Berjalan tanpa alas kaki. 5. Menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan. Merokok. 7. Memakai sepatu dengan ujung yang sempit atau kaos kaki yang sempit. Variabel Definisi Operasional

2.5.4. Hal yang tidak Boleh Dilakukan Penderita DM Soegondo et all dan

Somroo et all 2011 dan Heitzman 2010 : 1. Merendam kaki terlalu lama. 2. Menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki. 3. Merendam kaki dengan air panas jika terasa dingin.

4. Berjalan tanpa alas kaki. 5. Menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.

6. Merokok. 7. Memakai sepatu dengan ujung yang sempit atau kaos kaki yang sempit.

8. Memakai sepatu hak tinggi lebih dari 5 cm. 9. Menyilangkan kaki terlalu lama.

10. Memakai obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan. 11. Membiarkan luka di kaki walupun hanya luka kecil. 2.6. Landasan Teori Berdasarkan teori Stimulus Organisme SOR yang dikutip dari Notoatmodjo 2012, terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsangan stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Didalam penelitian ini domain perilaku yang dibahas terbatas pada pengetahuan dan sikap saja, sehingga proses perubahan pengetahuan dan sikap dalam teori ini dapat digambarkan seperti bagan berikut : 44 Universita Sumatera Utara ------------------------- Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.7. Kerangka Konsep

Penelitian ini akan membandingkan peningkatan pengetahuan dan sikap perawatn kaki penderita diabetes setelah mendapatkan perlakuan konseling kelompok dan penayangan video. Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian RangsanganStimulus dari konseling dan video Pengertian dan penerimaan informasi perubahan pengetahuan Reaksi perubahan sikap EfektivitasKonseling Kelompok Pengetahuan Perawatan Kaki Penderita DM Efektivitas Penanyangan Video Sikap Perawatan Kaki Penderita DM Pengetahuan Perawatan Kaki Penderita DM Sikap Perawatan Kaki Penderita DM 45 Universita Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperiment non equivalent control gruop design yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala yang timbul sebagai akibat dari suatu perlakuan atau percobaan tertentu dengan desain pre test dan post test Hidayat, 2011. Rancangan penelitian yang peneliti akan lakukan adalah two groups pre- test post-test design untuk mengetahui pengaruh konseling dan tayangan media video dalam peningkatan dan perubahan perilaku perawatan kaki penderita diabetes melitus seperti di bawah ini. 10 org O2 10 org S R O1 10 org 15 org O3 15 org S: Sampel R: Random dua O1: pre test O2: post test konseling kelompok 3 kelompok 46 Universita Sumatera Utara O3: postest penayangan media video sebanyak 15 oranggrup 2 grup Rancangan dalam penelitian ini untuk konseling kelompok akan dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dengan durasi 60-90 menit persesi dengan jumlah anggota konseling 10 orang. Dalam setiap kali pertemuan akan membahas topik yang berbeda, yaitu : 1. Sesi pertama: pengenalan komplikasi diabetes pada kaki dan gejalanya 2. Sesi kedua: perawatan kaki bagi penderita diabetes dan senam kaki Sebelum konseling dilakukan, akan