Dari penjelasan diatas kiranya dapat memberikan gambaran bahwa sebagai sekolah negeri yang memiliki guru sebagai pegawai negeri
sipil dengan kompetensi dan standart yang tidak terlalu tinggi, maka untuk persiapan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
perlu adanya inovasi-inovasi khususnya dalam proses pembelajaran, kurikulum dan penataan manajemen yang berbasis pada total quality
management.
4.1.1. Tujuan Kurikulum Integrasi SMA Negeri 3 Madiun
Tujuan secara umum SMA Sekolah Menengah Atas adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.Selain itu untuk meningkatkan
iman dan taqwa, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan kecakapan hidup agar dapat kompetitif di era global. Kurikulum
yang telah diterapkan di SMA Negeri 3 Madiun merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang hasil belajar yang harus
dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum. Sedangkan tujuan Kurikulum Integrasi SMA Negeri 3 Madiun, terdapat tujuan umum dan khusus:
Tujuan secara umum tersebut dapat lebih dikhususkan menjadi tujuan dari Rintisan SBI sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kualitas pendidikan Nasional. 2. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf
Internasional 3 Memberi layanan kepada siswa berpotensi untuk mencapai prestasi bertaraf Internasional 4 Menyiapkan lulusan
SMA yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global. Sedangkan tujuan khusus Rintisan SBI adalah menyiapkan lulusan
SMA yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan standart kompetensi lulusan Nasonal yang diperkaya dengan standart
kompetensi Internasional. Tujuan-tujuan di atas dapat dicapai melalui proses pembelajaran
yang aktif-inovatif, mengarah pada pembangunan critical thinking yang tinggi, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
dan berbasis ICT . Sedangkan agar siswa memiliki kompetensi materi pembelajaran yang setara dengan kompetensi internasional
maka materi pelajaran yang diberikan telah diintegrasikan dengan materi berstandart Internasional, yaitu dari Cambridge University.
Kurikulum integrasi disusun dengan cara mengadaptasi tujuan, isi, materi pelajaran dan pengalaman belajar dari kurikulum nasional
dan kurikulum dari Cambridge University. Kemudian disusun syllabus integrasi yang sudah menggambarkan dua kurikulum
tersebut di atas.
Mengkaji masalah peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 3 Madiun yang akan menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional, salah satu kriterianya adalah kurikulum yang akan diterapkan merupakan kurikulum nasional yang telah diadaptasikan
dengan kurikulum internasional. Salah satu permasalahan adalah bagaimana menyesuaikan kurikulum Nasional BSNP dengan
internasional Cambridge University untuk tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara umum. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh salah satu responden ketua program rintisan SBI, ketika diwawancarai di tempat kerjanya :
“Sesuai dengan kriteria SBI bahwa kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum nasional yang telah diadaptasikan dengan
kurikulum dari lembaga yang telah berkualifikasi internasional. Oleh karena itu SMA Negeri 3 Madiun telah menetapkan
mengadaptasi dari Cambridge University. Untuk mengadaptasi kurikulum Cambridge memang ada syaratnya yaitu sekolah harus
menjadi “Centre”, maksudnya sebagai perwakilan Cambridge yang dapat melaksanakan ujian sendiri dengan soal-soal dari Cambridge
atau CIE Cambridge International Examination
Tidak semua matapelajaran diadaptasikan, hanya matapelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi saja.
Sedangkan matapelajaran pendidikan seni dan Olah raga, siswa dipersilahkan memilih cabang seni dan olah raga yang sesuai
dengan bakat dan minat mereka. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan potensi yang sudah mereka miliki.”
