Dari identifikasi konsep kebijakan di atas, konsep kebijakan yang
sesuai dengan penelitian ini adalah bahwa kebijakan adalah sejumlah keputusan yang diakumulasi dari suatu susunan pengaturan yang digunakan
untuk sejumlah aturan, pengawasan, promosi, pelayanan dan hal-hal yang mempengaruhi otoritas. Sejumlah aturan, pengawasan, pelayanan dari sistem
pembuatan kebijakan digunakan sebagai panduan untuk bertindak sebagai suatu strategi untuk memecahkan masalah yaitu peningkatan mutu
pendidikan. Oleh sebab itu aturan-aturan yang telah ditetapkan perlu diimplementasikan
untuk menilai
apakah kebijakan
tersebut dapat
merupakan suatu norma sebagai ciri yang konsisten dan keteraturan dalam sejumlah tindakan yang substantive.
2.1.2. Kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf nternasional
Program Rintisan SMA BI yang dikembangkan selalu memberikan jaminan kualitas kepada stakehorders. Keberhasilan penyerenggaraan pada
Rintisan SMA Bl dapat pula menjadi bahan rujukan bagi lembaga penyerenggara pendidikan lain untuk memberi jaminan kualitas. Jika
jaminan kualitas ini diimplementasikan secara luas, maka kualitas pendidikan secara nasional akan meningkat, sehingga pada akhirnya,
peningkatan kuantitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia secara nasional. Hal tersebut sangat penting
mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantanga yang bersifat nasional maupun global. Kesempatan dan tantangan
itu dapat diraih dan dijawab oleh SDM yang berkualitas.
Variasi kualitas penyelenggaraan pendidikan dapat teramati dari berbagai komponen, yaitu komponen masukan, proses, dan keluaran.
Komponen masukan
meliputi kurikulum,
tenaga pendidik
dan kependidikan, siswa, bahan ajar, alat bantu, teknologi, ketersediaan sarana
dan prasarana pendidikan, kondisi lingkungan fisik maupun psikis, manajemen sekolah, serta kendali mutu. Adapun komponen proses
meliputi pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Komponen keluaran berupa
hasil penilaian, hasil ujian nasionalinternasional, lulusan yang adaptif, kompetitif, dan terserap di pasar dunia kerja dan diterima di perguruan
tinggi favorit baik dalam regeri maupun luar negeri. Depdiknas, 2007 Agar kualitas pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan
yang diharapkan oleh masyarakat maka perlu ada suatu standar atau acuan, sehingga setiap sekolah secara bertahap dapat mencapai standar yang telah
ditentukan. Acuan tersebut harus bersifat nasional dan upaya pembinaan sekolah diarahkan untuk mencapai standar nasional. Apabila sekolah telah
mampu mencapai standar nasional, selanjutnya dapat dikembangkan untuk mencapai standar internasional. Dengan kata lain, standar nasional
pendidikan adalah target minimal yang harus dicapai dalam peningkatan mutu pendidikan.
Pengembangan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional SMA Bl di Indonesia menggunakan landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN 202003 Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa
Pemerintah danatau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang- kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. 2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
5. Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22tahun 2006 tentang Standar lsi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
8. Permendiknas Nomor 6 tahun 2OO7 sebagai penyempurnaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. 9. Rencana Strategis Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun
2005-2009. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 612007 tentang Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Sedangkan tujuan secara umum program rintisan SMA Bl, adalah: a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
b. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
c. Memberi layanan kepada siswa berpotensi untuk mencapai prestasi bertaraf nasional dan internasional.
d. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan dalam masyarakat global. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk menyiapkan lulusan SMA yang
memiliki kompetensi seperti yang tercantum di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan berciri
internasional sehingga lulusan menjadi: a. individu yang nasionalis dan berwawasan global
b. individu yang cinta damai dan toleran c. pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif
d. pemecah masalah yang efektif dan inovatif e. komunikator yang efektif
f. individu yang mampu bekerjasama g. pembelajar yang mandiri.
Untuk mempersiapkan lulusan dengan kriteria seperti tersebut di atas, sekolah perlu melakukan proses seleksi yang ketat terhadap calon siswa
program Rintisan SMA Bl. Penjelasan detail tentang mekanisme seleksi calon siswa program Rintisan SMA Bl, dimana sasaran program Rintisan
SMA Bl ini diperuntukkan bagi Sekolah Menengah Atas dengan kriteria minimal sebagai berikut:
1. Sekolah Menengah Atas SMA negeriswasta
2. Sekolah Katagori Mandiri SKM. 3. Telah melaksanakan kurikulum sesuai Permendiknas No. 22.23. dan 24
Tahun 2006. 4. Terakreditasi dengan kategori “A”.
5. Tersedia tenaga pengajar yang mampu mengajar dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi hard
sciencel untuk tahap pertama dan mata pelajaran lain dalam kelompok
soft science pada tahap berikutnya.
6. Tersedia sarana prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu.
7. Tersedia dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program rintisan SMA Bl.
Dalam pelaksanaan program Rintisan SMA Bl, seperti yang tercantum pada pada panduan penyelenggaraan rintisan SMA bertaraf internasional
meliputi sepuluh komponensebagai berikut: 1. Pengembangan Kurikulum KTSP
2. Penilaian 3. SaranaPrasarana Pendidikan
a. Pengembangan Sumber Belajar dan Perpustakaan b. Pengembangan Laboratorium Fisika, Biologi, dan Kimia
c. Pengembangan LaboratoriumBahasa d. Pengembangan Laboratorium Multimedia.
e. Pengembangan LaboratoriumKomputer. f . Pengembangan Laboratorium llmu pengetahuan Sosial
g. Pengembangan TRRC Teacher Resource Reference Centre h. Pengembangan sarana lainnya.
2.1.3. Analisis Kebijakan Pendidikan