diberikan penjelasan singkat dan diperlihatkan gambar kelainan kaki pada penderita diabetes pada sesi pertama dan gambar perawatan kaki pada sesi kedua. Petugas yang akan melakukan konseling dan melakukan wawancara pada saat pengisian kuesioner adalah tim Klinik DM Puskesmas Sering yang telah mendapatkan pelatihan mengenai penangan DM di puskesmas, yang terdiri dari dokter dan perawat. Kelompok dengan perlakuan penayangan video akan mendapat penayangan video sebanyak 2 kali. Sebelum penayangan video akan dilakukan pembukaan selama 5 menit oleh tim Klinik DM, kemudian pemutaran video selama 10-15 menit. Setelah penayangan video selesai, tidak ada diskusi ataupun tanya jawab dan reponden dipersilahkan pulang. Video yang akan ditayangkan mengenai penayangan video perawatan kaki yang bersumber dari www.clearlyhealth.com dengan judul video foot care dan video senam kaki yang bersumber dari Divisi DM dan Educator Poltekkes Kemenkes Malang, yang dibuat tahun 2012. Kedua kelompok perlakuan akan mendapatkan pretest sebelum 47 Universita Sumatera Utara mendapatkan perlakuan konseling dan video, dan akan mendapatkan postest pada saat selesai perlakuan konseling dan penayangan video yang kedua dan akan diulang satu minggu kemudian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik DM Puskesmas Sering Medan, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, karena puskesmas ini merupakan satu-satunya puskesmas di Kota Medan yang memiliki klinik PTM khususnya diabetes melitus. Kegiatan konseling akan dilakukan diruangan Klinik DM Puskesmas Sering, dan penayangan video akan dilakukan di aula Puskesmas Sering dengan menggunakan LCD, laptop dan pengeras suara. Proses perlakuan konseling dan penayangan video serta pengumpulan data dilakukan sejak 21 Mei hingga 19 Juni 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes melitus yang berkunjung dan menjalani pengobatan di Klinik Diabetes Melitus Puskesmas Sering Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1 Bersedia mengikuti penelitian 48 Universita Sumatera Utara 2 Tidak memiliki gangguan komunikasi 3 Tidak memiliki gangguan kognitif 4 Dapat melaksanakan fungsi hidup secara mandiri 5 Pernah berobat ke klinik DM Puskesmas Sering Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Menurut Fraenkel dan Wallen 1993 : 90, ukuran sampel adalah sebesar-besarnya penelitian dapat memperolehnya yaitu dengan pengorbanan, waktu dan energi yang wajar dan besarnya sampel tergantung jenis penelitian, dimana jumlah sampel minimal untuk penelitian eksperimen adalah 15 subjek per grup. Sedangkan menurut Gay dan Diehl 1992, jumlah sampel minimal untuk penelitian eksperimen adalah 30 orang per grup, meskipun 15 orang per grup dapat dipertahankan jika kontrolnya ketat Sulistyaningsih, 2011. Dengan demikian total sampel penelitian ini direncanakan adalah 60 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang telah didesain, kemudian dilakukan wawancara terhadap pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Sering. Data sekunder drperoleh dari studi dokumen yang ada di Klinik Diabetes Melitus Puskesmas Sering, Kota Medan. 49 Universita Sumatera Utara

