatan konseling akan dilakukan diruangan Klinik DM Puskesmas Sering, dan
penayangan video akan dilakukan di aula Puskesmas Sering dengan menggunakan LCD, laptop dan pengeras suara.
Proses perlakuan konseling dan penayangan video serta pengumpulan data dilakukan sejak 21 Mei hingga 19 Juni 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes melitus yang berkunjung dan menjalani pengobatan di Klinik Diabetes Melitus Puskesmas
Sering Medan.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1 Bersedia mengikuti penelitian
48
Universita Sumatera Utara
2 Tidak memiliki gangguan komunikasi 3 Tidak memiliki gangguan kognitif
4 Dapat melaksanakan fungsi hidup secara mandiri 5 Pernah berobat ke klinik DM Puskesmas Sering
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Menurut Fraenkel dan Wallen 1993 : 90, ukuran sampel adalah sebesar-besarnya
penelitian dapat memperolehnya yaitu dengan pengorbanan, waktu dan energi yang wajar dan besarnya sampel tergantung jenis penelitian, dimana jumlah
sampel minimal untuk penelitian eksperimen adalah 15 subjek per grup. Sedangkan menurut Gay dan Diehl 1992, jumlah sampel minimal untuk
penelitian eksperimen adalah 30 orang per grup, meskipun 15 orang per grup dapat dipertahankan jika kontrolnya ketat Sulistyaningsih, 2011. Dengan
demikian total sampel penelitian ini direncanakan adalah 60 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang telah didesain, kemudian
dilakukan wawancara terhadap pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Sering. Data sekunder drperoleh dari studi dokumen yang ada di
Klinik Diabetes Melitus Puskesmas Sering, Kota Medan.
49
Universita Sumatera Utara
3.4.2. Uji Validitas dan Reabilitas
Dalam penelitian ini, uji validitas akan dilakukan di Klinik Diabetes Dr.Dharma dengan jumlah responden 30 orang pasien diabetes melitus yang
berobat kesana. Lokasi ini dipilih agar responden yang dipilh yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden penelitian.
Uji validitas dan reliabilitas kesahihan dan keterandalan merupakan suatu instrumen alat ukur penelitian berupa kuesioner dilakukan sebelum
digunakan untuk mengukur nilai pengetahuan dan sikap perawatan kaki penderita diabetes. Validitas dan reliabilitas alat ukur dilihat dari koefisien korelasinya,
semakin tinggi angka koefisien korelasinya, semakin valid dan reliable alat ukur tesebut Sunyoto, 2012.
Untuk mengetahui tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi item dengan skor total item menggunakan
corrected item total correlation, dengan ketentuan jika nilai r corrected item total correlation r di tabel Pearson Product Moment maka dinyatakan valid dan
sebaliknya, nilai r dicari pada tabel r Pearson Product Moment disignifikansi 0,05 dengan uji dua sisi dan jumlah data n = 30. Didapat dari tabel r Pearson Product
Moment adalah 0,361 Ketentuan kuesioner dikatakan valid pada penelitian ini, jika:
1. Nilai r Corrected Item Total Correlation ≥ 0,361 dikatakan valid
2. Nilai r Corrected Item Total Correlation ˂ 0,361 dikatakan tidak valid
50
Universita Sumatera Utara
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai koefisien reliabilitas yang
terukur dalam interval 0,70 sampai dengan 0,95 maka dinyatakan reliabel. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Pada uji
pertama, alat ukur pengetahuan berjumlah 10 item dan sikap berjumlah 20 item, namun setelah dilakukan uji validitas, maka 2 item dari sikap dinyatakan gugur
soal no.9 dan 20, kemudian dilakukan uji validitas kedua dan hasilnya valid, lalu dilakukan uji reliabilitas dan hasilnya reliable. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 3.dibawah ini
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Variabel r tabel
Corrected Item Total
Correlation Statu
s Cronbach’s
Alpha Status
Pengetahuan 1
0,361 0.563
Valid Reliabel
Pengetahuan 2 0,361
0.544 Valid
Reliabel
Pengetahuan 3 0,361
0.567 Valid
Reliabel
Pengetahuan 4 0,361
0.512 Valid
Reliabel
Pengetahuan 5 0,361
0.544 Valid
0,896 Reliabel
