pendefinisian produk dan fungsi produk. Selanjutnya perbedaan konsep rancangan dikembangkan, model ditampilkan, konsep dievaluasi dan rancangan terbaik
dipilih untuk pengembangan selanjutnya. Fase ini berakhir dengan penyetujuan konsep akhir dari produk.
Fase ketiga yaitu the design phase yang merupakan inti dari metodologi pengembangan pada concurrent engineering. Tahap ini memperhitungkan konsep
pada fase sebelumnya secara keseluruhan. Rancangan akan berpindah dari kualitatif ke kuantitatif dan iterasi diharapkan terjadi. Fase ini terdiri dari tujuh
langkah yaitu penjelasan spesifikasi teknik, perwujudan rancangan, model virtual, ulasan desain, prototipe, detail rancangan, dan verifikasi rancangan.
3.2. Concurrent Engineering Tools
3.2.1. QFD Quality Function Deployment
6
1. Menentukan suara customer.
Quality Function Deployment QFD adalah metode perencanaan dan pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan tersebut Wahyu,1999: 88 . Menurut Day, 1993, aplikasi QFD terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
2. Survei customer untuk mendapatkan tingkat kepentingan importance level
dan evalusi kompetisi competitive evaluations.
6
Rosnani Ginting, Perancangan Produk. Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 135.
Universitas Sumatera Utara
3. Membangun tabel customer.
4. Membangun tabel teknikal.
5. Menganalisa matriks, memilih item-item yang mendapatkan prioritas.
6. Membandingkan konsep desain yang diusulkan, dan memilih yg terbaik.
7. Membangun matriks part planning untuk persyaratan desain utama.
8. Membangun matriks process planning untuk persyaratan proses utama.
9. Membangun manufacturing planning chart.
Menurut Cohen dalam Widodo 2004, metode QFD memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu:
a. Matriks Perencanaan Produk House of Quality atau rumah pertama R1
menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical
assesment, dan target. b.
Matriks Perencanaan Desain Design Deployment atau rumah kedua R2 adalah matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi desain yang kritis
terhadap pengembangan produk. c.
Matriks Perencanaan Proses Process Planning atau rumah ketiga R3 merupakan matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi pengembangan
proses pembuatan suatu produk. d.
Matriks Perencanaan Produksi Production Planning atau rumah keempat R4 memaparkan tindakan yang perlu diambil di dalam perbaikan produksi
suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
Cohen dalam Benner et al. 2002, menggambarkan keempat tahap dalam analisis penyusunan matriks QFD dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Sumber :Yahia Zare 2010
Gambar 3.3. Model Empat Tahap QFD
Selain itu, HOQ juga berisi informasi-informasi penting lainnya seperti tingkat prioritas karakteristik, atribut-atribut data, serta standar minimal dari data.
Langkah-langkah untuk membuat HOQ adalah sebagai berikut: 1.
Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk. 2.
Menentukan tingkat kepentingan relatif atribut keinginan konsumen. 3.
Membandingkan atribut dengan produk pesaing. 4.
Membuat matriks karakteristik teknik. 5.
Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk. 6.
Mengidentifikasi hubungan antar karakteristik teknik.
Universitas Sumatera Utara
7. Menghitung tingkat tingkat kepentingan karakteristik teknik.
Sumber: Couhen, Lou. Quality Function Deployment, h.123
Gambar 3.4. Struktur House of Quality HOQ
7
7
Ronald G. Day. Quality Function Deployment: Linking A Company with Its Customers. Milwaukee: ASQC Cuality Press, 1993. Hal. 123
Matriks Perencanaan Desain Design Deployment atau rumah kedua R2 adalah matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi desain yang kritis
terhadap pengembangan produk. Penentuan part kritis dapat dilakukan oleh tim ahli perancangan. Perusahaan menggunakan istilah part kritis, karakteristik part,
karakteristik kunci produk, kriteria kritis dimana semua istilah mempunyai definisi yang sama sebagai karateristik dalam produksi yang paling berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen. Perusahaan dapat menentukan part kritis dari sudut pandang potensial kegagalan dengan menggunakan metode Failure Mode and
Effects Analysis FMEA atau Fault Tree Analysis FTA. Part kritis berada di bagian atas matriks dan karakteristik teknis dari HOQ berada di bagian kiri
Universitas Sumatera Utara
matriks. Matriks Perencanaan Desain Design Deployment lebih sederhana dibandingkan HOQ karena hanya terdiri dari “whats”, “hows”, “relationships”
dan “how much”. Contoh matriks Design Deploymnent dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Sumber: Wang, Applying QFD and DSM for Collaborative Machine Design, h. 60
Gambar 3.5. Struktur Matriks Design Deployment
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Failure Mode and Effects Analysis FMEA