3.4.2. Uji Validitas dan Reabilitas

Dalam penelitian ini, uji validitas akan dilakukan di Klinik Diabetes Dr.Dharma dengan jumlah responden 30 orang pasien diabetes melitus yang berobat kesana. Lokasi ini dipilih agar responden yang dipilh yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden penelitian. Uji validitas dan reliabilitas kesahihan dan keterandalan merupakan suatu instrumen alat ukur penelitian berupa kuesioner dilakukan sebelum digunakan untuk mengukur nilai pengetahuan dan sikap perawatan kaki penderita diabetes. Validitas dan reliabilitas alat ukur dilihat dari koefisien korelasinya, semakin tinggi angka koefisien korelasinya, semakin valid dan reliable alat ukur tesebut Sunyoto, 2012. Untuk mengetahui tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi item dengan skor total item menggunakan corrected item total correlation, dengan ketentuan jika nilai r corrected item total correlation r di tabel Pearson Product Moment maka dinyatakan valid dan sebaliknya, nilai r dicari pada tabel r Pearson Product Moment disignifikansi 0,05 dengan uji dua sisi dan jumlah data n = 30. Didapat dari tabel r Pearson Product Moment adalah 0,361 Ketentuan kuesioner dikatakan valid pada penelitian ini, jika: 1. Nilai r Corrected Item Total Correlation ≥ 0,361 dikatakan valid 2. Nilai r Corrected Item Total Correlation ˂ 0,361 dikatakan tidak valid 50 Universita Sumatera Utara Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur dalam interval 0,70 sampai dengan 0,95 maka dinyatakan reliabel. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Pada uji pertama, alat ukur pengetahuan berjumlah 10 item dan sikap berjumlah 20 item, namun setelah dilakukan uji validitas, maka 2 item dari sikap dinyatakan gugur soal no.9 dan 20, kemudian dilakukan uji validitas kedua dan hasilnya valid, lalu dilakukan uji reliabilitas dan hasilnya reliable. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.dibawah ini Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Variabel r tabel Corrected Item Total Correlation Statu s Cronbach’s Alpha Status Pengetahuan 1 0,361 0.563 Valid Reliabel Pengetahuan 2 0,361 0.544 Valid Reliabel Pengetahuan 3 0,361 0.567 Valid Reliabel Pengetahuan 4 0,361 0.512 Valid Reliabel Pengetahuan 5 0,361 0.544 Valid 0,896 Reliabel Pengetahuan 6 0,361 0.563 Valid Reliabel Pengetahuan 7 0,361 0.503 Valid Reliabel Pengetahuan 8 0,361 0.496 Valid Reliabel Pengetahuan 9 0,361 0.641 Valid Reliabel Pengetahuan 10 0,361 0.573 Valid Reliabel Sikap 1 0,361 0.414 Valid Reliabel Sikap 2 0,361 0.515 Valid Reliabel Sikap 3 0,361 0.529 Valid 0,894 Reliabel Sikap 4 0,361 0.381 Valid Reliabel Sikap 5 0,361 0.611 Valid Reliabel 51 Universita Sumatera Utara Tabel 3.1 Lanjutan Sikap 6 0,361 0.555 Valid Reliabel Sikap 7 0,361 0.595 Valid Reliabel Sikap 8 0,361 0.594 Valid Reliabel Sikap 9 0,361 0.381 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0.584 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0.419 Valid 0,894 Reliabel Sikap 11 0,361 0,648 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0.584 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0.381 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0,686 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0,594 Valid Reliabel Sikap 11 0,361 0,578 Valid Reliabel Dari tabel 3.1 di atas terlihat bahwa semua pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari pada r tabel 0,361 demikian juga alpha berada dalam interval 0,70 sampai 0,95 dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian tentang efektivitas konseling dan media promosi kesehatan video terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap perawatan kaki penderita diabetes melitus di klinik diabetes Puskesmas Sering Medan tahun 2013 sudah valid dan reliabel. 3.5.Variabel dan Definisi Operasional Adapaun variabel dan defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel

Variabel terikat : perilaku perawatan kaki penderita diabetes melitus Variabel bebas : konseling dan media promosi kesehatan video 52 Universita Sumatera Utara

2. Definisi Operasional

a Konseling, adalah media bagi petugas kesehatan untuk membantu pasien, menambah pengetahuan pasien dalam menyikapi masalah komplikasi diabetes melitus pada kaki yang dihadapinya secara konstruktif. b Media Promosi Kesehatan Video adalah alat bantu elektronik yang digunakan untuk membantu menyampaikan pesanmempromosikan perawatan kaki diabetes kepada pendeita DM. c Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu d Sikap adalah reaksi atau respon yang tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. e Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali yang dapat disebabkan karena adanya gangguan pembuluh darah kaki, persyarafan dan adanya infeksi. f Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. 3.6 Metode Pengukuran 1. Pengetahuan Data pengetahuan diperoleh dari kusioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan total nilai 10. Nilai setiap pertanyaan jika jawaban “benar” diberi skor 1 53 Universita Sumatera Utara dan “salah” diberi skor 0. Standart skor yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengkategorikan Machfoedz, 2010 : 1. Baik, jika bisa menjawab dengan benar 76-100 dari seluruh skor pertanyaan 8-10 soal. 2. Cukup, jika bisa menjawab dengan benar 56-75 dari seluruh skor pertanyaan 5-7 soal. 3. Kurang, jika bisa menjawab dengan benar 40 - 55 dari seluruh skor pertanyaan ≤ 4soal.

2. Sikap