Pengetahuan 6
0,361 0.563
Valid Reliabel
Pengetahuan 7 0,361
0.503 Valid
Reliabel
Pengetahuan 8 0,361
0.496 Valid
Reliabel
Pengetahuan 9 0,361
0.641 Valid
Reliabel
Pengetahuan 10 0,361
0.573 Valid
Reliabel
Sikap 1
0,361 0.414
Valid Reliabel
Sikap 2 0,361
0.515 Valid
Reliabel
Sikap 3 0,361
0.529 Valid
0,894 Reliabel
Sikap 4 0,361
0.381 Valid
Reliabel
Sikap 5 0,361
0.611 Valid
Reliabel
51
Universita Sumatera Utara
Tabel 3.1 Lanjutan Sikap 6
0,361 0.555
Valid Reliabel
Sikap 7 0,361
0.595 Valid
Reliabel
Sikap 8 0,361
0.594 Valid
Reliabel
Sikap 9
0,361 0.381
Valid Reliabel
Sikap 11
0,361 0.584
Valid Reliabel
Sikap 11 0,361
0.419 Valid
0,894 Reliabel
Sikap 11 0,361
0,648 Valid
Reliabel
Sikap 11 0,361
0.584 Valid
Reliabel
Sikap 11
0,361 0.381
Valid Reliabel
Sikap 11
0,361 0,686
Valid Reliabel
Sikap 11 0,361
0,594 Valid
Reliabel
Sikap 11 0,361
0,578 Valid
Reliabel Dari tabel 3.1 di atas terlihat bahwa semua pertanyaan mempunyai r hitung
lebih besar dari pada r tabel 0,361 demikian juga alpha berada dalam interval 0,70 sampai 0,95 dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian
tentang efektivitas konseling dan media promosi kesehatan video terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap perawatan kaki penderita diabetes melitus di
klinik diabetes Puskesmas Sering Medan tahun 2013 sudah valid dan reliabel.
3.5.Variabel dan Definisi Operasional
Adapaun variabel dan defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel
Variabel terikat : perilaku perawatan kaki penderita diabetes melitus
Variabel bebas : konseling dan media promosi kesehatan video
52
Universita Sumatera Utara
2. Definisi Operasional
a Konseling, adalah media bagi petugas kesehatan untuk membantu pasien, menambah pengetahuan pasien dalam menyikapi masalah komplikasi diabetes
melitus pada kaki yang dihadapinya secara konstruktif.
b Media Promosi Kesehatan Video adalah alat bantu elektronik yang digunakan untuk membantu menyampaikan pesanmempromosikan perawatan kaki
diabetes kepada pendeita DM. c Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu d Sikap adalah reaksi atau respon yang tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau objek. e Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus
yang tidak terkendali yang dapat disebabkan karena adanya gangguan
pembuluh darah kaki, persyarafan dan adanya infeksi.
f Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
3.6
Metode Pengukuran 1.
Pengetahuan
Data pengetahuan diperoleh dari kusioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan total nilai 10. Nilai setiap pertanyaan jika jawaban “benar” diberi skor 1
53
Universita Sumatera Utara
dan “salah” diberi skor 0. Standart skor yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengkategorikan Machfoedz, 2010 :
1. Baik, jika bisa menjawab dengan benar 76-100 dari seluruh skor pertanyaan 8-10 soal.
2. Cukup, jika bisa menjawab dengan benar 56-75 dari seluruh skor pertanyaan 5-7 soal.
3. Kurang, jika bisa menjawab dengan benar 40 - 55 dari seluruh skor pertanyaan
≤ 4soal.
2. Sikap
Pernyataan sikap dalam kuesioner terdiri dari 18 pertanyan yang bersifat positif favorable dan negatif unfavorable, dimana ketentuan pemberian bobot
nilai pada item jawaban sikap sebagai berikut Hidayat, 2010 : a. Apabila pertanyaan negatif, maka skor : no.1,3,5,7,8,9,12,14,16
Sangat setuju : 1
Setuju : 2 Tidak setuju
: 3 Sangat tidak setuju : 4
b . Apabila pertanyaan positif, maka skor : n0.2,4,6,10,11,13,15,17,18 Sangat setuju
: 4 Setuju
: 3 Tidak setuju
: 2 Sangat tidak setuju : 1
54
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan inetrpretasi skor jawaban responden, sikap dikategorikan sebagai berikut Hidayat, 2010 :
Angka : 0-25 nilai 0 -18 : sangat tidak baik Angka : 26-50 nilai 19 - 36 : tidak baik
Angka : 51-75 nilai 37 – 54 : baik Angka :76-100 nilai 55 – 72 : sangat baik
Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional No. Variabel Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala
Nominal 1.