Sebuah program peningkatan mutu pendidikan memerlukan sepuluh faktor yang mendasar. Sepuluh faktor tersebut adalah
kompetensi kepala sekolah, peningkatan kualitas guru, manajemen sekolah yang profesional, pengayaan kurikulum, peningkatan
kualitas siswa, peningkatan sarana, keterlibatan orang tua, peningkatan peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan
Pemerintah Kota, evaluasi, penelitian, dan pengembangan sekolah,
serta sustainability dan sosialisasi ke sekolah-sekolah lain. Setelah mengikuti program, sekolah harus meningkatkan pencapaian
kompetensi akademik dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris secara signifikan menuju bertaraf internasional. Selain itu,
lembaga pendidikan dituntut mampu mengimplementasikan kurikulum nasional dan tambahan kurikulum internasional. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh ketua program rintisan SBI, bahwa:
“Keuntungan secara financial sebagai “centre” dari Cambridge sepertinya tidak ada, tetapi secara administrasi dan pelayanan
memang banyak antara lain adanya kebebasan tiap guru untuk mendownload materi pelajaran, materi praktikum yang kita tidak
kuasai, bebas untuk mendownload soal-soal latihan ujian dan pembahasannya, selalu tersedia sarana untuk pelatihan guru secara
online,
tersedianya sarana dialog dengan siswa dan orang tua siswa, serta fasilitas ujian yang lengkap. Selain itu materi
pembelajaran yang dituntut oleh Cambridge lebih mendalam dan luas dibanding dengan materi dari kurikulum nasional sehingga
perlu adanya pengayaan materi. Metode pembelajran yang diterapkannya pun menuntut pembelajaran yang mengarah pada
model critical thingking yang tinggi, analitik- sintetik dan evaluatif, dengan demikian siswa dapat mengembangkan potensi
mereka.
Setelah melakukan pembelajaran dengan materi, metode yang diintegrasikan siswa akan menempuh ujian pada tahun kedua,
untuk memperoleh sertifikat internasional. Oleh karena itu untuk yang mengikuti ujian sertifikasi memang ada ketentuan yaitu
mereka yang direkomendasikan oleh guru pengajar. Hal ini memang menjadi syarat dari CIE dengan pertimbangan agar
mereka tidak gagal. Sesuai hasil wawancara dengan ketua program rintisan SBI, bahwa:
“Kami telah mengikuti ujian sertifikasi pada periode Mei- Juni yang lalu dengan mengambil level AS, namun demikian banyak
siswa yang sifatnya ingin mencoba sehingga dalam ujian periode tersebut hasilnya belum memuaskan. Dari 50 siswa SBI hanya 24
siswa yang ikut. Syllabus yang diambil adalah : a IGCSE untuk English as second language,diikuti 17 siswa dengan hasil 8 siswa
memperoleh nilai C dan 2 siswa memperoleh nilai B, b untuk Biology AS level, diikuti 7 siswa, satu siswa memperoleh nilai C
sedang yang lain belum berhasil, c untuk Fisika AS level, diikuti 4 siswa, 2 siswa memperoleh nilai B, d untuk Matematika AS
level diikuti 3 siswa, 1 siswa memperoleh nilai B, satu siswa memperoleh nilai C”.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Oleh karenanya pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi Pendidikan.
Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis
waktu. Lembaga pendidikan dituntut untuk terus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses penyelenggaraan
pendidikan. Sehingga perlu diterapkan strategi pencapaian kualitas pembelajaran yang dapat dilakukan oleh lembaga
pendidikan antara lain melalui perbaikan kurikulum, perbaikan metode pembelajaran, peningkatan sarana pembelajaran dan teknik
evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari sisi media belajar, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari seberapa efektif media belajar digunakan oleh guru untuk
meningkatkan intensitas belajar siswa. Dari sudut fasilitas belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa kontributif fasilitas fisik
terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman. Sedangkan dari aspek materi, kualitas dapat dilihat dari
kesesuainnya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasi siswa. Oleh karena itu kualitas pembelajaran secara operasional
dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan system
pembelajaran. Implementasi peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri
3 Madiun mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk inovasi adalah dengan mengembangkan kurikulum. Kurikulum
yang selama ini digunakan perlu disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan, sejalan
dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan, yaitu pengembngan kompetensi untuk memenuhi
kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang. Kompetensi
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu secara profesional. Dasar
pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah. 1 Kompetensi berkenaan dengan kemampuan
siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. 2 Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar siswa untuk menjadi kompeten.
3 Kompeten merupakan hasil belajar learning outcomes yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses
pembelajaran. 4 Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dalam suatu standar yang
dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
4.1.2. Isi Kurikulum Integrasi SMA Negeri 3 Madiun