commit to user 14
pengaruh besar pada perilaku anggota-anggotanya karena tingkat kebersamaan shareness dan intensitas menciptakan suatu iklim internal
kendali yang tinggi atas perilaku. Budaya yang kuat dapat bertindak sebagai suatu pengganti untuk formula karena kemampuannya untuk
meningkatkan konsistensi perilaku. Dari definisi budaya organisasi atau perusahaan menurut Schein
2004 bisa dilihat bahwa, perumusan budaya suatu perusahaan didasarkan pada pengalaman perusahaan tersebut dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya, yang kemudian biasanya menjadi gambaran ideal bagaimana perusahaan menghadapi masalah pada waktu
yang akan datang. Karena masalah yang dihadapi oleh satu perusahaan dan perusahaan lain berbeda, serta berbeda pula gambaran atau
pandangan ideal dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, maka perumusan budaya antar perusahaan pun berbeda pula.
b. Tipologi Budaya Organisasi
Karena masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan dan perusahaan lain berbeda pula gambaran atau pandangan ideal dari suatu
perusahaan dengan perusahaan lain, maka perumusan budaya antar perusahaan pun berbeda pula. Mcneese dan Smith 1996, memberikan
beberapa dimensi independen budaya organisasi yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menggambarkan budaya organisasi.
commit to user 15
Dimensi-dimensi itu antara lain: 1 Budaya berinteraksi pekerjaan adalah lawan budaya berorientasi
karyawan Job-oriented versus employee-oriented cultures Budaya berorientasi pekerjaan memikul tanggung jawab
terbatas pada kinerja karyawan saja. Sedangkan budaya berorientasi karyawan memiliki tanggung jawab yang luas atas kesejahteraan
anggota mereka. 2 Budaya profesional lawan parochial Profesional versus parochial
cultures Pada
budaya profesional
biasanya anggota
yang berlatarbelakang pendidikan diidentifikasikan terutama dengan profesi
mereka. Pada budaya parochial anggota organisasi diidentifikasikan menurut organisasi tempat mereka kerja.
3 Budaya sistem terbuka lawan sistem tertutup Open System versus closed system cultures
Dimensi ini mengacu pada gaya umum komunikasi internal dan eksternal serta kemudahan diterimanya pihak luar atau pendatang
baru lebih mudah diterima. Pada budaya sistem tertutup, komunikasi lebih tertutup dan pihak luar atau pendatang baru lebih sukar diterima.
4 Budaya kontrol lawan longgar Tightly versus lossely controlled cultured
Dimensi ini mengacu pada derajat formalitas dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada budaya kontrol ketat, derajat
formalitas dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih tinggi.
commit to user 16
Pada budaya kontrol longgar, derajat formalitas lebih rendah dan ketepatan waktu pelaksanaan lebih longgar.
5 Budaya pragmatis lawan normatif Pragmatic versus normative cultures
Dimensi ini menggambarkan fleksibilitas atau kekakuan cara mencapai kesuksesan dalam kaitannya dengan lingkungan,
khususnya pelanggan. Pada budaya, pragmatis cara yang digunakan adalah fleksibel, sedangkan pada budaya normatif cara yang
digunakan lebih kaku. Pengelolaan budaya perusahaan diarahkan kepada kemampuan
budaya untuk mendorong meningkatnya kinerja perusahaan melalui peningkatan kinerja karyawannya. Hal ini berkaitan dengan fungsi budaya
perusahaan sebagai sarana menentukan prioritas atau menentukan the way things are done arround here, menciptakan komitmen bersama, serta
memandu sikap dan perilaku para karyawan Robbins, 2003. Budaya organisasi berdasarkan tingkat formalisasi dan sentralisasi
dikembangkan oleh Schein 2004 mengelompokkan budaya organisasi menjadi empat jenis:
1 Formalisasi Tinggi, sentralisasi tinggi Budaya tipe ini adalah budaya birokrasi dimana semua pekerjaan
sudah diatur secara sistematis melalui berbagai cara prosedur. Sehingga porsi pekerjaan seseorang telah ditetapkan serta bersifat
rutin.
commit to user 17
2 Formalisasi rendah, sentralisasi tinggi Dalam organisasi demikian, tidak terdapat banyak peraturan atau
prosedur. Kekuasaan tertinggi berada di tangan satu orang di pusat. 3 Formalisasi tinggi, Sentralisasi rendah
Budaya ini terdapat pada kelompok-kelompok kerja antardisipliner yang diorganisir berdasarkan suatu tugas atau proyek. Cara kerja
masing-masing elemen ini sangat Independen tetapi mereka terikat oleh berbagai prosedur yang ketat.
4 Formalisasi rendah, sentralisasi rendah. Ini adalah tipe budaya yang sangat decentralized dan informal. Para
anggotanya mempunyai tujuan atau kepentingan yang sama-tetapi masih menikmati kebebasan individu yang tinggi.
Schein 2004 menjelaskan bahwa, yang diukur dalam pengukuran budaya organisasi adalah intensitas atau kekuatan budaya organisasi dari
suatu organisasi itu sendiri dengan menggambarkan nilai dan norma organisasi yang terikat dengan 1 Penyelesaian tugas kerja, 2 hubungan
interpersonal, 3 tingkah laku individu. Dari ketiga komponen tersebut oleh Schein dijabarkan sebagai berikut:
1 Penyelesaian tugas, meliputi: a Asas
tujuan, yaitu asas
yang mempunyai nilai
yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan seberapa
jauh nilai karyawan untuk memahami tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
commit to user 18
b Asas konsensus, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan seberapa
jauh memberikan kesempatan kepada karyawan untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan
c Asas empirik, yaitu asa yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan sejauhmana
mau menggunakan bukti-bukti empirik dalam pengambilan keputusan.
d Asas integritas, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan sejauh mana
bekerja dengan sungguh-sungguh dalam mencapai suatu tujuan. 2 Hubungan Interpersonal, mencakup :
a Asas kesatuan, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan sikap
organisasi tentang keadilan dan pemihakan terhadap karyawan dan kelompok.
b Asas Keakraban, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan pada kondisi
pergaulan sosial antar karyawan. 3 Tingkah laku individu, mencakup :
a Asas keunggulan, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan seberapa
besar kemampuan organisasi menumbuhkan sikap untuk selalu
commit to user 19
menjadi yang terbaik dan berprestasi lebih baik dari yang sudah dilakukan.
b Asas prestasi, yaitu asas yang mempunyai nilai yang menggambarkan bahwa organisasi yang menekankan sikap
perusahaan terhadap karyawannya.
3. Organisasi Pembelajar