V-29
2.5.2. Jam Kerja
Jam kerja yang ditetapkan oleh PT Ivana Mery Lestari Matras terdiri dari 1 shift dari hari Senin sampai Sabtu dengan rincian:
a. Jam Kerja I : 08.30 - 12.00 WIB b. Istirahat
: 12.00 – 13.00 WIB c. Jam Kerja II : 13.00 - 17.00 WIB
2.5.3. Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan untuk tenaga kerja lantai produksi dilakukan per hari kerja. Upah harian operator disesuakan dengan lama kerja dari upah rata-rata
sebesar Rp 40.000 hari. Penggajian untuk tenaga kerja lantai produksi dilakukan setiap hari Sabtu. Upah lembur tenaga kerja lantai produksi disesuaikan dengan
jam lembur.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan oleh PT Ivana Mery Lestari Matras dalam melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut:
1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi, dimana penggunaan bahan baku memiliki
persentase yang besar dibandingkan dengan penggunaan bahan lainnya. Bahan
Universitas Sumatera Utara
baku merupakan bahan yang terpenting dalam kegiatan proses produksi. Adapun bahan baku dalam pembuatan spring bed 3 feet yaitu:
a. Kawat Baja 2,4 mm
b. Kawat Baja 1,4 mm
c. Per M
d. Kawat list 4 mm
e. Benang jahit
f. Benang nylon
g. Kain Hard Pad
h. Busa daging atau busa lapis
i. Busa Quilting
j. Kain bermotif
k. Kain list
l. Kain blacu
m. Divan solid
n. Rangka sandaran
o. Lubang angin atau ventilator
p. Mur
q. Kaki divan
r. Aksesoris list
2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan
produk yang digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Bahan ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed antara lain:
a. Plastik
b. Isolatip
c. Label
d. Kartu garansi
e. Karton sudut
3. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi, tetapi komponennya tidak terlihat dalam
produk akhir. Bahan penolong biasanya berupa bahan kimia yang akan merubah sifat kimiawi daripada material maupun katalis yang digunakan
untuk mempercepat proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dala proses produksi pembuatan spring bed yaitu lateks. Lateks digunakan sebagai
perekat busa yang akan dijahit dengan kain bermotif pada penjahitan pola.
2.6.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi perakitan spring bed 3 feet di PT Ivana Mery Lestari Matras terbagi atas tiga bagian, yaitu proses pembuatan divan, proses pembuatan
matras spring bed dan proses pembuatan sandaran.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2.1.Proses Pembuatan Divan Spring Bed
Divan merupakan bagian rangka bawah dari spring bed. Spring bed 3 feet memiliki divan 2 in 1 yang terdiri dari divan bagian atas dan divan bagian bawah.
Uraian proses pembuatan divan spring bed 3 feet yaitu : 1.
Pemotongan kayu Kayu dipotong sesuai dengan ukuran yaitu untuk kayu pinggir 2 m x 1 m,
kayu penopang 0,15 m x 0,08 m, kayu dalam rangka 1 m x 0,15 m dan kayu tengah rangka 2 m x 0,1 m.
2. Perakitan rangka divan 2 in 1
Kayu yang telah dipotong kemudian dirakit menjadi rangka divan bagian atas dan rangka divan bagian bawah. Perakitan rangka divan menggunakan paku.
3. Pemasangan kain hard pad
Kain hard pad yang sudah dipotong berdasarkan pola dipasangkan pada divan dengan menggunakan Staples 3001 J.
4. Pemasangan kain blacu dan bor sakura
Pada bagian bawah divan dipasangkan kain blacu dengan menggunakan Staples 3001 J untuk menutupi tampak bagian bawah rangka divan. Langkah
terakhir yaitu pemasangan mur sakura pada keempat sudut sisi divan.
2.6.2.2.Proses Pembuatan Matras Spring Bed
Proses pembuatan matras spring bed terdiri atas 4 bagian yaitu pembuatan rangka per, pembuatan kain quilt, perakitan rangka per dengan kain
quilt, dan pembungkusan matras spring bed. Uraian masing-masing proses yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pembuatan rangka per
Tahapan dalam proses pembuatan rangka per yaitu : a.
Pembuatan per spring Kawat 2,4 mm dipasang ke mesin inject dan dibentuk menjadi per
bulat per spring dengan diameter per spring 8 cm dan tinggi 14,5 cm. b.
Perakitan per spring Per spring yang telah jadi dirakit menggunakan Mesin RAM dengan cara
melilitkan per spring dengan kawat 1,4 mm hingga berbentuk rakitan rangka per. Banyak per spring yang dipasang adalah matras bagian atas
11 x 28 buah dan matras bagian bawah 11 x 26 buah.
c. Perakitan kawat samping dan per M
Per spring yang telah dirakit menjadi bentuk rakitan rangka per kemudian diikat bagian pinggirnya dengan kawat 4 mm menggunakan gun CL-73
dengan jumlah kawat samping yang digunakan sebanyak 4 buah.
