Fungsi Media Media Promosi Kesehatan Proses Pembelajaran

cetak yang sebaiknya digunakan, tetapi jika tujuan pembelajaran agar audien dapat menirukan gerakan atau aktivitas, maka media video yang menjadi pilihan.

2.2.3. Fungsi Media

Menurut Kholid dan Notoatmodjo 2012, media memiliki fungsi antara lain : 1. Menimbulkan minat sasaran pengajaran 2. Dengan menggunakan media, sasaran pengajaran yang ingin dijangkau dapat lebih banyak. 3. Media dapat mengatasi keterbatasan pemahaman audien , dimana media dapat menyajikan hal yang dimaksud dalam bentuk nyata atau miniatur ataupun gambar, yang dapat disajikan dalam bentuk audio visual atau audio 4. Mempermudah penyampaian pesan atau informasi ke sasaran. 5. Terdapat keseragaman pengamatan audien. 6. Media dapat menanamkan konsep dasar yang konkret dan realistis 7. Media dapat membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu yang lebih, kemudian ingin mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.

2.2.4. Media Promosi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo 2012, media promosi kesehatan adalah media yang menjadi saluran untuk menyampaikan informasi kesehatan, yang dapat mempermudah penerimaan informasi kesehatan bagi masyarakat. Sementara itu, fungsi media promosi kesehatan antara lain : 29 Universita Sumatera Utara 1. Mengajarkan ketrampilan dalam membaca menulis berbagai hal dalam kesehatan 2. Meningkatkan aspirasi dibidang kesehatan 3. Menyebarluaskan informasi dibidang kesehatan 4. Sumber daya pengetahuan dalam kesehatan 5. Berpartisipasi dalam keputusan yang berkaitan dengan kesehatan 6. Membentuk perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis

2.2.5. Proses Pembelajaran

Menurut Paivio, manusia memiliki dua sistem ingatan ; satu untuk mengolah simbol-simbol verbal dan yang lainnya untuk mengolah simbol non verbal. Artinya proses pembelajaran dengan mengunakan indera ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan yang lebih optimal bagi audien. Pendapat para ahli mengenai hal tersebut pun beragam. Perbandingan hasil belajar melalui penglihatan dan pendengaran sangat jelas perbedaannnya. Menurut Baugh hasil belajar yang diperoleh seseorang melalui penglihatan sebesar 90, dan hanya 5 melalui pendengaran, 5 lagi diperoleh melalui indera lain. Sementara menurut Dale, perolehan hasil belajar melalui melalui penglihatan berkisar 75, melalui pendengaran 13 dan indera lainnya 12 Arsyad, 2007. Dikarenakan pasien DM hampir seluruhnya berusia dewasa, dan kelompok ini yang ingin diberikan pembelajaran maka didalam pelaksanannya, pembelajaran bagi orang dewasa membutuhkan metode yang dikombinasikan dengan situasi dan kondisi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang 30 Universita Sumatera Utara memuaskan. Berdasarkan hal diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyampaian informasi kesehatan yang cocok adalah media visual atau audio visual video. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penderiata diabetes melitus Soegondo et all,2011 : 1. Ceramah singkat. Dalam hal ini kebanyakan pasien berperan pasif. 2. Diskusi. Pasien dapat lebih berpartisipatif dan aktif dalam kegiatan ini, karena mereka mempunyai kesempatan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. Jika diskusi yang dilakukan bersifat individual ataupun beberapa orang dalam kelompok yang kecil, maka teknik konseling bisa dimasukkan kedalam cara ini. 3. Peragaan. Berguna untuk pelatihan psikomotor dan keterampilan sosial. 4. Materi cetakan. Materi seperti ini dapat berupa leaflet, brosur ataupun poster. Namun dalam pengamatan di klinik diabetes melitus, pasien tidak selalu mengerti atau dapat memahami informasi diabetes yang tertulis di media tersebut. 5. Alat bantu audiovisual seperti slide.film, video tentang diabetes melitus dan komplikasinya dapat memperjelas informasi bagi penderita. Penggunaan alat bantu audiovisual sangat membantu pasien yang tidak dapat belajar dengan baik melalui membaca. 6. Permainan. Cara pembelajaran seperti ini lebih menyenangkan dan dapat mengembangkan partisipasi belajar penderita diabetes melitus. 31 Universita Sumatera Utara

2.2.6. Media Audiovisual