Pengetahuan Kuesioner 1-10 Baik : skor 8-10 Sedang : skor 5-7 Interval
Kurang : skor 0-4 2.
Sikap Kuesioner 1-18 Sangat Baik : skor 55 – 72 Baik : skor 37 – 54 Interval
Tidak Baik : skor 19 – 36 Sangat Tidak Baik : 0 - 18
3.7.Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan manual dan dilanjutkan dengan computer dengan tahapan editing, coding, entry dan cleaning data. Analisa data
meliputi analisa uji beda dua mean dengan sampel yang berhubungan dependen dan analisa uji beda dua mean dengan sampel yang tidak berhubungan
independen. Analisa uji beda dua mean dengan sampel yang berhubungan dependen
digunakan untuk melihat perbedaan antara rata-rata dua nilai dalam penelitian ini,
55
Universita Sumatera Utara
yaitu : perbedaan rata-rata nilai pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah konseling pada satu kelompok dan penayangan video pada kelompok
lainnya. Analisa uji beda dua mean dengan sampel yang tidak berhubungan
independen digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai antar dua kelompok perlakuan yang berbeda, yaitu : perbedaan rata-rata nilai pengetahuan
dan sikap antara kelompok konseling dengan kelompok video tentang perawatan kaki penderita diabetes.
Uji yang digunakan untuk analisa data sebelum dan sesudah penyuluhan adalah Paired-Samples T test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95. Uji
yang digunakan untuk membandingkan perbedaan pengetahuan dan sikap antara dua kelompok perlakuan adalah Independen Samples T test dengan menggunakan
derajat kepercayaan 95. Kesimpulan masing-masing uji ini diambil dengan ketentuan bila p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna
signifikan atau ada perbedaan rata-rata nilai secara statistik dan bilan p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada perbedaan
rata-rata nilai secara statistik.
56
Universita Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1
.Gambaran Umum Klinik Diabetes Puskesmas Sering
Klinik Diabetes Puskesmas Sering berada di Jalan Sering No.20, kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung. Klinik Diabetes Puskesmas
Sering merupakan satu-satunya klinik diabetes yang ada di puskesmas di seluruh kota Medan. Ruangan klinik diabetes ini berada di lantai 2 Puskesmas Sering.
Klinik ini berdiri sejak tanggal 30 Mei 2008 dan melayani pasien diabetes setiap hari Kamis.
Pasien yang dilayani di klinik ini sama dengan pasien yang berobat di puskesmas umumnya, hanya saja klinik ini memliki ciri khas tersendiri. Pasien
yang tidak memiliki kartu Jamkesmas atau Medan Sehat akan dikenai biaya Rp.10.000,- untuk setiap pemeriksaan kadar gula darah KGD. Pasien diabetes
yang berobat diklinik ini tidak hanya mendapatkan pengobatan, namun juga pengajaran mengenai pengaturan dietnya, selain itu setiap pasien yang datang
berobat akan mendapatkan obat untuk jangka waktu 2 minggu tidak seperti pasien lain yang berobat rawat jalan di puskesmas yang hanya mendapatkan obat selama
3 hari. Ciri khas lain dari klinik ini adalah tidak adanya tarif khusus untuk biaya
obat-obatan yang diberikan, hanya saja pasien dihimbau untuk memasukkan uang
57
Universita Sumatera Utara
seiklas hati ke dalam tabungan DM. Uang tersebut bersama dengan uang hasil pemeriksaan KGD akan digunakan untuk membeli stik KGD dan obat-obatan,
dimana stik KGD dan obat-obatan tidak selalu ada didapatkan dari gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga biaya operasional klinik lebih banyak
bersifat swadana. Hal inilah yang menyebabkan tidak semua puskesmas memiliki klinik diabetes.
4.1.2.Sumber Daya Puskesmas Sering
Puskesmas Sering memiliki tiga kelurahan dalam wilayah kerjanya, yaitu kelurahan Sidorejo, Sidorejo Hilir dan Indra Kasih, dengan jumlah penduduk
68.628 jiwa. Puskesmas Sering memiliki 30 orang pegawai, yang terdiri dari 5 orang
dokter umum, 2 orang dokter gigi, 9 orang perawat, 7 orang bidan, 2 orang apoteker, 2 orang analis, 1 orang petugas kesling, 1 orang perawat gigi dan 1
orang tata usaha. Petugas di klinik diabetes terdiri dari 2 orang dokter, 1 orang perawat dan 1 orang apoteker Puskesmas Sering, 2012.
4.2. Analisis Univariat