Setelah melakukan perakitan kawat samping pada bagian pinggir rakitan rangka per dilanjutkan dengan perakitan per M sebanyak 30 buah dimana
7 buah pada lebar per spring dan 8 buah pada panjang per spring dan per M sudut sebanyak 4 buah pada masing-masing sudutnya. Perakitan ini
menggunakan gun CL-73. Perakitan kawat samping, per M dan per sudut bertujuan untuk menguatkan konstruksi dan menambah kekuatan tekan
rakitan rangka per. 2.
Pembuatan kain quilt Tahapan dalam proses pembuatan kain quilt yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Penjahitan dan pembentukan pola kain quilt
Kain quilt dihasilkan dengan menyatukan kain bermotif dengan busa yang mempunyai ketebalan 3-8 cm dimana untuk memudahkan proses
penjahitan terlebih dahulu antara kain bermotif dan busa diberi lateks. Penjahitan kain bermotif dengan busa ini menggunakan mesin quilting.
Pembentukan pola pada kain quilt secara terkomputerisasi pada mesin quilting.
b. Pemotongan kain quilt
Proses selanjutnya yaitu proses pemotongan kain quilt secara manual dengan menggunakan gunting pada stasiun pemotongan kain.
c. Penjahitan kain tarikan dan label
Kain quilt pada spring bed terdiri atas 2 bagian yaitu pada bagian badan spring bed dan tabung spring bed. Pada bagian badan spring bed, kain
quilt dijahit dengan kain tarikan dengan lebar 15 cm pada setiap sisi kain untuk mempermudah pemsangan kain ke rangka per dengan
menggunakan mesin obras. Kain quilt pada bagian tabung spring bed dijahitkan label merk dengan menggunakan mesin label. Kedua jenis kain
ini dibawa ke stasiun penembakan matras. Sedangkan untuk kain quilt yang belum rapi akan dirapikan penjahitannya dengan menggunakan
mesin sisip.
3. Penembakan Matras
Adapun tahapan dalam proses penembakan matras yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Pemasangan rangka per ke divan
Rakitan rangka per dipasang ke divan dengan menggunakan gun HR-20.
b. Pemasangan kain hard pad
Rakitan rangka per dipasangkan kain hard pad pada bagian atas rangka dengan menembakkan klip untuk memperkuat pemasangan. Kain hard
pad ini digunakan sebagai peredam tekanan dari per agar tidak langsung
terkena ke busa sehingga busa tidak rusak dan lebih tahan lama.
c. Pemasangan busa dan kain quilt
Proses selanjutnya yaitu pemasangan busa daging yang sudah dipotong ke atas kain hard pad dengan menggunakan gun HR-22. Proses berikutnya
yaitu pemasangan kain quilt yang telah direkatkan dengan kain tarikan sebagai penahan. Proses yang sama dilakukan pada sisi bagian bawah dan
tabung samping. Kemudian spring bed dibawa ke proses penjahitan kain
list.
d. Pemasangan ventilator dan penjahitan kain list
Tahapan dalam proses pemasangan ventilator dan penjahitan kain list yaitu bagian kain tabung dipasangkan pada rakitan rangka per dan diberi
lubang sbanyak 2 buah pada masing-masing sisi kiri dan kanan secara manual dengan menggunakan pisau. Ventilator dipasang pada bagian
yang diberi lubang sebagai saluran pertukaran udara saat matras digunakan untuk menstabilkan tekanan udara yang terjadi di dalam
matras. Proses berikutnya yaitu penjahitan kain list dengan menggunakan mesin corner. Kain list digunakan sebagai penyambung antara bagian
Universitas Sumatera Utara
badan kain dengan bagian kain tabung. Kain list juga digunakan sebagai
aksesoris dari matras spring bed yang telah jadi.
4. Pembungkusan
Produk spring bed selanjutnya dibawa ke stasiun pembungkusan untuk diberikan karton sudut label kertas pada keempat sudut-sudut matras spring
bed dan dimasukkan kartu garansi ke dalamnya. Spring bed yang telah jadi dibungkus dengan menggunakan plastik dan direkatkan dengan isolatip
secara manual.
2.6.2.3.Proses Pembuatan Sandaran Spring Bed
Uraian proses pembuatan sandaran spring bed yaitu : 1. Pengeleman dan pemotongan pola busa
Busa ditempelkan dengan lem dan dipotong mengikuti pola rangka sandaran
secara manual menggunakan pisau.
2. Pemasangan busa pada rangka sandaran Busa yang telah dipotong sesuai pola rangka sandaran kemudian dipasangkan
pada rangka sandaran dengan menggunakan staples 3001 J.
3. Pemasangan kain dan aksesoris list Proses selanjutnya pemasangan kain bermotif pada rangka sandaran yang
telah diberi busa daging dengan menggunakan staples 3001 J. Pada bagian pinggir sambungan kain dipasang aksesoris list dengan menggunakan tali kur.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembungkusan Proses terakhir yang dilakukan pada pembuatan sandaran spring bed yaitu
pemasangan kain blacu pada bagian belakang sandaran dengan menggunakan staples 3001 J serta pemasangan mur pada sandaran sebanyak 4 buah.
Sandaran spring bed kemudian dibungkus dengan menggunakan plastik dan
direkatkan dengan isolatip secara manual.
2.7. Mesin dan Peralatan