SMA Negeri 3 Madiun sebagai implementasi kebijakan Depdiknas, 2 Memantau implementasi kurikulum integrasi tersebut dalam proses
pembelajaran, 3 Mengevaluasi kebijakan pemerintah tentang Rintisan SBI dan standart kriteria SBI.
2.1.5 Implementasi Kebijakan Pendidikan
Imron 1996: 64-65 me njelaskan dibuat, bahwa tolok ukur keberhasilan kebijakan pendidikan adalah pada implementasinya.
Rumusan kebijakan yang dibuat, bukan sekedar agar mandek sebagai rumusan, melainkan harus secara fungsional dilaksanakan. Sebaik
apapun rumusan kebijakan, jika sudah diimplementasikan akan lebih berguna, apapun dan berapapun gunanya.
Selanjutnya, Imron menegaskan bahwa melalui implementasi akan diketahui secara jelas apakah suatu rumusan alternative
pemecahan masalah tersebut betul-betul sesuai dengan masalahnya atau tidak. Melalui implementasi juga akan diketahui apakah setelah
diterapkannya alternative
pemecahan masalah
yang telah
dirumuskan, justru menimbulkan masalah baru atau tidak. Pendek kata, implementasi bisa menjadi tolok ukur tepat tidaknya, akurat
tidaknya, relevan tidaknya, dan realistis tidaknya suatu rumusan kebijakan.
Lebih lanjut, Cooper 2004:95 mengambil kesimpulan bahwa mengimplementasikan kebijakan dalam bidang pendidikan
merupakan suatu hal yang meski sulit tetapi juga menjadi tugas yang
teramat penting. Ditegaskan
bahwa isu
utama implementasi
kebijakan adalah menyelaraskan kebijakan yang tepat terhadap masalah yang sesuai. Seringkali, kegagalan kebijakan tidak terletak
pada ketidak
berhasilan implementasi,
akan tetapi
pada ketidaksesuaian
antara masalah
tertentu dengan
solusi yang
ditawarkan suatu kebijakan. Cooper menyusun sebuah kerangka konseptual analisis
kebijakan pendidikan ke dalam empat demensi yang terdiri dari : 1 demensi normatif, meliputi kepercayaan, nilai-nilai, dan ideology
yang menjadi panutan masyarakat untuk mencari peningkatan dan perubahan. Kebijakan merupakan ungkapa dari tujuan masyarakat
yang memiliki norma-norma tertentu. 2 demensi struktural, meliputi bidang-bidang pemerintahan, struktur kelembagaan, sistem-
sistem, dan proses yang mendukung kebijakan dalam bidang pendidikan, analisa peran dan efek pemerintah pusat, daerah, dan
struktur kelembagaan local yang kritis untuk membuat kebijakan pendidikan. 3 demensi konstituentif, meliputi teori jaringan, massa
pilihan, kelompok pemerhati, kelompok jender, dan pengambil keuntungan dari proses kebijakan. Hal-hal yang perlu ditekankan
dalam demensi ini meliputi siapa yang mempunyai akses untuk menggerakkan, bagaimana kelompok-kelompok tersebut merasakan
kebutuhan dan 4 demensi teknik., meliputi perencanaan bidang pendidikan, praktek, implementasi, dan evaluation.
Penguasaan teori sistem kebijakan sangat berguna untuk memahami pengembangan demensi ini. Karena kesulitan yang sering
terjadi adalah bagaimana cara menjelaskannya secara detail, bukan pada analisa kebijakannya yang telah selesai tanpa adanya percobaan
tentang akibat kebijakan tersebut dan konsekuensinya . Melengkapi
pendapat Cooper,
Danim 2005:25
menambahkan, jika dilihat dari tindakan dan fokusnya, penelitian kebijakan dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: 1
penelitian dasar analisis kebijakan, mengacu pada penelitian akademik tradisional yang secara umum dilaksanakan pada beberapa
departemenjurusan di universitas atau lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI dan LSM. Penelitian jenis ini bertujuan untuk
mengembangkan ilmu dan kelembagaan. 2 penelitian teknikal, merupakan penelitian yang distruktur atau diselenggarakan untuk
memecahkan masalah sosial yang sangat spesifik dan masalahnya dirumuskan secara khusus.Fokus utama penelitian teknikal adalah
masalah-masalah yang sangat bersifat teknik. 3 analisis kebijakan, merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji pembuatan
kebijakan. Analisis kebijakan ditampilkan secara tipikal dengan proses di mana kebijakan diadopsi sebagai efek dari peristiwa-
peristiwa politik. 4 penelitian kebijakan merupakan penelitian yang memusatkan pada dua hal yaitu berorientasi pada tindakan dan
concern pada masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental.
Atau dengan kata lain penelitian ini adalah gabungan antara penelitian dasar kebijakan dengan analisis kebijakan.
Berdasar uraian di atas, demensi kebijakan yang terkait dengan kebijakan kurikulum integrasi adalah demensi teknik, dimana
demensi tersebut mencakup perencanaan bidang pendidikan yang meliputi
teknik dan model penyusunan kurikulum integrasi,
implementasi dalam proses pembelajaran, dan evaluasi terhadap kesesuaian dengan standart SBI.
2.2. Kajian Kurikulum 2.2.1. Pengertian Kurikulum